Cinta Kita 20

19.6K 958 6
                                    


Sudah jam 7.. Aku mendengus sebal saat ali tak kunjung datang..

Kembali ku berjalan mendekat pada cermin besar dalam kamarku.. Dress pink berbahan sipon dan rambut yang aku curly dan sedikit diangkat.. Aku tersenyum melihat riasan di wajahku..
Sebegitu mempersiapkannya aku malam ini?? Entahlah.. Aku hanya ingin terlihat lebih cantik malam ini..

Kembali ku edarkan pandanganku pada jendela yang mempunyai kaca besar.. Aku berjalan ke arahnya dan melihat ke bawah.. Tak ada tanda2 ke datangan ali..
Aku menghembuskan nafas ku kasar.. Lalu menoleh pada hp yang sedari tadi sudah di genggam.. Sudah beberapa pesan yang ku kirim. Tapi tak ada jawaban dari ali..

Kenapa firasatku buruk???

Ahh.. Aku segera menggelengkan kepalaku.. Ali sangat hati2 orangnya.. Dia pasty mengemudi mobil dengan baik.. Duuh enyahlah pikiran buruk..
Kembali melirik jendela.. Halaman rumahku masih kosong aku berbalik melangkah.. Baru satu langkah.. Suara tlakson membuatku kembali menoleh ke bawah..

Senyumanku mengembang saat melihat sebuah mobil hitam terparkir di halaman rumahku, dan senyuman itu semakin melebar saat sosok yang sangat aku rindukan kini keluar dari mobil itu dengan jas yang ..emm..tak terlalu formal karna di dalam jas itu iia mrnggunakan kaos hitam..

Aku tersadar saat ali sudah tak terlihat.. Iia sudah masuk dan segera aku melangkah keluar kamar setelah menyambar tas kecilku..

__""__

"Hufft..daddy bawel" gumamku saat baru saja memasuki mobil ali..

Setelah mendengarkan serentetan nasehat daddy yang membuatku kesal.. Hello!!! Pliss deh bahkan aku sudah tunangan ali.. Tapi daddy masih mengancam yang tidak2 pada ali jika dia membawaku sampai larut terlebih dalam keadaan ku yang tidak baik..

Eghh... Katanya daddy sangat percaya pada ali?? Mana buktinya?? Daddy tetap saja over..

"Jangan cemberut" ucap ali.. Aku baru tersadar.. Iia kini mengusap lenganku lembut..iia tersenyum menatapnya..
Aah.. Aku sangat merindukan lelaki ini tuhan..

Aku membalas senyumannya dan menggenggam tangannya yang tadi mengusapku.. Kulihat jari yang masih menggunakan cincin yang sama denganku.. Yah!! Cincin tunangan yang bahkan tersemat saat kami baru saja berbincang sekali.. Meskipun bukan pertemuan pertama..

"Knpa?" tanyanya..

"Kamu kmna saja?? Knapa tadi kerumah tidak memberitahu?? Apa kamu tidak kangen padaku?" tanyaku sembari memainkan jari2 ali yang lebih besar dari pada jari2ku..

"Kagen... Makannya aku sekarang ngajak kamu pergi"ucapnya.. Aku menatapnya saat iia melepaskan tangan yang sedang aku mainkan..

" kemana?"

"Ra-ha-sia"ucapnya
Menyebalkan bukan??

" hmm.. Kamu mah.. Udah bikin orang kangen.. Malah sekarang bikin penasaran..jahat"ucapku membenarkan dudukku kesal

"Apa?? Ada yang kangen??" ucapnya girang
Aduuh prilly!!! Mulutnya jujur banget..

"Nggak.. Udah ayoo" ucapku..

Belum terdengar suara mesin mobil.. Aku mengerutkan keningku saat ali malah menarik daguku agar menatapnya..

"Maaf aku kemarin2 jarang nemuin kamu.. Soalnya kerjaan lagi banyak dan papah kontrol kesahatannya lebih sering.. Kan mau nemuin besan tadi.. Jadi harus cepet sembuh" ucap ali yang berhasil membuatku memerah saat mengingat ali dan papahnya tadi kerumahku untuk melamar..

Ish ali!!!

"Jadi om leo udah sembuh?"

"Udah.. Tinggal pemulihan koq.. Udah sehat tapi belum kembali kerja" ucap ali.. Kemudian tangannya menjulur mendekat pada kepalaku.. Mengusap rambutku pelan "udah ah jangan bete2an.. Sekarang kita pergi" ucap ali..

CINTA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang