cinta kita 18

17.1K 991 1
                                    

"Opa mau tanya.. Apa kamu sudah yakin sama ali?" tanya christ, opa ali.

Prilly sedikit kaget, jantung nya semakin berdebar kencang.. Iia melirik ali yang ternyata sedari tadi sudah menatapnya..

Kemudian mengangguk perlahan.. Entah lah.. Hanya dengan tatapannya membuat prilly sangat yakin..

Namun bagaimana perasaannya terhadap brian??apa sama sekali sudah hilang dan dia sudah yakin pada ali.. Entah lah.. Yang jelas dengan menatap mata ali iia sangat merasa nyaman..

"Opa tau kamu di jodohkan oleh bram makannya kamu mau sama ali. Apa kamu yakin?"

Sekali lagi prilly menoleh pada ali.. Kini ali tengah tersenyum. Tentu semakin membuat prilly percaya dan yakin..

"Memang awalnya prilly nolak opa. Tapi setelah ketemu ali.. Prilly percaya koq" ucap prilly menepuk tangan ali yang berada si atas pahanya kemudian menggenggamnya..
Christ tersenyum, begitu pun ratna yang sedari tadi hanya diam..

"Baiklah.. Kalau begitu opa akan bicarakan hubungan kalian lebih lanjut dengan orang tua kalian" ucap christ,opa ali.
Ali dan prrilly saling berpandangan kemudian menatap opanya..

"Sudah lah tak usah di pikirkan. Bukankah tak baik jika ditunda2" ucap opa "kalian bukannya akan pergi. Sanah. Nanti keburu sore" lanjut christ..


__""__



Hamparan bukit luas dengan rumput pendek yang rapih. Bunga2 liar namun indah terlihat bahkan sebuah danau kecil menghiasi bukit di tengahnya.. Apa kalian pernah lihat kartun teletubies yang mempunyai hamparan bukit yang berundak2, seperti itu lah yang prilly dan ali lihat sekarang.. Sungguh indah pemandangan pedesaan ini..

"Aliii... It's amazing" ucap prilly terkagum2.. Iia menatap lurus ke hamparan rumput yang luas ini, sedikit berlari, iia menghampiri bunga dan memetiknya..ali yang melihatnya tersenyum senang.. Ali memilih melangkah ke dekat pohon besar yang di bawahnya terdapat kursi kayu..

"Hmm.. Wangi" ucap prilly mencium bunga yang berwarna kuning itu, iia menoleh ali yang sudah duduk kemudian menghampirinya..

"Bagus" ucap prilly lirih sambil tersenyum.. Ali menatap prilly lekat, seolah gadis di hadapannya ini tak bisa mengalihkan pandangannya.. Bahkan alam yang indah ini sekalipun..

"Senang?" tanya ali sambil terus menatap prilly. Prilly mengangguk manja..

"Kenapa kau selalu bertanya apa aku senang atau tidak sih. Apa kau tak lihat aku sangat terlihat senang" ucap prilly kemudian duduk di samping ali. Membuat ali mengikuti prilly dengan pnlandangannya.

"Aku hanya takut kau tak senang, cuma memastikan" ucap ali

"Apa kau tau. Selagi bersamamu aku selalu senang li" batin prilly. Namun iia menundukkan kepalnya menatap kaki yang iia goyang2kan. Prilly teringat pada sahabat ali, yah!! Maudy. Entah lah.. Iia tiba2 saja teringat kembali,

"Kenapa?" tanya ali
Prilly mendongak kemudian menatap ali,, sebuah gelengan prilly membuat ali mengernyitkan keningnya heran..

"Kenapa aku tak melihat kau tak apa2" ucap ali

"Ah.. Emang aku knpa. Aku tak apa2 koq" ucap prilly

"Sayang. Jangan bohong, apa karna ucapan opa tadi. Kamu belum siap?" tanya ali

Prilly kembali menunduk "bukan itu li, meskipun dengan hal itu aku juga belum siap, aku masih ingin memastikan perasaannya pada brian, aku takut menyakitimu" batin prilly

"Ok kalau nggak siap tak usah di paksa, kita masih punya waktu yang banyak koq" ucap ali karna prilly tak ada menjawab.

"Bukan itu" ucap prilly lirih. Iia masih menundukkan kakinya, menatap kakinya, seolah kaki itu sangat menarik untuk di pandangi.

"Lantas??"

"Apa kamu... Sedekat itu.. Dengan.....maudy?" ucap prilly lirih.
Ali mengernyitkan keniingnya.. Iia merasa heran karna prilly tiba2 bertanya soal maudy,

Merasa tak di respon, prilly mendongakkan wajahnya menatap ali.

"Kenapa bertanya seperti itu?" ucap ali

"Aku hanya ingin tahu, kau sangat akrab" ucap prilly , bibirnya mengerucut tanda tak suka..

Seketika ali menahan tawanya.. "Apa gadisku ini cemburu?" batinnya..
Prilly menatap horor pada ali.. Iia kesal karna ali malah tertawa.. "Knpa ketawa?"

"Haha.. Nggk. Kamu lucu aja kalau cemburu" ucap ali

Blushh

Pipi prilly memerah "aku cemburu??" batin prilly malu. Apa iia dia cemburu, tapu jujur ia tak suka dengan kedekatan ali dan maudy. Meskipun prilly tahu maudy sangat baik.

"Aku tak cemburu" sangkal prilly

"Masa?"

"He'm, aku cuma bertanya"

"Apa iya?"

"Iya aliiii"

"Aku tak percaya"

"Iiiikh aliiiii" geram prilly, iia kesal karna ali malah menggodanya, padahal iia sedang bertanya

Ali segera menahan tawanya kemudian menangkup wajah prilly agar menatapnya..

"Dengerin.. Aku tuh sama dia udah deket banget,, dari awal masuk kampus bisnis aku, tapi yakin lah aku tak ada hubungan apa2 dengannya, hanya sahabat, aku hanya mencintai 1 orang. Dan itu kamu" ucap ali. Penuturannya membuat prilly tersenyum, iia lega karna tak ada sedikit pun kebohongan di mata ali.

"Percaya?" tanya ali
Prilly mengangguk..kini iia tersenyum maly karna sempat cemburu dan berpikiran aneh2..

Tingkah prilly membuat ali gemas dan mencubit hidung prilly dengan keras..
Prilly yang mengaduh kesakitan malah membuat ali tertawa..

Iia merengkuh tubuh gadisnya kedalam pelukannya.. Namun belum beberapa detik.. Suara hp membuat ali harus melepasnya..

Sedikit kesal dan merasa kehilangan prilly pun harus rela ali melepaskan pelukannya..

Ali melihat hpnya. Dan langsung memencet tombol hijau setelah sebelumnya mengusap kepala prilly singkat..

"Hallo"

"Aliiiiiiii" pekik suara di ujung telpon

"Maudy.. Biasa aja donk" ucap ali kesal karna suara teriakan maudy..

Prilly yang mendengar kata maudy langaung mengerutkan keningnya.. Baru saja rasa cemburunya reda. Entah mengapa melihat iia telpon membuat prilly kembali terbakar cemburu.. "Ah.. Kau berlebihan prilly" sungut prilly pada dirinya sendiri.. Namun hatinya malah membuatnya semakin terbakar cemburu..

"Kenapa kau ke bukit trassa tak bilang2 ha?" ucap maudy

"Kenapa harus bilang.. Emang kamu tahu dari mana"

"Aku sekarang di rumah opamu, dan katanya kau sedang ke bukit trassa.. Kau jahat mentang2 ada prilly, pokoknya sekarang aku kesana" sungut maudy

"Yeah okeh. Kemarilah"

"5 menit lagi" ucap maudy kemudian menutup telpon..

Ali menghembuskan nafasnya kasar.. Iia memang tak pernah bisa menolak maudy.. Padahal iia jelas2 ingin berduaan dengan prilly..

Iia kini menoleh pada prilly yang audah manyun.. Ali tersenyum kemudian tangannya terangkat hendak mencubit pipi prilly namun prilly bergerak dan mrmbelakangi ali..

"Okeh sahabat" ucap prilly kesal.. Iia tahu maudy sahabat ali. Tapi apa iia tak tahu kalau prilly sedang ingin berdua..

Ali tersenyum karna tingkah prilly kemudian memeluk prilly dari belakang
"Aissh.. Kau yang sedang cemburu sangat menggemaskan" ucap ali memeluk erat prilly kemudian menyusupkan kepalanya diantara leher prilly..
Prilly hanya mendengus sebal.. Namun tak ada penolakan pada pelukan ali..



Wihiyyyy..
Cembuluu..
Vote yaa :)

CINTA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang