||𝐀𝐭𝐭𝐞𝐧𝐭𝐢𝐨𝐧 ⚠️
Cerita ini penuh dengan adegan disturbing, gore, brutal action, dan isu mental illness.🔞
Tidak semua pembaca akan nyaman dengan isi cerita ini. Baca dengan hati-hati dan kesadaran. 🙏🏻;)
┈┈┈┈․° ☣ °․┈┈┈┈
Pernahkah kamu mend...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🚫𝐀𝐓𝐓𝐄𝐍𝐓𝐈𝐎𝐍 ⚠️ Cerita ini penuh dengan adegan disturbing, gore, brutal action, dan isu mental illness.🔞 Tidak semua pembaca akan nyaman dengan isi cerita ini. Baca dengan hati-hati dan kesadaran.
🥀🥀🥀
"Tutup matamu, Loan! Pliss..." titah Vivian dengan nada lirih yang begitu serak.
Yang disebut namanya telah berusaha memalingkan wajah dan menutup mata, namun para pria di sampingnya memaksanya untuk melihat Vivian yang berada di hadapan mereka. Loan menahan sesak saat menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri. Ia mengumpat dalam hati kepada seseorang yang telah tega menghancurkan kehidupan Vivian.
"Loan, plis... a-aku tidak mau... kau melihatku... begini..."
Loan menggertakkan giginya. Dengan napas memburu, ia mengguncangkan kedua tangannya agar terbebas dari genggaman para pria itu. Segera, ia mengesot mendekati pria kejam di hadapannya.
"Hentikan, Dax... kumohon..." lirih Loan sambil menyentuh kaki Dax. Kepalanya tertunduk, menahan tangis yang perlahan pecah, meskipun sebenarnya ia sudah hampir tidak mampu menahan diri untuk berteriak.
Dax melotot tajam. "Berani anda menyuruh saya, hah? Jangan sentuh kakiku, manusia miskin!"
BUUGHH!
Manusia tak berakal itu dengan entengnya menendang wajah Loan agar menjauh dari kakinya. Darah dari wajah Loan tersebut berserak yang membuat Vivian terkejut sekaligus berteriak tak tega.
"LOAAAAAAAANN!!!!"
"DIAM! Jangan sebut nama pria itu lagi!"
"Ayah... cukup..." Vivian meringis kesakitan.
Dax tak peduli, ia tetap menjalankan aksi nya sambil menyuruh para anak buahnya untuk mengambil sesuatu dari gudang. Yang diambil tentu membuat Vivian berontak kaget bukan kepalang.
"JANGAN! JANGAN SAKITI LOANNN!" Vivian kembali berteriak menyebutkan nama yang dibenci Dax.
"JANGAN SEBUT NAMA DIAAAA! Kalian cepat mutilasi di-"
"CUKUP AYAHHHH!!! CUK-CUKUP AKU SAJA, JANGAN DIA... pliss Ayah... KUMOHONNNN!!!!"