Confrontation

30 9 0
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka. Penulis hanya meminjam nama, foto dan lokasi.
*

**

Menghabiskan waktu berendam di bathtub sambil menikmati segelas wine, menjadi surga bagi Eunji di sore menjelang malam hari itu. Untuk pertama kalinya sejak bekerja dengan HD Corporation, mungkin itulah kali pertama baginya untuk benar-benar merasa rileks.

Hanya mengenakan tank top dan celana dalam, Eunji langsung melompat ke tempat tidur setelah menyelesaikan aktivitas di kamar mandi. Ia bahkan enggan mengeringkan rambut, karena berpikir surainya akan kering dengan sendirinya pada keesokan hari.

Membayangkan esok hari akan menjadi hari yang 'menyenangkan' karena ia bisa berhadapan face to face dengan salah satu musuh terkuatnya, membuat Eunji merasakan sebuah excitement yang mungkin tidak dapat dirasakan oleh orang-orang normal lainnya.

'Aku selalu merasa tertantang tiap bertemu orang dengan jiwa tempur tinggi seperti Min Yoongi,' gumamnya seraya menyunggingkan senyum percaya diri.

Tak sabar menunggu hari esok, Eunji pun sudah membaringkan tubuhnya di atas ranjang empuk dan membungkusnya dengan selimut tebal. Ia sudah akan menutup kedua matanya, kalau saja dering handphone membatalkan niat mulianya.

Eunji mendengkus kesal karena di jam seperti sekarang- yang seharusnya sudah lewat dari waktu kerjanya- ia harus tetap harus menerima panggilan ataupun membalas pesan yang masuk, yang tak lain tak bukan dikirim oleh sang CEO.

Begitu Eunji membuka kunci layar dan membaca isi pesan dari Jin, sepersekian detik kemudian maniknya melebar. "Apa maksudnya ini?!" Pekiknya sebelum tanpa pikir panjang melompat dari tempat tidurnya yang nyaman dan berlari menuju kamar mandi.

Eunji mengenakan pakaian apapun yang tergantung di balik pintu, sebelum ia bersiap melupakan waktu istirahatnya yang berharga.

***

Jin melirik jam digital yang berkedip di atas meja kerjanya, dan menemukan waktu sudah hampir mencapai pukul delapan malam.

Walaupun hari itu pekerjaannya tidak banyak, bahkan nyaris nihil, ia tetap bertahan di dalam ruangan kantor. Selain karena hari itu ia datang kesorean, ada beberapa hal yang Jin harus pantau dan selesaikan- juga ia pikirkan.

Begitu satu per satu dirasa beres, Jin mematikan layar laptopnya, namun setelahnya, ia masih bergeming di tempatnya.

Seakan bisa memprediksi bahwa akan ada yang datang menemuinya, Jin duduk menunggu dengan sabar sambil bertopang dagu.

Benar saja, kurang dari lima menit, ia mendengar seseorang membuka pintu kayu kokoh yang menjadi pembatas ruangannya dengan dunia luar. Tak lama kemudian, nampak sosok seorang wanita dengan rambut setengah basah yang terurai, memasuki ruangan dengan wajah tak bersahabat.

"Apa maksud semua ini, Kim Seok Jin?" Dari caranya menyapa, Jin tahu kalau sang tamu sedang murka kepadanya.

Alih-alih membalasnya dengan gertakan serupa, Jin menyunggingkan senyum tipis dan berbicara setenang mungkin. "Aku berubah pikiran dan akan membiarkan tim keamanan khusus yang mendampingiku besok untuk bertemu Tuan Yakushima."

"Tapi, kenapa? Kau mau membiarkan mereka mati sia-sia di tangan Min Yoongi, bodyguard gila itu??" Eunji memukul meja sang bos saking diliputi emosi. "Kau egois, Kim Seok Jin."

Jin menghela nafas panjang, sebelum dirinya berdiri dan mendekati sang bodyguard yang hari itu nampak jauh lebih pendek darinya karena Eunji mengenakan sneakers, bukan heels sebagaimana yang selalu ia kenakan di jam kerja.

JIN's BodyguardWhere stories live. Discover now