AM 7. Kebenaran dan obsesi

Mulai dari awal
                                    

"Elvaro!" teriak Vander kepada anak ketiganya itu. Rahang Vander mengeras serta matanya menatap tajam Elvaro pertanda bahwa Vander sangat marah, begitupun dengan Veer.

Mendengar teriakkan ayahnya itu membuat Elvaro merasa sedikit takut "Oke fine. Kita semua yang keluar," ucap Elvaro final.

"Aku mau nemenin mama Var, ini semua juga salahku karena buat mama kayak gini." timpal Alvero. "Aku juga bang," sahut Michelle memohon.

"Semuanya keluar. Jangan ganggu mama!" tekannya sembari menatap tajam kembarannya.

Sebelum Elvaro keluar ia menyempatkan diri untuk mencium kening ibunya. "Cepat sembuh Mah. Varo kangen lihat senyuman mama," gumamnya yang masih bisa didengar yang lain.

Elvaro pun beranjak keluar dan diikuti oleh sahabatnya serta bi sum dan dokter Zeva. Sedangkan keluarganya merasa enggan untuk keluar, tapi karena tidak ingin mengganggu mereka pun terpaksa ikut keluar dari kamar Melody.

🌻🌻🌻

Mereka kini telah duduk di sofa yang telah tersedia di ruang keluarga tersebut. Sedangkan bi sum disuruh kembali ke kamarnya. Tidak ada yang bersuara sebelum akhirnya Elvaro membuka pembicaraan.

"Jelaskan apa yang ingin kau beritahu, nona Zeva!" ucapan dengan nada perintah itu diucapkan oleh Elvaro yang ditunjukkan kepada Zeva.

"Baik tuan muda." Zeva pun beranjak dari duduknya untuk berdiri. "Saya mendapat sedikit informasi tentang malam itu dari tuan Austin, tuan muda." ucap Zeva yang membuat yang lain penasaran begitupun Elvaro. Elvaro menaikkan satu alisnya seolah bertanya.

"Informasi yang didapat oleh tuan Austin adalah alasan orang itu memberi obat penghilang ingatan karena disuruh oleh tuannya agar nona Melody melupakan orang-orang terdekatnya." jeda Zeva mengambil napas.

Pernyataan itu membuat Elvaro dan keluarganya merasa marah. Siapa yang ingin membuat Melody meluapakan mereka?

"Dengan begitu, tuannya akan mudah membawa pergi nona Melody bersamanya. Tapi semua itu tidak berjalan dengan lancar, sebab tuan Moris dan tuan muda Mattheo menggagalkan rencana tuannya itu." ucap Zeva menjelaskan.

"Mattheo?" batin Arthur, Felix dan Arion merasa bingung. Tetapi mereka memilih diam, mungkin setelah ini mereka akan meminta penjelasan dari Mattheo dan juga Elvaro.

"Membawa pergi mama? Kenapa?" tanya Alvero yang penasaran, begitupun dengan yang lain.

"Sebelum orang itu mati karena meminum racun, dia sempat berbicara jika tuannya itu mencintai nona Melody bahkan terobsesi ingin memiliki nona Melody walaupun dengan cara kotor sekalipun, tuan muda." jelas Zeva.

Elvaro dan Vander mengepalkan tangannya begitupun Veer dan Alvero. Sedangkan Michelle hanya bisa terdiam.

"Tidak akan ada orang yang bisa menjauhkan mama dariku. Karena mama hanya milikku." batin Elvaro tersirat obsesi. Bukan karena Elvaro mencintai ibunya, tetapi karena Elvaro telah jatuh akan kasih sayang yang diberikan ibunya itu.

"She is mine. Siapapun yang merencanakan itu, saya bersumpah akan mengahabisinya." batin Vander dengan mata yang berkilat obsesi, bahkan lebih bahaya dari obsesi Elvaro kepada Melody.

Aura mencekam menguar menjadi satu di ruang tamu mansion Halbert itu.

"Apakah kalian sudah tahu siapa yang melakukannya?" tanya Veer datar dengan aura yang mencekam.

"Bukankah tuan Vander yang terhomat tahu siapa yang dimaksud?" bukan Zeva yang menjawab, tetapi Mattheo dengan duduk santai sembari menatap Vander dengan smirk dibibirnya.

Transmigrasi 'Antagonis Mother'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang