8 - He Wants to Sleep With Me

Start from the beginning
                                    

"Dia itu kekasihmu."

Bibir Taecyeon hampir terkatup rapat saat mengatakan fakta yang paling dibencinya. Susah payah dia menepis semua kemarahan bodoh yang hanya akan membuatnya terlihat menyedihkan. "Bukan hal yang aneh dia mau tidur denganmu...Juga menuntut ciuman darimu..." tambah Taecyeon dengan suara kasar sambil berusaha tersenyum tipis tanpa menyadari Junsu sedang mengulum seringainya.

"Ya, tidak aneh." Setujunya acuh seraya maju selangkah, menghilangkan jarak diantara mereka hingga sekarang dia bahkan bisa merasakan hangatnya nafas Taecyeon di pipinya, "Tapi aku tidak mau tidur dengannya! Dia tidak akan bisa memaksaku!" Setelah bicara dengan Kyuhyun beberapa hari yang lalu, Junsu mulai berpikir dan sepertinya dia tahu apa yang bisa membuat situasi kacau ini berubah sesuai keinginannya.

"Yang kurasakan padanya 6 bulan yang lalu dan sekarang, masih sama! Aku mau kami putus!"

Mata gelap Taecyeon mengerjap cepat. Jadi apa yang diungkapkan Junsu 6 bulan yang lalu bukan emosi sesaat? Semua serius? Apa sekarang takdir akan berpihak padanya? Tapi, apa itu mungkin terjadi? Tapi, tunggu dulu. Tadi Junchan bilang pria itu memaksanya? Aku tidak salah dengar'kan?, dalam sedetik Taecyeon merasa marah. Sejak kecil tak seorang pun pernah memaksa Jung Junsu melakukan sesuatu yang tidak disukai sosok keras kepala ini.

"Tunggu sebentar,"

Taecyeon menahan bahu Junsu dengan kedua tangannya, memaksa sosok yang jauh lebih pendek darinya itu menatapnya. "Maksudmu, kau pulang ke Seoul lebih cepat karena tidak mau tidur dengannya? Karena menghindari Park Yoochun?" Persetan jika Taecyeon terdengar marah dan penasaran karena memang itu kenyataannya. "Dia berusaha memaksamu? Atau..." Semua pertanyaan di ujung lidah Taecyeon menguap kala mendengar tawa itu.

Tanpa bisa ditahannya Junsu tertawa keras. Untuk pertama kali dalam hidupnya dia mendengar pertanyaan terbodoh keluar dari mulut Ok Taecyeon yang terkenal dingin dan kejam dalam dunia mafia. "Hm, aku sudah jarang tidur dengannya." seru Junsu ambigu masih dengan senyum lebar yang membuat Taecyeon sedikit curiga

"Dan tidak mungkin dia berani memaksaku! Kau lupa aku ini anak Jenderal Kim?"

"Sejarang apa?" Pertanyaan frontal itu meluncur sebelum Taecyeon menyadarinya, "Shit!, lupakan saja. Tidak perlu dijawab!" geramnya kasar dan langsung menutup kuat mulut Junsu yang terbuka, mungkin untuk mengatakan sesuatu.

Tanpa aku perlu berusaha, kau memang sudah tersingkir Boa, batin Junsu senang karena sekarang dia yakin sedikit banyak Taecyeon punya perasaan yang sama dengannya. Dia hanya perlu sedikit lagi mendorong sosok tinggi ini. "Ya, lupakan saja..." Setujunya dengan senyum tertahan sambil mengibaskan tangannya, "tapi kau penasaran 'kan?" goda Junsu sebelum menyadarkan kepalanya pada bahu lebar Taecyeon yang refleks memeluknya.

Sorot mata Taecyeon menggelap, "Untuk apa aku penasaran!" sergahnya dingin tanpa peduli pada seringai licik yang dilihatnya terukir dibibir Junsu.

"Aku lelah, hyung dan kamarmu bau! Sudah saatnya kau jual apartemen jelek ini?"

"Si egois Jung Junsu kembali?" sindir Taecyeon dengan senyum geli seraya meraih kunci mobilnya. "Hm, kita ke penthouse! Aku lapar..." Sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan, Junchan?, Walau bersikap seperti biasanya namun Taecyeon bisa melihat ada yang berbeda pada sosok ramping yang sedang memeluk kuat lengannya.

.

.

PYONG YANG

DRRTT

Getar samar yang menandakan pesan masuk itu mendorong Yoochun langsung membuka ponselnya. Beberapa foto yang dikirimkan Taeyang berhasil menyulutkan amarah ajudan jenderal kim itu. "Jadi kecurigaanku benar? Dia pergi menemui Ok Taecyeon!" Dengan kuat Yoochun meninju samsak yang menjadi teman latihannya malam ini.

"Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Kim Junsu!"

Sudah berbagai usaha Yoochun lakukan untuk memperbaiki hubungan mereka, mulai dari mengurangi waktu kerjanya, berusaha selalu memenuhi semua keinginan Junsu yang sering tidak masuk akal, bahkan dia juga belajar caranya membuat roti panggang yang selalu menjadi sarapan kesukaan sosok manis itu.

"Jangan berusaha lagi. Aku tidak akan mengubah keputusanku."

"Sebenarnya apa maumu? Aku sudah berusaha keras melakukan semua yang kau suka!"

"Apa kau suka melakukannya?"

"Aku..."

"Tidak! Kau membencinya..." seru Junsu kala itu dengan senyum kecil, "Kau pasti berpikir aku ini kekanakkan dan sangat merepotkan!" tambahnya santai karena tahu tebakannya pasti benar karena Yoochun bahkan tidak menyangkalnya.

Mengingat lagi perdebatan kecil itu, Yoochun mengatupkan bibirnya. Dia adalah tangan kanan sang jenderal. Tentu saja dia lebih suka mengatur siasat, melatih para pengawal baru daripada memasak. Jadi bagaimana mungkin dia tahu cara membuat sarapan yang enak? Dia juga tidak punya banyak waktu untuk memanjakan ego Junsu yang selalu mau menang sendiri.

"Akan kupastikan ini terakhir kalinya kau pergi ke Seoul!" desis Yoochun dingin karena bukan hanya Junsu yang bisa bersikap seenaknya.

Biar saja Junsu terus menghindarinya. Dia juga tidak peduli pada semua penolakan dan sikap dingin itu. Yang terpenting adalah bagi jenderal Kim, Yoochun adalah pasangan yang sudah dipilih putra kembarnya. Dia sangat mengenal sosok penguasa negara ini. Sang jenderal tidak suka pengkhianatan dalam bentuk apapun.

Terus awasi mereka!

Send

.

.

Note Author : Ketagihan nulis story ini. So, walau sepi terserah hahaha....Kadang kala ada saatnya kita harus memuaskan diri kita sendiri 'kan?

Tapi, siapa pun yang baca jangan lupa tinggalkan votements!



.

.


.

.



The BREAK UP ( spin off SYLY )Where stories live. Discover now