Bab 21: Bilang Saja Cemburu

12.1K 800 31
                                    


Happy Reading💕

***

Bhaga mengajak istri dan kedua anaknya untuk masuk ke dalam butik ternama yang terletak di Jakarta Selatan. Nath&Chel. Nama yang tertera pada papan dekorasi yang dibuat sedemikian indah tertempel di dinding.

Dari dalam, seorang perempuan datang, langsung menghampiri mereka dengan senyum cerah, menyambut kedatangan sang tamu. Tangan perempuan itu membuka.

"Hi Bhaga! I haven't seen you for a long time, suddenly you are married. Oh my God! Anyways, how are you, Handsome?" tanyanya dengan suara yang terdengar lembut dengan aksen khasnya. Pemilik butik itu baru bisa menyapa teman lamanya di saat pembuatan baju-baju pernikahan Bhaga dan Almira sudah hampir mencapai tahap akhir.

Perempuan itu memeluk bahu tegap Bhaga dan mengajaknya bercipika-cipiki. Bhaga biasa saja menanggapi, bahkan ia tertawa kecil. "I'm good, Rachel, ya ... aku sudah menemukan pasangan yang sudah lama seharusnya aku miliki," ucapnya. Matanya mengedip nakal ke arah sang istri yang hanya diam saja. Lebih tepatnya, perempuan itu merasa tidak nyaman.

Seorang kenalan Bhaga itu memberikan senyum manis dan mengangguk untuk Almira yang dibalas dengan tarikan senyum tipis. Tapi tak lama, senyum itu langsung meluruh.

Rachel, pemilik butik itu beralih menatap Bian dan Arawinda dengan mata yang membulat. "Owhh, is this Ara, Bian? Kalian sudah besar!? Oh God! you guys are gorgeous! Hmm ...." Perempuan itu memegang juga mengelus lembut masing-masing pipi kedua anak temannya gemas. Dulu mereka masih kinyis-kinyis, sekarang sudah lebih besar.

"Terima kasih, Aunty," jawab Arawinda seadanya. Ia sudah terbiasa dipuji seperti itu.

"Oh, tidak perlu berterima kasih, Sweety, itu memang kenyataannya." Perempuan itu menjawil dagu Arawinda.

Kemudian, Rachel menepukkan kedua telapak tangannya di depan dada. "Okay, let's go, kita lihat baju pengantin kalian!" ajak perempuan itu dengan semangat. Dia memandu di depan bersama Bhaga yang berjalan di sampingnya karena Rachel terus menyamai langkah mereka. Keduanya terlibat percakapan seru, hingga membuat mereka terus tertawa.

Tak sadar, Almira menarik satu sudut bibirnya ke atas, ia menghela napas. Hati perempuan itu nampak tak nyaman, seperti ada semut yang menggerayangi. Dirinya berjalan di samping Arawinda yang sekarang cukup dekat dengannya, itu lebih baik. Di belakang mereka, terdapat dua pengasuh yang sudah pasti selalu mengikuti kemanapun sang anak majikan pergi.

"Len, baju-baju pengantin punya Bapak Bhagawan di mana, ya? Tolong kemarikan, dong!" pinta Rachel kepada salah satu perancang busana di butiknya saat ini.

"Sebentar, Mom, aku ambilkan dulu," ucap Lena kemudian berlalu dari sana.

Rachel membalik tubuhnya dan berjalan ke samping Bhaga. "You remember? Waktu sekolah dulu, kamu itu susah sekali untuk didekati. Kamu ini bintang sekolah or most wanted pada masanya. But unfortunately, kamu sukanya di perpus atau biasanya kamu langsung pergi tanpa mau hangout bersama kami." Rachel tertawa mengenang masa lalu.

"Aku sampai sekepo itu sama kamu, loh. Sesusah apa sih memangnya untuk menjadi teman 'si bintang' ini? Aku tertantang pada saat itu, aku dekati kamu, terus-menerus sampai akhirnya aku terjebak pada tantangan ku sendiri. Dulu, you are my first love, Bhaga, or cinta monyet? Entahlah. Aku sampai nekat menyatakan perasaanku walau pada akhirnya, ya, menerima pahitnya. Ya sudahlah jadi teman pun tak apa."

Bhaga tertawa kecil mendengar kisah masa lalu mereka. Ia tidak ada waktu untuk bermain cinta-cintaan pada waktu itu. Dirinya berusaha fokus untuk membantu sang mama melanjutkan usaha yang papanya tinggalkan.

Nyonya Bhagawan (Milikku, Satu dan Selamanya)Where stories live. Discover now