Bab 20: Bapak Rumah Tangga

11.9K 1K 54
                                    

Hari Minggu, hari yang selalu ditunggu-tunggu oleh Bhaga. Hari yang bisa ia gunakan untuk menghabiskan waktu dengan anak-anak dan istri tercintanya.

Dan, khusus untuk hari ini, mereka akan pergi bersama keluar. Selain berencana akan pergi ke mal, sebelumnya, mereka akan melakukan fitting baju terlebih dahulu di butik ternama kenalan pria itu.

Ssstt!!

Kalau ada yang menebak Bhaga dan Almira akan mengadakan pesta pernikahan, maka seratus untuk kalian. Itu benar. Mereka, sudah sah menjadi pasangan suami istri baik dimata agama dan hukum. Buktinya pun sudah mereka kantongi. Tak hentinya Bhaga tersenyum walau keram menghantam rahangnya.

Sebelum Bhaga menetapkan tanggal pesta pernikahannya dengan Almira, pastinya ia berunding terlebih dahulu dengan keluarga besarnya. Dan tentu, awalnya Bian, putra kesayangannya itu dengan rengekan khas anak kecil, menolak untuk hadir di pesta papinya. Namun, karena bujukan sang kakak yang paling anak laki-laki itu sayangi, ia tegaskan, yang paling anak itu sayangi, Bian mau tak mau ikut hadir walau wajahnya tertekuk masam.

Ada perkembangan dalam hubungan yang terjalin antara Almira dan putri sambungnya. Arawinda, ternyata mudah untuk didekati. Almira tahu cara meluluhkan hati sang putri sambung dengan perlahan. Arawinda itu suka memasak. Dan, Almira juga suka memasak. Dengan segala peruntungan ia mencoba mendekatkan dirinya dengan mengajak Arawinda memasak bersama. Hal tersebut berlanjut sampai sekarang, mereka jadi lumayan dekat.

Lalu, kalian mau tahu tidak berita selanjutnya? Hari ini, wajah Bhaga terlihat berseri-seri dengan energi dua kali lipat terisi. Ia tampak lebih dua kali lipat bersemangat menjalani harinya. Mau tahu?

Tadi malam, adalah salah satu kebahagian yang tak terkira ia rasakan disepanjang hidupnya. Bhaga, mantan duda itu akhirnya buka puasa setelah empat tahun lamanya ia berpuasa. Dan rasanya, sungguh surga dunia. Ia akui dirinya seperti orang yang kelaparan, menerjang sang istri yang takut-takut malam tadi. Err, jujur ia malu mengingatnya. Bhaga terkekeh kemudian menggeleng-gelengkan kepala.

Kegiatan mereka semalam membuat dirinya ingin merasakan lagi, lagi dan lagi. Ia kecanduan dengan Almira-nya. Istrinya sangat indah tadi malam, ia tidak bisa melupakan keindahan yang terpampang nyata di hadapannya itu begitu saja. Huh! Astaga! Ia menyugar rambut ke belakang agar pikiran kotor segera hilang dari benaknya.

Pintu kamar mandi terbuka menampilkan sang istri dengan rambut yang di sanggul handuk dan wajah yang memerah. Bak anak kecil yang melihat kepulangan sang ibu, Bhaga langsung menghampiri Almira, mengelus kedua lengan lembab sang istri.

Akh, gelenyar itu datang kembali, membuat bayangan sang istri yang menyerahkan diri di bawahnya, terngiang-ngiang. Ingin menerkam kembali, namun ia langsung tersadar kalau hari ini mereka mempunyai agenda penting dengan seseorang.

"Masih sakit?" tanya Bhaga, intens. Ia mengeluskan jemarinya kepipi kanan Almira yang memanas.

Almira membuang muka, wajahnya tidak bisa santai, ia gelisah dan malu ditanyakan seperti itu. "Jangan tanya itu, Mas, aku malu," gumamnya dengan pipi yang makin memerah, kemudian perempuan itu menundukkan wajah merasakan posisi yang tidak mengenakkan.

Bhaga mengangguk. Ia memaklumi akan perangai istrinya saat ini. Ia sadar ini adalah yang pertama untuk sang istri ditambah Almira adalah tipe perempuan yang polos dan pemalu. "Hey, aku bertanya, karena aku khawatir, Almira. Kenapa harus malu? Kita ini suami istri," ucap Bhaga lembut. Tak bosan-bosan ia ingatkan bahwa mereka adalah sepasang suami istri.

"Kalau masih sakit, kita bisa tunda—"

Almira melepaskan perlahan kedua tangan Bhaga dari tubuhnya. "Enggak, jangan. Kita sudah janji dengan Ara dan Bian," jawab Almira lirih, lalu berjalan ke kursi rias dan duduk di sana. Dibukanya gulungan handuk dari rambutnya. Almira mengambil vitamin untuk rambut, kemudian menyemprotkan dengan merata. Setelah itu, tangannya tergerak mengambil sisir di atas meja rias. Namun, ia kalah cepat saat tangan Bhaga mengambil sisirnya.

Nyonya Bhagawan (Milikku, Satu dan Selamanya)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin