WF : KESAL

32 5 0
                                    

Jia POV.

Aku termenung di meja kerja, pekerjaan yang diberikan oleh Huan Gege tadi pagi belum ada satupun yang rampung.

Miss Anchi, mengetuk mejaku. "Halo, Jia !!" Teriaknya keras.

"Jika tidak enak badan istirahatlah dulu dan minta vitamin di Balai Hiperkes Velux." Aku melirik kearahnya.

Miss Anchi memberi saran, "Ya aku akan kesana, Miss."

Mimpi semalam tentang Nala dan Erica membuat aku tak bisa tidur lagi.

Bahkan ikut menggila bisa-bisanya mimpi hal seperti ini, apalagi dalam mimpi aku berciuman dengan Kak Nala sungguh out of the box.

Sebelum masuk ke ruangan Manajer aku melirik meja wakil manajer yang berada di samping pintu ruang Pak Zhan. Tak kudapati Kak Nala disana.

Kuketuk pintu Pak Zhan tapi tak ada sahutan, Mingyu kemudian menghampiriku karena kita satu Divisi yang sama.

"Pak Zhan dan Kak Nala sedang rapat, kembalinya mereka akan sangat lama. Apa kamu perlu bantuan ?" Mingyu menatap dengan lekat.

"Aku mau izin pulang, badanku sedang tidak enak semalaman."

"Kamu bisa pulang tentu saja, jangan lupa bawa vitamin dan obat dari Balai Hiperkes. Mari kuantar kesana." Mingyu menarik tanganku pelan.

"Sebentar aku bawa barang-barangku dulu." Aku berbalik ke meja, mengambil tas dan coat berwarna coklat muda.

Kami berdua beriringan, kepalaku memang terasa pusing karena efek tidak tidur lagi semalam, padahal sudah sangat capek dari kemarin karena banyaknya kerjaan di kantor.

"Jia, aku akan mengantarmu pulang !"

"Tidak usah, aku bisa naik taksi online."

"Lalu siapa yang akan mengantarmu sampai ke depan ruangan apartemenmu ? Jangan menolak. Ayo !!"

Mingyu membawa tubuhku kedalam mobilnya di lantai paling dasar bawah tanah atau yang disebut bassment, setelahnya Mingyu pergi terlebih dulu mengambil vitamin dan obat-obatan di Balai Hiperkes Perusahaan.

Tidak ada yang berbicara selama perjalanan, Mingyu fokus menyetir karena jarak kantor dan rumah cukup jauh dan menghabiskan waktu sampai 35 menit kalau tidak terserang macet.

Mataku memberat, tak sadar aku tertidur di dalam mobil Mingyu selama perjalanan.

"Jia, kamu sudah sampai."

Aku bangun dengan mengerjapkan mata pusingnya masih ada tak berkurang, nyawaku belum terkumpul semua.

"Ayo kuantar sampai depan pintu." Mingyu menggapai tubuhku keluar dari kendaraannya.

Posisi kami seperti orang berpelukan, jantungku tiba-tiba berdentum keras.

Tangan Mingyu merangkul pundakku membawa sampai ke lantai 20 dengan Lift.

Pintu apartemen terbuka secara tiba-tiba, saat aku baru saja hendak memasukkan kata sandi, "Jia'er kenapa sudah pulang ?"

Vivian bertanya dan menengok Mingyu di sebelahku. Vivi kemudian menyingkirkan badan ke sisi agar aku bisa masuk.

"Mingyu terimakasih sudah mengantarku pulang. Maaf malah merepotkanmu."

"Tidak apa-apa, oh ya ini obatmu jangan lupa diminum." Kata Mingyu lembut.

Mingyu kemudian pamitan pada kami berdua untuk pulang lagi ke kantor, "Kamu tidak enak badan Jia'er ?"

"Ya, Vivi'er. Sepertinya karena aku mimpi aneh."

"Mimpi aneh apa ?"

Aku menggeleng, "Entahlah."

Tidak ada niat memberitahu sahabatku sekarang, karena aku juga bingung memimpikan hal tak masuk akal ini.

"Kurasa Mingyu tak seburuk yang disangka, dia mau mengantarmu pulang Jia'er. Kali ini hubungan kalian agak membaik."

"Ya kurasa karena Mingyu tak tega saja melihat orang sakit pulang sendirian."

"Kurasa dia mulai naksir padamu, Jia."

"Tidak tau juga." Aku mengendikkan bahu. Acuh Tak acuh.

Tidak menampik kalau Mingyu sekarang sudah agak melirik keberadaanku.

"Ngomong-ngomong, Jia'er kamu sudah lihat berita ?"

"Berita apa ?"

"CEO velux menunjuk putrinya sebagai COO. Kalau tidak salah namanya Erica Huang."

"Apa ?! Uh aku memang mendengarnya tapi tidak tau siapa saja orang yang akan mengisi posisi COO."

"Anak pimpinanmu sangat cantik."

"Jangan membahasnya !!" Ucapku dengan nada tak suka teringat mimpi kemarin malam.

"Kamu ini kenapa ? Kok malah keliatan kesal ?"

"Sudahlah jangan bertanya, Vivi'er !" Aku segera masuk kamar dan merebahkan diri.

Ayah menelponku, menyuruh untuk pulang ke rumah. Aku cuma mengiyakan dan berkata jika besok akan pulang menemuinya.

Tidak ada lagi yang mengganggu, setelah minum obat dan vitamin mataku cepat terpejam. Melelahkan.

Aku berharap tidak ada mimpi aneh lagi, yang akan membuatku tidak mood seharian.

*******

|[}{]•°WRONG FEELING°•[}{]|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang