WF : MENGINAP

52 5 0
                                    

Satu jam sehabis diner, Jia menonton acara tv, "Tidurlah di kamarku, May."

"Lalu Kak Nala tidur dimana ?"

"Aku bisa tidur di kamar lain, disini memiliki dua kamar. Kadang sahabatku ikut menginap disini."

"Iya Kak, aku tidur di kamar Kak Nala saja ya tidak apa-apakan ?" Tanya Jia suntuk.

"Iya tidak masalah, aku kan memang menyuruhmu tidur dikamarku."

Nala menyalakan lampu kamar menunjukkan kasurnya pada Jia.

"Kamu suka tidur gelap-gelapan ?"

"Bukan gelap tapi remang, Kak."

Mendengarnya Nala segera menyalakan lampu tidur di nakas.

Ia kemudian memadamkan lampu utama ruangan, sekalian menutup gorden jendela yang mengarah ke balkon luar.

"Tidurlah semoga kamu nyaman dan nyenyak disini."

"Iya Kak."

"Kamu bisa ambil camilan atau apapun di kulkas dan tempat penyimpanan snack di dapur, nikmati saja fasilitas yang ada di apartemenku. Jangan sungkan May."

Jia mengangguk dan Kak Nala pergi menutup pintu. Jia langsung merebahkan diri di kasur Kak Nala yang berbau harum seperti wangi bunga mawar.

"Kenapa Kak Nala selalu saja tampil wangi ya ?"

Jia tersenyum kecil. Ia merasa fresh dengan wewangian lembut dari kamar Kak Nala.

Karena ia pun sangat jarang memakai wewangian seperti ini.

"Kak Nala, kita tidak pernah bertegur sapa selama hampir 3 tahun kecuali tentang pekerjaan, itu juga hanya sepintas-sepintas.

Kamu menyebut namaku May atau Mayleen saat kita hanya berdua saja.. di depan banyak orang kamu memanggilku Jia seperti yang lainnya..

tak ada seorangpun yang memanggilku 'May, Mayleen' seperti itu selain kamu.

Apakah Kak Nala juga menyebut teman-teman kantor dengan panggilan khusus ?

Kamu sangat unik, aneh, introvert, tapi sekalinya kenal sama kamu itu membuatku ketagihan dan selalu kepikiran tentang Kak Nala.

Di kantor sifat Kak Nala sangat dingin, terkadang sarkasme membuat orang lain takut dan segan berbicara denganmu.

Kamu memang memiliki wibawa seperti itu karena tau kamu tidak akan pernah bisa dimanfaatkan oleh siapapun apalagi penjilat.

Kamu cerdas, dan aku mulai menyukai sikap Kak Nala karena sikapnya yang berbanding terbalik saat aku mulai mengenal kamu dengan baik." Ujar Jia dalam hati.

Sedangkan Nala, di sisi lain mulai merebahkan tubuhnya. Dia mengotak-atik Handphone.

Hong Mingyu mengiriminya pesan. Seputar pekerjaan. Sepupunya makin hari makin tidak tau aturan.

Apakah Mingyu tak sedikitpun membiarkannya bebas dari pekerjaan yang memusingkan ? Dirinya sedang sakit bukan sedang healing atau shopping !!

Dia menanyakan hal yang membuat otak Nala berfikir keras dan muak. Lain kali jika ada tawaran menjadi Direktur akan dia ambil saja. Menjadi wakil Manajer sangat merepotkan.

"Dasar sepupu laknat, jika bertemu akan kupukul kepala si Mingyu ini." Ucap Nala memburu nafas kencang.

"Lebih baik aku mengabaikannya, biarkan dia berpikir sendiri. Aku sangat lemas dan mengantuk sekarang." Keluhnya.

******

|[}{]•°WRONG FEELING°•[}{]|Where stories live. Discover now