SEMBILAN

414 25 4
                                    

"tidak akan ada yang lebih berarti selain persaudaraan yang begitu erat"

"udah lu kasih tau anak-anak kalo besok kita bagi-bagi makanan?" ujar Rakha bertanya pada Kiwil yang sedang memakan mie ayam.

"beres bos, semuanya udah selesai tinggal bagi-bagiin aja." balas Kiwil

"kita bagi-baginya ditempat biasa, atau yang ditempat lain?" tanya Mala

"gue ada rekomendasi gimana kalo dideket jalan Baros soalnya disana gue pernah liat  banyak pemulung, pengamen sama ibu-ibu yang suka bersih-bersih disitu." ujar Riva memberikan saran.

"bole juga tuh rak sesekali pindah tempat biar ga disitu-situ aja." ujar petir dengan mulut yang penuh dengan  bakso.

"oke bole, nanti malem jam 7 kita ke markas." putus Rakha.

Mereka kembali sibuk dengan makanannya masing-masing kecuali Rakha yang sedang menyuapi bayi besarnya itu, karena sebentar lagi waktu istirahat sudah mau habis.

                          😶‍🌫️😶‍🌫️😶‍🌫️ 😶‍🌫️

"va gue ngantuk banget dah kalo udah ada guru bangunin ye." ujar Mala dengan wajah yang sudah telungkup dikedua tangannya yang dilipat diatas meja.

"hm iye." balas Riva yang sedang asik membaca buku novel, eits jangan salah gais  mereka berdua memang tomboy tapi mereka punya hobi masing-masing contohnya Riva yang suka membaca novel/watpad dan Mala yang suka bermain gitar.

"selamat siang anak-anak." Bu Megi sang guru sejarah  memasuki kelas Mala.

"Siang Bu." balas semua murid kecuali Riva dan Mala yang masih sibuk didunianya masing-masing.

" Va Riva itu udah ada Bu Megi didepan." Bisik ferdin ketua kelas mereka yang duduknya tepat dibelakang bangku mereka berdua.

Riva pun tersadar dan menutup buku novelnya itu dan segera membangunkan soibnya yang sedang tertidur pulas.

"oi maul bangun udah ada Bu Megi noh didepan." sambil menggoyangkan badan Mala dengan pelan.

"hmm." balas Mala sambil meregangkan tubuhnya dan mata yang sudah terbuka.

"ayo anak-anak buka halaman 140 tentang penjajahan Belanda baca pahami dan amati."

"baik Bu."balas semua murid dengan lesu karena banyak yang mengantuk.

"oi VA nanti kita berangkat ke markasnya bareng ya, tapi bawa motor sendiri-sendiri." bisik Mala

"lah, lu ga bareng cowo lu emang?." balas Riva sambil merapatkan duduknya ke Mala agar tidak ketahuan Bu Megi.

"ngga deh kayanya soalnya gue lagi pengen bawa motor sendiri sekalian liat orang balapan, soalnya kita udah lama ga si liat orang balapan motor?." ujar Mala dengan penuh semangat.

"gue sih ayo aja, tapi jangan lupa lu ijin ke sirakha ntar gue digibeng lagi."
Balas Riva

"aman itu mah, nanti lu ke rumah gue  tapi jangan bilang sirakha kalo kita liat orang balapan."

"iye bawel." ujar Riva kembali membaca buku sejarahnya.

"emang lu paling mantep deh bestie gue satu-satunya." ujar Mala dengan muka yang berseri-seri membayangkan betapa serunya nanti malam.

    😶‍🌫️😶‍🌫️😶‍🌫️

'KRING KRING PELAJARAN SUDAH SELESAI SAATNYA KEMBALI KE RUMAH MASING-MASING ' bel berbunyi dengan begitu nyaring, yang membuat semua murid berhamburan keluar kelas masing-masing.

"ayo la lama banget dah." ujar Riva menatap Mala dengan malas  yang  sedang sibuk  merapihkan alat tulisnya dan buku-bukunya.

"iya ayo ga sabaran amat ni bocah." balas Mala berjalan dari tempat duduknya dan menghampiri Riva yang sedang bersandar didepan pintu kelas.

"ayo udah ditungguin my baby bala-bala nih gue pasti." ujar Mala berjalan sambil merangkul pundak soibnya itu yang tingginya hampir sama dengannya.

"ye lagian lu lama pea." dengan muka sinisnya Riva membalas ucapan Mala.

"hahaha sensi amat neng." tawa Mala.

sebelum mereka sampai diparkiran mereka dihadang orang yang suka sekali membuat masalah dengan mereka  siapalagi kalo bukan Nadia and kawan-kawan.

"Heh kalian berdua ga cape apa caper Mulu ke cowo-cowo kita?" ujar Nadia siketua dari antek-anteknya, dengan bibir yang sangat merah menyala.

"cowo  mana yang Lo maksud?." balas Riva dengan wajah datar.

"ya Rakha,Imanuel,badai,petir lah siapa lagi mereka kan pacar kita berempat, kalian ga usah jadi pelakor deh so cantik banget jadi cewe." ujar Nadia

"nah iya betul gatel banget."ujar intan menambahkan ucapan Nadia.

Riva dan Mala saling melihat satu sama lain dan tak lama mereka berdua tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha bangun neng udah sore Masi mimpi aja." balas Mala yang masih tertawa.

"udah mending lu pada balik cuci muka, cuci kaki tidur dah lanjutin mimpinya yang gakan bisa lu capai sampe kapanpun, ya ga la?." ujar Riva bertos ria dengan Mala.

"hooh kasian banget mana masih muda." Mala menggelengkan kepalanya.

"SIALAN YA LO BERDUA!" teriak Nadia ke arah Mala.

"Lo jangan teriak depan muka gue, mulut Lo bau sampah soalnya." Balas Mala dengan santainya sambil menutup hidung.

"Hahahaahaha ." Riva tertawa terpingkal-pingkal mendengan balasan soibnya itu. murid-murid yang masih disekolahpun yang melihat kejadian itu ikut tertawa.

"DIEM LO SEMUA, AWAS AJA YA GUE BAKAL BALES KALIAN BERDUA." ujar Nadin menunjuk Mala dan Riva yang sedang  menatap Nadia dengan pandangan yang meremehkan.

"halah bacot doang gede nyalinya gada." Balas Riva dengan mengacungkan jari tengahnya.

"dasar jamet alay." timpal Mala sembari melanjutkan langkahnya yang tertunda gara-gara keempat nenek lampir itu.

             Hai manis happy reading!

                     








beautiful eye Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang