19

136 22 3
                                    

Orang-orang bilang, waktu akan berjalan lebih cepat ketika bersama orang yang kamu cintai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang-orang bilang, waktu akan berjalan lebih cepat ketika bersama orang yang kamu cintai. Dan waktu akan terasa lambat jika orang itu sedang pergi.

Yushi tidak tahu korelasi pasti antara pepatah itu dengan dirinya saat ini. Karena ia sendiri sudah lupa untuk menghitung waktu setiap kali bersama gadis yang ia kenal secara tidak sengaja ini.

Yushi tidak tahu sudah berapa lama ia diam dan hanya mendengarkan suara napas Ayana yang terdengar lembut. Entah sudah berapa lama ia berada di posisi yang sama hanya untuk memastikan bahwa Ayana tidur dengan nyaman di pelukannya. Ia bahkan tidak merasakan pegal meskipun tubuhnya terus dijadikan sandaran untuk Ayana sejak beberapa waktu lalu.

Yang Yushi rasakan saat itu hanyalah ketenangan. Damai yang datang hanya karena napas halus yang mengudara, juga lenguhan yang sesekali terdengar ketika Ayana mencari posisi tidur yang nyaman di pelukannya. Sebuah perasaan klasik yang Yushi tidak tahu apa artinya. Bahkan anak itu cenderung tidak ingin tahu.

Tangannya bergerak untuk mengusap rambut tipis itu ketika dirasanya Ayana kembali bergerak gelisah. Ia tepuk-tepuk punggung sempit itu, seolah memberi tanda bahwa ia tidak sedang sendirian.

Semuanya Yushi lakukan hanya untuk memastikan bahwa temannya itu tidur dengan nyaman.

"Cepat sembuh, Na. Jangan sakit," monolog Yushi begitu pelan.

Ia sungguh berharap bahwa gadis ini cepat pulih. Entah dari sakit yang mana, Yushi hanya ingin Ayana-nya pulih. Ia hanya ingin Ayana hidup dengan baik, lebih baik dari hari-hari kemarin.

Sudah lama Yushi tidak mengharapkan hal-hal baik pada orang selain neneknya. Sudah lama pula rasanya Yushi tidak berdoa pada Tuhan untuk diberi umur yang sedikit lebih lama. Karena biasanya, Yushi akan berdoa agar ia cepat dijemput untuk pulang. Kembali bersama sesuatu yang mereka sebut kematian.

Tapi, biarlah saat ini Yushi berdoa agar dirinya berumur panjang. Agar ia bisa terus bersama Ayana, seperti janjinya di menit-menit sebelumnya. Bahwa ia akan terus bersama Ayana, di dunia di mana gadis itu berada.

Tangan Ayana yang sejak tadi melingkar di pinggangnya terlihat begitu erat memeluknya. Gadis itu menjadikan Yushi seperti guling yang ia peluk agar tidurnya nyaman. Dan, itu benar-benar berhasil membuatnya nyaman.

Di saat Yushi masih sibuk menjadi sandaran tidur, ia mendengar seseorang membuka pintu ruang rawat itu. Tidak, bukan satu orang yang masuk, melainkan dua.

"Yushi?"

"Tante Arini?"

Arini cukup terkejut melihat apa yang terjadi di depan matanya. Begitupun dengan Riku yang berdiri di belakangnya. Mata itu terlihat menggerling tajam, dan jemarinya kembali ia kepalkan erat-erat. Ada tatapan benci di sana, juga sayatan iri yang membasmi seluruh perasaan Riku.

Dengan napas yang ia hembuskan begitu kasar, Riku membuang pandangannya. Enggan menyaksikan adegan menyakitkan itu lebih lama.

"Yushi, kenapa Ayana tidur seperti itu? Astaga," ucap Arini sembari menghampiri dua remaja itu. Dijauhkannya tubuh Ayana dari Yushi, mencoba untuk tidak memperkeruh suasana yang mungkin membuat Riku tidak bisa menahan amarahnya lebih lama.

Blind StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang