5

190 25 1
                                    

Awalnya memang Yushi menganggap kehadiran Ayana sebagai seseorang yang sekedar lewat

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Awalnya memang Yushi menganggap kehadiran Ayana sebagai seseorang yang sekedar lewat. Seseorang yang membantunya untuk terhindar dari kecelakaan saja.

Tapi, siapa sangka bahwa gadis itu kini menjadi temannya? Satu-satunya teman yang Yushi punya setelah kepindahannya setahun lalu.

"Kamu mau rasa apa es krimnya?"

Yushi nampak menimang pertanyaan itu sebentar. Saat ini kedua anak muda itu sedang ada di sebuah gerai es krim yang ada di dekat taman.

Siang tadi, Ayana tiba-tiba saja menghampiri Yushi ke rumahnya. Anak itu mengajaknya untuk jajan es krim karena cuaca siang itu sedang terik-teriknya. Maka dari itu, keduanya ada di sini sekarang, memilih varian es krim yang akan dinikmati bersama.

"Mangga saja, ada tidak?"

"Ada. Kalau begitu sebentar, ya, aku pesankan dulu."

Yushi mengangguk. Laki-laki itu duduk dengan baik di salah satu meja yang berada di luar. Di dalam gerai terlalu ramai, dan anak itu tidak suka dengan keramaian.

Beruntungnya Ayana yang tidak mempermasalahkan hal itu ketika Yushi memilih untuk duduk di luar. Padahal di luar sedang panas-panasnya.

"Tadi aku lupa tanyain kamu mau pakai topping apa, jadinya aku pilihin toping remahan roti. Tidak apa-apa?"

Yushi mengangguk, anak itu menerima cawan es yang diberikan Ayana. "Gak apa-apa."

Ayana tersenyum, gadis itu kemudian duduk tepat di hadapan Yushi. Keduanya pun mulai menikmati es krim mereka.

Sudah lama sekali rasanya Yushi tidak merasakan hal ini. Duduk di sini dengan Ayana membuatnya teringat akan masa lalunya. Dahulu, Yushi selalu senang pergi bersama dengan teman-temannya. Menongkrong setelah jam sekolah usai.

Ia biasanya menghabiskan waktu untuk bermain dari kafe satu hingga ke kafe lainnya. Menghabiskan sisa hari yang melelahkan dengan bergurau bersama teman-teman sejawatnya.

Namun, semua itu hilang ketika kecelakaan itu terjadi. Teman-temannya menjauhinya, mereka mulai menganggap Yushi sebagai hama pengganggu. Menyusahkan katanya kalau harus berteman dengan orang buta. Itulah yang tidak sengaja Yushi dengar ketika ia bersembunyi di dalam sebuah bilik kamar mandi.

Semenjak itu, Yushi jadi sendirian.

"Kamu lagi mikirin apa?"

Yushi sedikit tersentak, anak itu tersadar dari lamunannya. "Tidak memikirkan apa-apa."

Ayana memicingkan matanya, menatap Yushi seolah-olah tidak percaya.

"Ayana."

"Iya?"

Hening. Yushi tidak mengatakan apapun setelah memanggil namanya. Membuat Ayana semakin dibuat heran adalah senyum dan raut sendu dari laki-laki itu.

Ayana mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Yushi yang sedang bebas dari apapun. Membuat anak itu sedikit terkejut akibat sentuhan tiba-tiba itu.

Blind StarDonde viven las historias. Descúbrelo ahora