Bab 30 Ujian baru

181 21 4
                                    

*silakan tekan bintang dan berikan komentar kalian 😉😉

[]

Seperti tidak terjadi apa-apa, aku kembali meletakkan foto-foto tadi dan sesuai seperti sebelumnya. Aku berjalan kembali ke arah dapur dan mengeluarkan belanjaan semalam yang langsung dimasukkan ke dalam lemari es tanpa dibereskan lebih dulu.

Di dalam kepalaku banyak sekali pertanyaan, yang sangat membutuhkan jawaban dengan jelas. Akan tetapi, aku tidak mau menambahkan beban pada Jihoon. Entah itu foto maksudnya apa. Tapi, yang jelas, foto itu diambil secara sengaja. Berarti selama ini aku sedang diawasi.

Aku memasak nasi lebih dulu, berencana memasak nasi goreng kimchi. Karena itu yang paling mudah. Saat aku sedang menggoreng telor mata sapi. Jihoon melingkari tangannya di perutku. Kepalanya bersandar di bahuku.

"Sibuk banget istriku. Tiba-tiba sudah hilang dari pandanganku. Ternyata sedang menyiapkan sarapan. Rencana mau sarapan apa?"

"Tadi kamu panggil aku istri? Kita belum resmi menikah," ucapku.

"Hari ini akan ku buat kamu resmi menjadi istriku. Kan, sudah aku bilang semalam." Jihoon menjawabnya dengan mantap.

Aku hanya memutar mataku malas sambil tersenyum. Terkadang omongan Jihoon itu agak menakutkan bagiku. Jika sudah katanya, sepertinya sulit terbantahkan.

"Aku akan buat nasi gorengnya. Kamu bisa menyiapkan yang lainnya," pintanya.

Aku mengangguk setuju. Setelah menggoreng dua telur mata sapi. Aku menyiapkan meja dan minum di atas meja. Sedangkan Jihoon sibuk memotong daging slice dan rumput laut.

"Kalau gitu aku mandi dulu ya?" Aku melihat Jihoon masih berkutat dengan bahan-bahan.

Jihoon mengangguk. "Kiss me please," ucapnya.

Aku mendekati dan mengecup bibirnya sekilas.

"Lagi!"

Aku mengecupnya lagi, kali ini sedikit melumatnya lembut. "Sudah ya, nanti kalau kelamaan yang ada, tidak jadi sarapan."

Jihoon terkekeh geli, puppy eyes nya gemas sekali. Garis senyumnya juga lebih tulus daripada semalam. "Ya sudah sana mandi."

"

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.


Aku mengusap rambutnya pelan dan melangkah pergi. Di dalam kamar mandi, aku menyalakan shower untuk mengguyur kepalaku yang rasanya panas membara atas pikiran ku sendiri.

Fotoku dan Mashiho di depan rumah, saat Mashiho memelukku, lalu saat berada di rooftop kantor, saat Mashiho hampir menciumku. Kenapa hanya bagian itu saja? Kenapa tidak keseluruhan? Kalau hanya bagian seperti itu, siapapun bisa salah paham. Aku yakin yang dimaksud ucapan Jihoon semalam itu adalah tentang foto-foto itu.

"Siapa yang mengambil gambar itu? Suruhan ayahnya Jihoon?" Aku bicara dengan air yang terus mengguyur ku.

Ketukan pintu kamar mandi, menginterupsi kegiatan ku.

My Healer // 💎 Park Jihoon Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora