Bab 12 Malam Panas!

593 26 5
                                    

WARNING! 🔞
YANG BELUM 18, MINGGIR DULU 😩
TAPI KAYAKNYA NGGAK MUNGKIN.
YA ... UDAHLAH TERSERAH.

[]

Menyenangkan sekali hariku bersama Jihoon. Lelaki yang memiliki banyak mole di wajahnya itu, benar-benar aktif sekali. Aku sampai kewalahan seharian diajak kesana dan kesini. Setengah hari maksudnya.

Aku diajak ke Haeunday Sky Capsule. Aku naik ke kabin kecil berwarna warni yang menyuguhkan mata ku dengan pemandangan pantai dari ketinggian kurang lebih 10 meter. Lalu, setelahnya aku diajak lagi ke Busan Haeunday X The Sky. Yang katanya Gedung tertinggi di Busan dan gedung tertinggi nomor dua di Korea Selatan.

Tidak hanya semata-mata gedung pencakar langit. Tapi gedung itu memiliki 101 lantai, dimana diatasnya ada restoran dan kedai kopi ternama. Karena Jihoon mengajakku sudah menjelang malam, aku diajak makan di restoran itu.

"Besok aku akan mengajakmu ke tempat yang lain." Jihoon menatap ku sembari menyuap makanan terakhir nya.

Aku menghembuskan napas lewat hidung. "Kamu nggak lelah?"

Jihoon seperti sedang berpikir dengan jawabannya.

"Apa setiap hari kamu memang nggak bisa diam ya?" tanyaku penasaran. Karena Jihoon seperti memiliki energi yang full, tertawa, jahil, cerita apapun. Sedangkan aku lebih banyak diam. Bukan diam karena apa ya. Tapi, diam lebih banyak mendengar Jihoon cerita. Sesekali aku mentertawakan cerita lucunya. Kadang aku juga jengkel karena kejahilannya.

"Sebenarnya aku lelah. Tapi apa yang bisa aku perbuat? Dipaksa tidur pun susah. Kecuali memang ketiduran, itu seperti mukjizat bagiku," jelasnya. Sembari menuangkan air ke gelasku.

Mendengar itu rasanya kasian. Aku mengusap punggung tangannya. "Setelah ini aku pasti banyak tidur," ucapku.

Jihoon menggeleng, "aku nggak akan biarin kamu tidur gitu aja. Aku mau bikin kamu sibuk malam ini."

Irisku membola.

"Setelah dari sini, kita kembali ke apartemenku. Yakin kan, barang-barang mu sudah dibawa dari hotel? Tidak ada yang tertinggal?" tanyanya.

Aku mengangguk yakin.

Setelah makan selesai, aku dan Jihoon pun turun dari gedung itu dan meninggalkan gedung tinggi itu. Genggaman tangannya tidak pernah ketinggalan untuk menggenggam ku erat.

"Hoonie-a?"

"Hmm?"

"Maksudnya ucapan mu diatas tadi apa? Memang kamu mau melakukan apa denganku?"

Jihoon menatap ku lalu tersenyum jahil. "Apapun, rahasia."

Aku memukul pelan lengannya. "Ish, kamu ini memang ya, nyebelin."

Dia hanya tertawa dan mencuri kecupan di bibirku.

"Hoonie-a, nanti dilihat orang," ucapku sembari celingukan.

Jihoon hanya mengedikan bahu tidak peduli. Dengan wajah yang dibuatnya ngeselin. Kalau sudah begitu, aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menggerutu sendiri.

Berjalan menuju ke mobil, Jihoon menawarkan aku ice cream. Tapi, karena perutku rasanya penuh jadi aku menolaknya.

Sebenarnya pikiranku sedang memikirkan sesuatu. Memikirkan bagaimana malam ini lagi tidur dengannya. Maksudnya, apakah aku dan dia akan melakukan hal itu? Membayangkannya, jantungku berdebar cepat sekali.

"Kenapa diam saja? Ada yang salah?" tanya Jihoon saat aku naik ke dalam mobilnya.

Aku menggeleng. Tapi tiba-tiba wajahnya mendekati wajahku.

My Healer // 💎 Park Jihoon Where stories live. Discover now