Bab 28 Perhatian Cio

105 13 2
                                    

^ TEU-Hi 🙌

tolong tinggalkan pesan dan kesan kalian untuk cerita ini ya 🙌 jangan lupa juga untuk di vote dan komen. 👌

[]

Biasanya aku memiliki energi yang lumayan full setiap kali akan berangkat kerja. Karena aku mencintai pekerjaan ku. Namun, seminggu ini aku merasa kurang semangat dan tertekan, setiap kali sampai kantor. Jangankan di kantor, baru melangkah keluar rumah saja, rasanya langkah ku berat. Sudah pasti kalian menyadari mengapa aku sampai merasa demikian.

Mashiho!

Mashiho!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sebenarnya aku tidak masalah dia bekerja di tempat yang sama denganku. Hanya saja, perlakuannya padaku, agak membuat ku tertekan. Sikapnya seolah ingin merebut kembali perhatian ku. Padahal dia tidak sadar kalau sudah beristri.

Contohnya saja seperti hari ini, di meja kerjaku setiap pagi sudah ada cup berisi kopi hangat. Ada makanan ringan juga diatas meja. Tidak hanya itu, hari ini aku terlambat makan siang karena aku harus mengerjakan sketsa baru. Tiba-tiba dia datang membawakan ku makan siang yang dia beli dari luar.

Aku menerimanya dengan terpaksa, karena untuk menghargainya saja. Bagaimana pun, perasaan ku sudah tidak sama lagi padanya. Rasa getarannya sudah berbeda.

"Makan dulu Yeri, kamu bisa kena maag nanti kalau terus menunda makan." Ternyata itu suara Mashiho. Sepertinya dia terus memperhatikan ku sejak tadi. Karena saat ini dia sedang duduk di samping ku. Di kursi yang dia tarik dari kubikel nya.

"Oh, iya. Sebentar lagi," jawabku. Masih fokus pada layar monitor ku setelah meliriknya sekilas.

Mashiho terkekeh, dia membuka kantong makanan tadi dan membuka plastik sumpit juga. Lalu, menyodorkannya padaku sampai mengenai lenganku. "Makanlah."

Aku menoleh dan mau tidak mau harus memakannya. Karena kalau ditunda pasti akan sangat tidak sopan. "Makasih," ucapku singkat.

Di hadapanku sudah ada sekotak chicken katsu lengkap nasi, sayur dengan bumbu tonkatsu. Sepertinya dia sengaja membelikan ini, karena dia tahu aku suka.

"Bagaimana?" Wajahnya imut ketika bertanya denganku dengan suara yang lucu. Gemas rasanya melihat Mashiho seperti itu.

Suapan pertama membuat ku kurang merasakan bumbu. Jadi aku menyuap lagi dan baru bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan mashiho barusan. "Enak."

Bibirnya mempout dan kepalanya mengangguk.

"Kamu sudah makan?" tanyaku basa basi.

"Sudah. Aku bawa bekal. Bubur. Kebetulan aku masih belum bisa makan jenis makanan lain, selain bubur." Raut Mashiho ketika menjelaskan selalu menjadi daya tarik. Karena pengucapannya dengan bahasa Korea kental sekali dengan dialek Jepangnya. Jadi terdengar lucu.

My Healer // 💎 Park Jihoon Where stories live. Discover now