Bab 25 Popcorn karamel

104 16 2
                                    

Mendapatkan pelukan secara tiba-tiba, memang membuat otakku membeku. Tapi, aku langsung sadar dan melangkah mundur, bahkan hampir jatuh, karena keseimbangan ku yang goyah. Gerakan tangan Mashiho lebih cepat menangkap tanganku, sampai akhirnya aku selamat dari tragedi mencium lantai.

"Hati-hati, Yeri," ucapnya lembut.

"I-iya, aku hanya terkejut saja," ucapku gugup sambil merapikan rambutku yang sebenarnya aku yakin masih rapi.

Keadaan ini canggung sekali. Aku masih ingat betul bagaimana pertemuan kami terakhir kali di Busan. Mashiho, pria yang sedang menatapku saat ini. Waktu itu sedang bercengkrama dengan istrinya.

"Maaf sudah mengejutkanmu dengan kedatangan ku yang tiba-tiba." Mashiho menggigit bibirnya sebelum mengatakan kalimat lain. Sepertinya agak berhati-hati. "Aku ingin bertemu denganmu dan berbicara padamu."

Tanganku masuk ke dalam saku celana yang ku pakai. Aku menatap kakiku sendiri, bingung. Kenapa dia datang disaat seperti ini. Di saat keadaanku mulai membaik.

"Kenapa baru datang sekarang?" tanyaku lembut.

Ku lihat Mashiho melipat bibirnya kedalam, sepertinya terkejut dengan lontaran pertanyaan ku barusan.

"Semua sudah membaik, Cio-kun. Lukaku sudah sembuh. Lantas, apa yang ingin kamu lakukan lagi padaku sekarang? Merobek lagi luka yang sudah susah payah ku obati?" Aku menatapnya. Iris coklatnya jernih, masih seperti dulu.

"Aku merindukanmu, Yeri."

Keningku berkerut, Mashiho selalu seperti itu. Jika rindu pasti langsung mendatangiku, dulu. Saat ini untuk apa? Dia sudah beristri! Aku pun sudah ada Jihoon.

"Aku tahu kamu bersama pria itu. Pria yang selalu mengekor padamu." Mashiho terkekeh, kedua tangannya masuk ke dalam saku jaketnya. "Pria itu teman Junkyu bukan?"

Aku menatapnya, aku belum menemukan titik kemana arah pembicaraan ini.

"Aku senang kamu pacaran dengan dia. Dia itu gigih juga. Sebenarnya aku kesini karena aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Yeri."

"Dari tadi kamu sudah mengatakan banyak kata, tapi tidak tahu apa sebenarnya tujuanmu menemui ku." Mata kami bertemu. Namun, saat menatapnya jantungku tidak lagi berdebar seperti dulu. Biasa saja.

"Bicara ditempat lain?"

Sepertinya Mashiho tidak enak berlama-lama di rumah ku. Dia tahu kesalahannya, dia juga tidak nyaman berada di rumah ku. Aku ingin menolak, harusnya bisa menolak. Tapi, rasa penasaran ku lebih besar. Aku ingin tahu apa sebenarnya yang membawa Mashiho sampai datang ke rumah ku. Bukankah waktu di rumah sakit, dia meminta ku untuk tidak memikirkannya lagi. Di saat aku tidak lagi memikirkan dia, malah dia datang begitu saja.

"Ayo." Aku jalan duluan untuk ke minimarket depan saja. Ya, disana tempat yang lumayan nyaman.

Mashiho berlari kecil untuk mengimbangi langkahku. Dia menoleh ke arahku dan kembali fokus menatap jalanan.

"Sudah lama pacaran dengannya?"

"Kenapa mau tahu?" Jawabku.

Mashiho terkekeh, menampilkan giginya yang putih dan rapih. "Eey, Kim Yeri... Ketus sekali."

Aku hanya bisa menampilkan senyum saja. Karena bingung mau menanggapinya bagaimana. Kami sudah sampai di depan minimarket. Mashiho meminta ku duduk di salah satu kursi. Sedangkan dia masuk ke dalam, membeli dua minuman kaleng soda  dan popcorn kemasan rasa caramel. Rasa kesukaan ku.

"Kamu masih suka ini, kan?" Mashiho menyodorkan popcorn kemasan itu padaku.

"Sebenarnya sudah lama sekali aku tidak makan ini. Entah aku masih suka atau tidak," jawabku lagi.

My Healer // 💎 Park Jihoon Where stories live. Discover now