13. Penyesalan yang Mendalam

43 10 6
                                    

Minal aidin wal faidzin semuanyaaa. Maafkan seluruh kesalahanku, ya. Maaf kemarin janji mau update malah ketiduran:( semoga kita masih dikasih kesempatan untuk ikut lebaran tahun depan. Selamat membaca!^^

***

Sebelumnya hampir dua jam Juno berada di ruang tunggu, selama itu pula dia hanya berdiam diri. Ada yang luput dari pikirannya sebelum memutuskan mendatangi tempat ini; fakta jika dirinya nggak mempunyai hubungan apa pun dengan Gianna Kamilia membuatnya kesulitan mendapat izin untuk bertemu atau sekadar mengorek informasi mengenai perempuan tersebut. Ada kode etik yang harus dijaga. Tapi untungnya, setelah sedikit berdiskusi, Juno berhasil mendapat nomor dari wali yang biasa mengurus Gia.

Awalnya Juno pikir itu nomor orang tua Gia. Entah ayahnya atau ibunya. Namun ketika dia mengirimkan pesan dan mereka sepakat untuk bertemu di sini, Juno nggak mengira bahwa yang akan datang adalah seorang wanita yang memperkenalkan diri sebagai pengurus sebuah tempat penampungan.

"Kurang lebih satu bulan yang lalu kami mendapat laporan dari warga yang menemukan Ibu Gia di sekitar jembatan. Ibu Gia sudah beberapa kali ingin menyakiti diri di sana, sehingga akhirnya kami membawanya ke Rumah Bulan. Di tempat kami banyak sekali perempuan-perempuan yang mengalami hal serupa. Kami mempunyai program penanganan psikologis, namun dalam kasus Bu Gia, beliau butuh jangkauan yang lebih tepat lagi dari profesional. Itu kenapa kami memutuskan membawa beliau ke poli jiwa sebelum akhirnya dirujuk kemari."

Berkat pengurus Rumah Bulan itu, Juno bisa melihat Gia secara langsung, meski dia belum berani mendekat dan hanya memperhatikan dari luar saat Gia berada di ruang meditasi. Ada beberapa orang lagi di dalam, mengikuti instruksi untuk kegiatan rileksasi. Alih-alih bergabung, Gia duduk sendirian di sofa. Mata cekungnya memandang lurus, tak diketahui memperhatikan apa. Punggungnya terkulai seakan jika bukan karena kerangka sofa, dia bisa ambruk kapan saja. Gia nampak ringkih-pun dengan bobot tubuh yang turun drastis dari terakhir kali Juno lihat. Juno memijat pelipisnya berulang-ulang. Kok bisa Gia jadi seperti ini?

"Ibu Gia mengalami kekerasan dari mantan suaminya."

Juno bagai tersambar petir di siang bolong. Sedikitnya, meski tetap patah hati, Juno nggak terkejut Gia telah berumah tangga. Di antara semua kemungkinan, selama ini dia selalu berpikir kemungkinan paling besar mengapa Gia nggak pernah mencarinya barangkali karena Gia sudah punya kehidupan baru. Tapi yang paling membuatnya sakit adalah pernyataan adanya kekerasan dari mantan suami Gia.

"Lenganmu kenapa memar?"

"Oh.... jatuh, tapi gapapa kok."

Juno ingat, pertama kali melihat lebam kebiruan itu di lengan atas Gia yang tak sengaja tersingkap saat mereka pergi berenang bersama pada liburan kenaikan kelas. Waktu itu umur mereka enam belas tahun, sedang dekat-dekatnya, tapi belum berpacaran. Juno berusaha mengindahkan kekhawatirannya, namun dia nggak bisa percaya begitu saja ketika di kemudian hari menemukan lebam-lebam lain di area tubuh Gia yang terlihat.

Gia selalu menggunakan jatuh atau tersandung sebagai alibi atas luka-lukanya, padahal Juno tahu Gia bukan gadis sembrono. Gia adalah manusia yang berpaku pada detail. Hewan sekecil semut saja sering Gia hindari, apalagi bongkahan batu dan undakan tangga-mustahil luput dari pandangan Gia. Pun terkadang lebam yang tercipta lebih terlihat seperti bekas cubitan atau pukulan, ketimbang hasil kecerobohan semata.

Puncaknya ketika letak memar itu mulai nggak masuk akal. Di kelas dua belas, Gia pernah bolos empat hari berturut-turut. Juno yang kehilangan kabar langsung bertandang ke rumah Gia hanya untuk mendapati gadis itu membuka pintu dengan mata kiri bengkak keunguan, pangkal hidung tergores, dan sudut bibir sobek. Juno terlampau kaget untuk bertanya. Gia juga nggak menjelaskan. Namun, suara keributan serta teriakan makian dari dalam sana sudah cukup menguraikan apa yang terjadi. Juno jadi mengerti mengapa selama ini Gia selalu menolak diantar jemput olehnya. Gia nggak akan pernah membiarkannya memasuki rumah itu.

Juno's BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang