20 || Biggest Weakness

Start from the beginning
                                    

Gue ngangguk, membelai kucing oren itu dengan lembut. Gak ngereog dia, santai dan malah guling-guling gemesin.

"Love.." panggil kak Julian.

Gue menoleh. Kak Julian menatap gue dengan wajah memelasnya.

"Berhenti bikin aku cemburu sama kucing."

"Pffftt! Kak Ian cemburu sama kucing?!" entah kenapa gue ketawa. Bercanda pasti dia.

Eh, enggak apa yak? Mukanya kak Julian serius banget!

"Uuuututu sini dagunya gue gelitikin juga!!"

Lucu banget sih pacar gue!

•••

Gue berasa habis ngerampok kak Julian. Padahal tuh gue bercanda soal bales dendam dan mau morotin dia.

Gue aja heran jajanan gue jadi banyak banget gini. Ini juga gara-gara bang Haikal yang mau dibeliin oleh-oleh! Kan sekalian jadi beliin buat kak Gigi, mama, dan orang tua kak Julian.

Masalahnya kak Julian gak keberatan gue ngabisin duitnya. Tadi aja ada lima lembaran uang merah, ditambah bolak balik gesek kartu.

"Gimana jalan-jalan seharian ini, Lovely?" tanya Leo ngalungin lengannya di leher gue.

"Tentu saja menyenangkan!"

Baru beberapa detik dia menarik diri. Gue lihat kak Julian yang lagi berkutat sama bakaran menoleh dan menatap bengis pria itu.

Awww, beneran tipe pencemburu keknya kak Julian itu. Dia sesayang itu ya sama gue?!? Aaaa bukannya kesel gue malah gemes.

Kita berempat emang lagi menikmati barbequan malam di pinggir pantai. Suara ombak pelan terdengar. Sinar bulan ditambah bintang kelap kelip yang terlihat jelas membuat suasana makin menyenangkan.

Huhh sosis! Sosis! Gue mau makan sosis bakar!

Berenang dan main airnya disimpen buat besok. Soalnya mau menjelajahi dan melakukan banyak wisata air.

Hari ini udah full jalan-jalan jadi gue ngerasa capek, kak Julian juga sama.
Ending-nya kita happy-happy aja di sini.

"Lovely! Kemari!"

"Iya!"

Gue mendekati Naomi. Dia melambai ramah ke gue. Pas udah sampai di depannya gue disodorin sebotol minuman kaleng.

"Kamu minum alkohol?"

"Eh?" gue mengerjap.

"Jangan khawatir, minum sekaleng saja tidak akan membuatmu mabuk. Aku ingin menawari Julian, dia pasti akan menolaknya." katanya menatap kak Julian yang sekarang berbincang santai dengan Leo. Sepertinya dua pria itu sudah selesai dengan bakar-bakarnya.

Kak Julian menolak? Dia enggak minum kah?

Karena udah disodorin gini, gue ambil lah minuman itu. Naomi tersenyum, dia juga bilang kalau gak mau gausah diminum. Itu juga rencana gue. Tapi setidaknya gue gak nolak pemberiannya.

"Ayo ke sana."

Gue mengangguk, mengikuti langkah Naomi yang sangat amat bersemangat. Energinya beneran nggak habis-habis deh perasaan? Dia nih tipe ambivert kah?

"Love.." kak Julian manggil gue.

Naomi lebih dulu nyodorin minuman kaleng non alkohol buat kak Julian. Bukanya fokus sama minuman di tanganya dia justru fokus sama minuman gue.

"Hoho Julian si paling anti minum. Kebiasaan membosankanmu di Inggris sana masih belum berubah ya?" ledek Leo.

Kak Julian mendengus. Gue yakin sih, sepertinya Leo sering mengunjungi Naomi di Inggris sana. Sampai dia pun hafal sama kak Julian dan kebiasaanya.

LOVEIANWhere stories live. Discover now