"Mangkanya, dia berubah menjadi seseorang yang dingin, angkuh dan tidak berperasaan seperti saat ini Meer"

"Ayah berharap, setelah kehadiran kamu di hidup Abi. Kamu bisa menjadi Lentera bagi kehidupan Abi yang gelap, kamu bisa menjadi Lentera bagi Abi yang memang membutuhkan cahaya di hidupnya"

"Ayah yakin, Kamu pasti bisa merubah Abi kembali menjadi Abi yang ceria dan penuh warna lagi Meer"

"Meera harus bisa sabar dengan semua sikap Abi ya nak, kamu mau kan janji sama ayah untuk gak akan pernah tinggalin Abi apapun keadaannya nanti sayang?" Tanya Mario tulus

"Meera gak pernah tau, sedalam apa luka yang Mas Lian pendam di hidupnya yah. Meera juga gak akan pernah paksa Mas Lian untuk berbagi itu sama Meera. Meera sudah berjanji untuk belajar menerima pernikahan ini dan Mas Lian di hidup Meera. Jadi Insyaallah Meera akan mencoba untuk tetap di samping Mas Lian apapun keadaannya nanti yah. Meera ingin pernikahan Meera hanya sekali seumur hidup, dan itu dengan mas Lian yah" Balas Meera tulus

"Masyaallah, anak ayah beruntung sekali bisa dapat wanita sebaik dan secantik kamu Meer. Terimakasih ya nak, sudah mau menerima anak ayah" Ucap Mario

"Ayah jangan bilang gitu, Meera gak seneng deh dengernya. Mas Lian kan udah jadi suami Meera yah, jadi gimana pun mas Lian. Insyaallah Meera akan terima. Ayah gausah bilang makasih ya sama Meera" Balas Meera

"Hahahaha iya iya, maafkan ayah ya nak"

"Ayah seneng banget, semenjak ada kamu dan Qeela. Rumah ayah jadi rame, anak ayah makin banyak dan ayah gak kesepian lagi" Balas Mario terkekeh

"Bagus dong, jadi sekarang ayah harus janji untuk sehat-sehat terus ya. Gabole sakit-sakit lagi apalagi sampe males minum obat. Oke yah" Balas Meera

"Iya Ibu perawat hahaha" Balas Mario terkekeh

Flashback Off

Meera kembali melirik ke arah Lian, terlihat Lian sudah sangat pulas di sampingnya.

Meera mengubah posisinya menyamping dan menghadap ke arah Lian. Di tatapnya lama wajah laki-laki yang kini berstatus suaminya itu.

Kamu kenapa sih mas? Kata ayah kamu begini karena kamu menyimpan luka yang sangat besar yaa? Kamu bisa berbagi itu sekarang sama aku mas, sekarang kamu punya aku. Aku siap denger semua keluh kesah kamu. Jangan pernah pendam semua nya sendiri lagi. Ada aku disini  *batin Meera

Meera mengelus lembut Pipi Lian, sebelum akhirnya dia ikut menyusul Lian tertidur pulas.

***

"Al, bangun. Subuhan dulu yuk" Ucap Lian

Meera masih tak bergeming dengan ucapan Lian

Lian pun bangkit dari ranjangnya, lalu beralih duduk di pinggir ranjang sebelah Meera yang masih pulas.

"Almeera, bangun yuk. Udah subuh ini" Ucap Lian sembari mengelus lembut kepala Meera yang masih tertutup hijabnya

"Almeera, ayo bangun" Ucap Lian sedikit keras sembari mengusap Pipi Meera

"Hmmm" Meera hanya bersuara tanpa membuka matanya

"Ayo bangun, atau saya cium kamu" Ancam Lian

Almeera kembali tak menganggapi karena dia memang sangat mengantuk, dia baru bisa tertidur pukul dua pagi setelah susah untuk memejamkan matanya semalam

Tak mendapat tanggapan, akhirnya Lian mencium seluruh wajah Almeera hingga sang empu terganggu.

"Ishhh, apaan sih mas! Basah muka aku! Cium-cium orang sembarangan!" Omel Meera yang masih sulit membuka matanya dan mengusap usap wajahnya

LenteraWhere stories live. Discover now