26||try to be sincere

986 47 1
                                    

                        •>•>•>•>•>•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                        •>•>•>•>•>•

  Shofiya berdiri di balkon rumah sakit menatap langit malam yang menerangi kota yang di penuhi lampu indah.

  Wajah kedua orang tua nya saat itu masih tengiang jelas di benak nya. Wajah yang bersimbah darah itu tidak akan pernah di lupakannya.

  Shofiya menggigit bawah bibir nya sambil menutup mata menahan air mata yang terus ingin keluar.

  Di tengah itu, seseorang memasangkan jaket ke bahu Shofiya perlahan. Gadis itu menoleh dan benar saja, ada Zayn yang sudah berada di samping nya.

"Kenapa di sini? Dingin." kata Zayn.

"Gus zayn belum tidur?" tanya Shofiya.

"Gimana saya mau tidur kalo kamu ga ada di samping saya." jawab Zayn.

"Hana sama gus faiz udah tidur, gus?" tanya Shofiya. Zayn mengangguk.

  Memang, setelah ingatan Hana kembali. Sore itu, Abi, Ummi, Nina, dan Zainal pamit pulang. Namun mereka akan tetap siap siaga jika ada yang harus di bantu.

"Belum ngantuk?" tanya Zayn.

"Belum, gus." jawab Shofiya.

"Mikirin apa?"

"Mikirin rumah saya yang udah pergi."

  Zayn diam. Dia menghela nafas perlahan, kemudian menggenggam tangan Shofiya yang mulai dingin karena hembusan angin.

"Rindu, ya?"

"Sangat.. Sangat rindu." jawab Shofiya semakin menggigit bawah bibir nya.

"Rindu boleh, tapi jangan terus-terusan sedih.. Jangan berlarut dalam semua itu, papa sama mama udah bahagia di sana.. Mereka juga pasti mau lihat kamu bahagia di sini." kata Zayn.

"Gimana saya mau bahagia, gus.. Kalau orang tercinta saya, orang yang selalu jadi penyemangat hidup saya.. Udah pergi." kata Shofiya.

"Mereka memang pergi, tapi tidak untuk semalanya."

"Kita akan bertemu dengan mereka lagi di syurga nanti, insya allah." lanjut Zayn.

"Kemana habibah saya yang ceria? Kemana habibah saya yang selalu tegar dan kuat? Kemana habibah saya yang senyuman nya selalu jadi penyemangat saya? Kemana habibah saya yang menyebalkan? Kemana?" tanya Zayn yang membuat Shofiya menatap nya.

"Saya menyebalkan, gus?" tanya Shofiya.

"Sangat." jujur Zayn.

"Gus lebih menyebalkan dari saya." balas Shofiya cemberut.

"Kamu itu cantik-cantik tapi sering bikin saya geleng-geleng sabar." kata Zayn.

"Gus makin ga asik." kesal Shofiya.

AL-MUMTAZA •[END]•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang