1||father decision

2.3K 77 1
                                    

Assalamu'alaikum readers!
Balik lagi nih, aku nyaa.

Kalian habis baca prolog tertarik ya buat baca part 1 nyaa? Semoga habis baca part 1 nya kalian bakal lanjut terus ya!

Okee ga lama-lama langsung aja kita mulai part 1 nyaa!

Okee ga lama-lama langsung aja kita mulai part 1 nyaa!

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

•>•>•>•>•>•

"Ayah sudah berdiskusi dengan orang tua nya shofiya." ucap seorang ayah, bernama Zainal.

Sekarang dia dan putri satu-satu nya yang sangat dia sayang sedang duduk berhadapan di ruang tamu.

"Ayah diskusi sama orang tua shofiya? Diskusi apa, yah?" tanya sang putri nya.

"Kamu dan shofiya, akan kami masuk kan ke sebuah pondok pesantren." jawab Zainal.

"Apa?!" sontak sang putri kaget bukan main. Bagaimana bisa? Dia adalah seorang gadis remaja yang hobi nya jalan-jalan kesana kemari dan tiba tiba dia akan di masukan ke sebuah pesantren?

"Ayah jangan bercanda deh.. Ga lucu tau, yah." kekeh sang putri.

"Ayah ga bercanda, hana."

"Ga, ga, ga.. Ayah ngomong apa, sih? Ga bisa dong ayah main ambil keputusan sepihak." protes gadis itu yang biasa di panggil, Hana.

"Ayah sudah berpikir matang-matang dan ini adalah keputusan ayah.. Tidak ada alasan untuk kamu membantah nya, kamu dan shofiya akan masuk ke pondok pesantren." kata Zainal.

"Ayah ga sayang sama aku! Ayah kenapa ga mau anak nya bahagia?! Ayah selalu saja mengatur aku sesuai dengan keinginan ayah! Aku-"

"Itu karena ayah sayang sama kamu, Hana!!" potong Zainal dengan nada tinggi.

Hana terdiam, dia kaget bukan main melihat ayah nya yang begitu marah. Dia belum pernah di bentak sekeras itu oleh ayah nya.

"Kamu itu orang yang satu-satu nya ayah miliki! Kamu adalah putri kesayangan ayah! Ayah ga mau kehilangan kamu seperti ayah kehilangan bunda!"

Hana menunduk, tubuh nya gemetar. Hati nya tertusuk, sangat sakit. Mata nya mulai berkaca-kaca namun Hana tetap menahan nya agar tidak menetes.

"Astghfirullahal'adzim." sadar Zainal sambil mengelus dada nya.

"Hana.." kata Zainal membelai rambut lembut Hana.

"Awas!" kata Hana menepis tangan ayah nya dengan kasar.

"Aku benci ayah!!" teriak Hana sambil berlari meninggalkan ruang tamu menuju kamar nya.

"BRUKKK!"
suara pintu kamar Hana yang di tutup dengan kencang.

"Astaghfirullah.. Ya Allah, jagalah kesabaran ku menghadapi putri ku ya Allah.. Tolong berikan dia petunjuk mu ya Allah." gumam zainal sambil terus mengucap istighfar.

Seorang ayah pasti ingin yang terbaik untuk putri nya. Alasan mengapa Zainal memasuk kan Hana ke pondok pesantren karena kelakuan Hana juga selama ini.

Hana sering sekali keluar rumah tanpa izin bahkan pulang hingga larut malam. Dia selalu pergi bersama teman-teman nya yang bercampur laki-laki dan perempuan.

Begitu pula dengan shofiya, sahabat Hana. Dia adalah sahabat Hana mulai kecil, kelakuan nya juga sama seperti Hana. Maka dari itu orang tua Shofiya menyetuji usul dari Zainal.

•>•>•>•>•>•

Gadis cantik itu kini tertidur dengan mata sembab nya. Setelah kemarin dia menangis semalaman karena mendengar keputusan ayah nya hingga dia tertidur.

Pagi menyambut hari, suara alarm heandphone Hana berbunyi. Suara nya yang begitu nyaring berhasil membuat tidur Hana terusik. Dia terbangun lalu mematikan alarm yang berbunyi dari Heandphone nya.

"Jam enam." gumam Hana.

"Eh?" dia sedikit terkejut melihat notifikasi yang sangat banyak dari whatsapp nya.

120 pesan tak terbaca dari shofiya
38 telepon tak terjawab dari shofiya

"Astaga, kenapa dia." gumam Hana.

Tanpa membaca pesan yang di kirim kan oleh sahabat nya itu, dia lebih memilih menelepon balik Shofiya.

"Halo, shofiya.. Pagi." sapa Hana.

"Hei!! Lo kemana aja sih?! Dari tadi malam gue chat gue telepon ga lo angkat!!" marah Shofiya.

"Euh maaf.. Malam tadi ada sedikit masalah." jawab Hana.

"Masalah? Lo kenapa?" tanya Shofiya.

"Hm, gue ada selisih sama ayah." jawab Hana.

"Tunggu, apa? Jangan-jangan..."

"Jangan-jangan apa?" tanya Hana.

"Gue mau nanya dan lo harus jawab jujur." kata Shofiya.

"Aelah, kaya gue pernah bohong aja sama lo." sahut Hana.

"Pernah."

"Kapan?" tanya Hana.

"Pas bulan maret, lo bilang ke gue kata nya lo mau ke acara ulang tahun si maisa.. Eh ternyata lo malah ke mall, dan ga ngajak gue."

"Ck, itu udah 2 tahun yang lalu." malas Hana.

"Tetep aja lo bohong."

"Yaudah-yaudah.. Apa yang mau lo tanyain?" tanya Hana.

"Lo tadi malam di kasih tau ayah lo kalau lo mau di masukin ke pesantren, kan?" tanya Shofiya balik.

"Eh? Iya bener.. lo tau?"

"Tadi malam gue juga di bilangin itu sama orang tua gue!" kata Shofiya.

"Sial, jadi bener lo juga bakal masuk pondok pesantren." kata Hana.

"Akhh! Gue ga habis pikir, apa coba maksud mereka.. Sama aja kita ga bakal dapat kebebasan kalo kita masuk ke penjara itu!" protes Shofiya.

"Gue setuju.. Tapi, apa boleh buat gue ga bisa nolak permintaan ayah gue."

"Sama, gue juga ga bisa.. Papa gue ngancem gue kalau gue ga masuk pesantren dia ga bakal ngizinin gue keluar rumah lagi."

"Parah."

"Hana." panggil Shofiya.

"Apa?"

"Lo mikirin apa yang gue pikirin?"

"Hah?"

•>•>•>•>•>•

Hiyaaa, Kira kira apa nih yang ada di pikiran shofiya? Ada yang bisa nebakk?

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


Hiyaaa, Kira kira apa nih yang ada di pikiran shofiya? Ada yang bisa nebakk?

Gimana part 1 nya? Berhasil bikin kalian penasaran gaa nihh..

Aku lanjut gaa nih kira-kiraa?

Jangan lupaa spam komenn biar author tau perasaan kalian waktu baca cerita nyaa.. Vote nya juga jangan ketinggalan loh yaaa.

Sampai jumpa di bagian selanjut nya! See youu readers!

AL-MUMTAZA •[END]•Onde histórias criam vida. Descubra agora