BAG 08

3 2 0
                                    

AKAR HITAM
.
.
.
.

"Kalau kamu sudah selesai melihatku, bantu aku memeriksa orang ini." ucap alin dengan wajah tanpa ada ekspresi sedikitpun.

Aku berlutut perlahan didepannya sambil menggerayangi kedua kaki dari mayat tanpa kepala yang tergeletak didepanku.

Terdengar suara resluiting jaket mayat itu dibuka oleh alin, dan apa yang terkait di seluruh bagian luar dan dalam rompi itu membuatku terkejut.

"C4. Semtex. Bahan peledak kategori militer. Pemicu tanpa kabel dengan keping gps. Alat peledak ini hanya bisa berfungsi bila sudah berada di titik koordinat yang ditentukan." ujarku sambil menyentuhkan jari telunjukku kearah daguku.

Namun aku seperti berbicara dengan diriku sendiri, karena alin tidak menghiraukan ucapanku.

Dengan cekatan alin mengeluarkan sebuah tang kecil bermoncong dengan sisi tajam di kedua sisinya dari saku samping celana jumpsuit (celana panjang berukuran longgar dengan banyak saku di bagian kanan dan kiri, celana ini biasa dipakai oleh para atlet terjun payung).

Terdengar suara kabel terpotong. Kemudian dengan sebuah obeng, alin mencongkel keluar sebuah keping gps seukuran uang logam.

Alin berdiri dan membalikkan badannya, kemudian berjalan kearah mobil sedan buatan eropa berwarna hitam yang terparkir tidak jauh dari tempat kami berdiri.

Sambil berjalan memunggungiku dia berkata kepadaku "Lebih baik kita segera kembali ke kantor. Mariska sudah menunggu kita berdua. Perjalanan ke kantor butuh waktu satu jam, dan aku ingin istirahat didalam mobil. Sepulang dari misi di ukraina, aku belum sempat beristirahat karena harus pergi menyelamatkanmu dari serangan regu pembunuh bayaran."

"Orang ini tidak datang sendiri?" tanyaku padanya.

"Tidak." jawabnya sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Akupun tidak datang sendirian. Aku datang bersama satgas (satuan tugas) busur emas. Dari laporan yang kuterima, seluruhnya ada sembilan orang yang berhasil kami tangkap, genap sepuluh dengan orang yang tadi hendak membunuhmu dengan serangan rompi bom. Empat orang yang sebelumnya sudah ditangkap lebih dulu, terpaksa dibunuh karena menyerang anggota satgas. Sekarang, mari kita cepat pergi. Biarkan satgas taman kota yang mengurusi mayat-mayat itu." alin menjelaskan dengan singkat.

.
.
.

TO BE CONTINUED

AKAR HITAMWhere stories live. Discover now