BAG 02

5 3 0
                                    

AKAR HITAM
.
.
.
.

Sejak aku dilahirkan, aku memang paling suka mendengarkan ayahku bercerita tentang apapun.

Bahkan ayah pernah berkata padaku bahwa sejak aku masih menjadi janin di dalam perut ibuku, ayah sering bercerita padaku di malam hari dengan cara berbisik melalui perut ibuku saat ibu sedang terlelap dalam tidurnya.

"Daun lontar itu tercipta saat jaman es." ayahku menjawab dengan senyuman di bibirnya.

"Dan di dunia ini, hanya Resi Tubagus dan almarhumah nenekmu saja yang sanggup membaca daun lontar yang tidak memiliki coretan atau guratan maupun tulisan yang tertera di daun lontar itu", ayah menjelaskan padaku dengan sesekali meneguk teh hangat yang dibuatkan oleh ibuku.

"Maksud ayah, daun lontar itu kosong tidak ada tulisannya sama sekali, begitu ya, ayah? Kalau tidak ada tulisannya, bagaimana cara untuk membacanya? Pengetahuan apa yang ada di daun lontar itu? Mahluk seperti apa yang sanggup melakukan hal itu? Bagaimana caranya ia melakukannya", aku mulai tidak sabar dan mencerca ayahku dengan pertanyaan bertubi-tubi, karena aku ingin segera mendengar akhir dari cerita ayahku tentang daun lontar yang menurutku sangat menarik dan sudah berhasil menggugah rasa penasaran di dalam diriku ini.

"Hmmm..." ayah menghela nafas panjang sambil tersenyum kepadaku.

"Ayah masih ingat saat Resi Tubagus menceritakan kepada ayah perihal daun lontar itu", lanjut ayah.

"Siapapun bisa membuka rahasia daun lontar itu asal mengetahui lebih dulu perihal sifat dasar elemen-elemen yang ada di bumi ini", ayah menjelaskan sambil sesekali melihat kearah ibu yang saat itu sedang merapikan tanaman di kebun belakang rumah kami.

"Kayu Mencengkram Tanah.
Tanah Membendung Air.
Air Melemahkan Api.
Api Melelehkan Logam.
Logam Menghancurkan Kayu.
Dan yang memperkuat lima elemen tersebut adalah Udara. Ingat baik-baik apa yang sudah ayah katakan ini ya nak." Ayahku berbisik lirih kearahku.

"Ya, ayah." aku segera menjawab dengan penuh semangat.

Tanpa kusadari, sebenarnya ayah dengan berangsur-angsur telah mewariskan padaku pengetahuan yang berasal dari daun lontar misterius itu.

Pengetahuan yang bisa membuat seseorang untuk mampu mengakses kekuatan terbesar didalam dirinya sendiri, maupun kekuatan yang ada di alam semesta.

Saat seisi bumi diluluh-lantakkan oleh hujan meteor dan kemudian dibekukan oleh suhu dingin berkepanjangan pada jaman es, bumi mengalami kerusakan yang amat sangat parah.

Belum lagi gelombang tsunami berskala raksasa terjadi secara merata diseluruh permukaan dan di kedalaman bumi, dan semua peristiwa itu berlangsung silih-berganti tiada henti selama 5 millenium (lima ribu tahun).

Menjelang awal millenium ke lima pada masa kehancuran itu, sepuluh ribu malaikat turun ke bumi dan memohon kepada Yang Maha Kuasa agar berkenan menghentikan semua bencana yang sedang terjadi di muka bumi.

Selama seribu tahun lebih, sepuluh ribu malaikat itu tiada henti memohon kepada Yang Maha Kuasa sambil menangis.

Dan tangisan dari para malaikat yang tercipta dari cahaya itu terkumpul menjadi satu kumparan bola energi yang sangat besar dan memiliki daya hancur yang maha dahsyat.

AKAR HITAMWhere stories live. Discover now