39. Mason Park

291 37 42
                                    

Double update spesial untuk kalian
Jujur, saya deg deg ngetik dua chapter ini. Tapi sepanjang ngetik juga senyum plus ketawa-ketawa

Chapter ini saya tulis sambil tertawa sekaligus deg deg juga. Berasa saya yang jadi Chanyeol
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
HAPPY READING

🌹🎸🌹🎸🌹🎸🌹🎸🌹🎸

Chanyeol dan Mr.Park duduk berhadapan. Mereka baru saja selesai makan siang di sebuah resto masakan khas Australia yang masih di sekitar Box Hill.

"Merasa jauh lebih baik setelah makan?"

"Ne?"

"Ah, maaf aku mendengar doamu tadi dan jujur saja aku paham sekarang apa tujuanmu menemui Mr.Mason, itulah mengapa aku mengajakmu makan siang. Kau butuh tenaga, Nak."

Chanyeol tersenyum malu. Saat berdoa tadi jarak antara altar dengan tempat duduk Mr.Park memang tidak terlalu jauh. Terlebih suasana sepi dengan suara Chanyeol yang cukup lantang, tentu saja orang yang duduk di barisan depan bisa mendengarnya.

"Cek ponselmu, aku mengirim sebuah video, siapa tau kau membutuhkannya," kata Mr.Park sambil meminum kopinya.

Chanyeol terkejut saat melihat video yang ternyata adalah dia sendiri yang sedang berdoa tadi. Dia menatap tak percaya pada laki-laki di depannya.

"Posisiku sangat dekat tapi di belakangmu, ya agak ke kiri juga sih, jadi begitulah hasilnya. Entah, melihatmu menangis sejak berdiri di sana membuatku merasa kau akan berdoa tentang sesuatu yang sangat berharga bagimu. Jadi kupikir, kau akan membutuhkan video itu suatu saat."

"Gamsahamnida, Apakah saya berlebihan?" Chanyeol mulai merasa nyaman bercerita meski. Tentu saja karena Mr.Park ternyata orang yang sangat ramah dan baik hati. Tidak jauh berbeda dengan dirinya sendiri.

"Yang mana? Menangisnya? Hey Nak, kita kaum lelaki adalah ras terkuat karena paling jarang menangis di muka bumi. Tapi jika seorang laki-laki menangis, air matanya adalah air mata yang paling tulus. Aku bisa melihatnya tadi darimu. Sedalam itukah perasaanmu? Merangkai langkah dan menempuh jarak ribuan mil demi cinta?"

Chanyeol tersenyum kikuk dan nampak salah tingkah sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kau bilang tadi pagi kalau kau adalah seorang idol dan kau ke Australia untuk acara KCON. Seandainya tidak ada acara KCON apa kau akan tetap pergi menemui keluarga gadis yang kau cintai?"

"Sebelumnya saya juga berdoa dan mengemis pada Tuhan agar diberi jadwal yang mengharuskan saya ke benua ini. Jika tidak ada KCON, saya tetap akan berusaha mencari celah dari semua jadwal kegiatan yang sudah ada."

"Harus menemui langsung ya? Bukankah sekarang sudah canggih dan bisa video call?"

"Menyampaikan sesuatu yang sangat penting dan berharga tentu akan lebih baik jika bertemu langsung. Apalagi ini tentang masa depan."

"Wow, pemuda seusiamu sudah berpikir ke sana?"

"Menurut saya percuma saja menjalin suatu hubungan tanpa ada tujuan untuk masa depan yang lebih baik."

"Tunggu, apa ini artinya kau dan putri Mr.Mason sudah resmi menjadi kekasih? Dan akan melamarnya sekarang?"

"Belum. Saya bahkan belum mengatakan apapun padanya. Kami sudah merasa nyaman satu sama lain. Di satu sisi kami juga masih harus bertanggung jawab dengan kontrak kerja di agensi kami."

"Hmmm begitu ya, lalu sekarang langsung akan menemui keluarganya untuk apa? Mengakui perasaanmu begitu?"

"Kurang lebih begitu, saya tentu mengakui perasaan ini di hadapan Tuhan terlebih dahulu, baru kemudian Tuhan mengabulkan doa saya dengan memberi jadwal KCON yang juga saya manfaatkan untuk kemari."

CHANROSÉ Where stories live. Discover now