BAB 04

1.3K 13 0
                                    

"Hish, tidak perlu berteriak seperti itu, Yn. Aku hanya memintamu tinggal di sini agar mudah mendekati Jungkook, bukan memintamu untuk mati," delik Almira kesal.

Yn menggaruk tengkuknya yang mendadak gatal. Senyum canggung terukir di bibirnya, "maaf, Nyonya, saya hanya terkejut. Lagipula, kenapa saya harus tinggal di sini juga? Bukankah di kantor saja sudah cukup?" tanyanya ragu.

"Di kantor saja tidak cukup, Yn. Kamu harus bisa mendekati Jungkook di setiap kesempatan. Aku tidak ingin melewatkan celah sekecil apa pun. Jadi aku ingin kamu pun jangan banyak bertanya. Cukup Jakukan saja apa yang aku katakan!" tegas Almira.

"Tapi, Nyonya saya ...."

"Jangan banyak protes, Yn! Sudah aku katakan kalau aku ingin kamu mengikuti alur yang aku buat!" potong Almira cepat.

Yn menghela nafas kasar. Namun tak urung dia menganggukan kepala, "baiklah Nyonya, sesuai keinginan Anda," ujarnya pasrah.

"Bagus! Sekarang pergilah ke kamar suamiku dan siapkan baju untuknya. Kamu harus mulai membiasakan diri mengurus semua yang suamiku butuhkan. Ingat bertindaklah agresif! Siapa tahu suamiku akan tergoda olehmu hari ini juga," titah Almira tidak sabaran.

Lagi-lagi Yn melongo mendengar permintaan Almira. Ada rasa ragu di hatinya. Namun melihat raut Almira yang tak ingin dibantah membuat Yn tak punya pilihan lain. "Kamarnya di mana, Nyonya?" tanya Yn.

"Itu!" Almira menunjuk salah satu pintu kamar di lantai atas.

"Baiklah, Nyonya, kalau begitu saya ke atas dulu."

Yn pun segera beranjak menuju lantai atas di mana kamar bosnya berada. Ini bukan kali pertama dia mendatangi kamar seorang lelaki. Hanya saja kali ini sensasinya beda. Jika biasanya dia akan memuaskan lelaki yang kurang puas dengan istrinya, sekarang dia harus menggoda lelaki yang disedekahkan istrinya.

Kalau saja Jungkook tergoda padanya, Yn tidak keberatan untuk memberikan yang terbaik. Apalagi Jungkook itu tampan dan juga gagah. Benar-benar lelaki idaman Yn. Hanya saja memang sedikit sulit menaklukan lelaki itu. Yn harus sedikit bersabar dan tidak terlalu bar-bar.

Setelah tiba di depan kamar yang tadi ditunjuk oleh Almira, Yn menghela nafas sejenak sebelum masuk. Kala sudah merasa tenang barulah dia segera memasuki kamar itu.

"Astaga, ternyata kamarnya pun benar-benar luas. Ini sih hampir sebesar kontrakanku," gumam Yn mengagumi luasnya kamar Jungkook dan Almira.

Tak ingin membuang waktu, Yn segera masuk ke walk in closet. Dia mengambil pakaian yang menurutnya cocok dipakai Jungkook. Tak lupa jam tangan dan juga sepatu lelaki itu pun dia persiapkan semuanya tanpa terkecuali.

Yn tersenyum menatap hasil kerjanya, "semoga saja Tuan Jungkook suka dengan pakaian yang aku siapkan," gumamnya.

Ceklek.

Suara pintu kamar mandi yang terbuka menandakan Jungkook sudah datang. Yn tersenyum kecil dengan perasaan yang dag-dig-dug tidak jelas. Baru saja dia akan berbalik, sebuah tangan sudah lebih dulu melingkar di tubuhnya.

"Terima kasih sudah menyiapkan pakaian untukku, Sayang," bisik Jungkook disertai kecupan kecil di leher Yn.

Seluruh tubuh Yn mendadak meremang mendapatkan perlakuan seperti itu. Hasratnya tiba-tiba membumbung tinggi. Terlebih tubuh Jungkook benar-benar wangi. Dia sampai kesulitan menelan ludahnya sendiri.

"Sayang, kenapa kamu diam saja? Aku menginginkanmu," bisik Jungkook lagi.

Sepertinya lelaki itu tidak sadar siapa yang dipeluk dan diciumnya karena terlalu fokus menjelajah leher Yn. Bahkan wangi tubuh Yn yang berbeda dari Almira pun sama sekali tidak dipedulikan lelaki itu karena terlalu bersemangat. Terlebih dia sudah menahan diri selama satu bulan ini karena Almira selalu menolak untuk dia sentuh termasuk kemarin malam. Jadi saat ada kesempatan seperti ini, Jungkook benar-benar lepas kendali.

[21+] STREETWALKER Where stories live. Discover now