11. Kakak cemburu

2.1K 240 6
                                    

Matahari telah terbit menyinari jendela kamar, kamar yang tampak sangat rapi dan bersih seperti tidak pernah kotor sama sekali. Sosok anak kecil yang lucu sedang tertidur pulas di kasurnya, kulit putih halusnya tersinari oleh cahaya matahari yang masuk melalui kaca jendelanya.

Siapa lagi jika bukan Askana sang anak kecil lucu kita yang sedang tertidur pulas di kasurnya.

"Uhm..." Askana menutupi dirinya dengan selimut karena terganggu oleh sinar matahari yang menyinarinya.

Cklek

Suara pintu terbuka memperlihatkan dua sosok remaja tampan memasuki kamarnya, pipi mereka terlihat sedikit merona melihat sosok kecil mereka sedang asik tidur di kasurnya.

Mereka mendekati Askana sedikit menggoyangkan badannya agar ia merasa tak terganggu.

"Askana ayo bangun, kita harus sarapan." Suara yang terdengar familiar di telinga Askana, saat membuka matanya dia melihat kedua kakaknya tersenyum padanya.

"Jangan tidur terus, dong~ ayo kita turun ke bawah buat sarapan." Zydan menggendong Askana di tangannya membawa Askana ke kamar mandi untuk memandikannya.

"Uhm, kakak aku bisa mandi sendiri." Ucap Askana, dirinya masih sedikit mengantuk.

"Gak apa-apa, Askana diam aja biar kita yang mandiin." Alex mengecup sekilas pipi adiknya itu, wajahnya jelas terlihat sangat senang.

Mereka menurunkan Askana di lantai dan membantu Askana melepaskan pakaiannya, pipi kedua orang itu tampak memerah yang membuat Askana memandang mereka dengan heran.

"Mereka kenapa? Tumben sekali mereka tidak bertengkar..." Batin Askana, dia heran biasanya kedua kakaknya ini akan ribut merebut dirinya.

Di dalam kamar mandi mereka mulai membuka baju Askana satu persatu secara bersamaan dan kompak, Zydan menggendong Askana dan menaruh Askana ke dalam Bathtub yang sudah di isi air hangat oleh Alex dan jangan lupakan tentang beberapa mainan bebek untuk Askana.

Askana yang melihat ada beberapa mainan bebek di dalam Bathtub miliknya menatap menatap mainan itu dengan tidak nyaman.

"Kakak, aku sudah besar tidak perlu mainan bebek..." Askana menatap kedua kakaknya yang sedang memegang sabun serta botol shampo itu.

"Kenapa? Bukankah mereka lucu?" Ucap Alex, dia mulai membasahi sedikit demi sedikit rambut Askana.

"Itu benar, mereka sangat cocok dengan mu ketika di bak mandi, Askana." Zydan tersenyum lebar, dia terus menatap adiknya itu sembari membasahi tubuh adik tercintanya.

Askana hanya bisa menghela nafas dan pasrah apa yang di lakukan kedua kakaknya itu, dia sangat heran kenapa bisa alurnya tampak berubah seperti ini, apa itu karena dirinya ada di dalam novel ini atau memang itu sudah berubah sebelum dirinya ada? Sebelum dirinya ada ketertarikan kedua kakaknya ini melebihi 50% yang artinya sedari awal alurnya memang sudah berubah.

Askana terus berpikir, apakah kedua kakaknya ini sebenarnya sayang dengan Askana yang asli cuman secara diam-diam? Askana juga berpikir jika dirinya ada di tubuh ini sekarang apakah alur tentang Askana yang asli tidak akan terjadi?

Saat sedang merenung tiba-tiba air membasahi dirinya dari kepala yang membuat Askana sangat terkejut.

"Kakak!" Askana mengucek-ucek matanya yang kemasukan air, dia lalu melihat kedua kakaknya itu yang sedang tertawa melihatnya.

"Jangan melamun Askana, jika kamu melamun di kamar mandi itu sangat gawat." Zydan terkekeh, dia lalu menyirami Askana lagi yang membuat Askana semakin basah.

"Benar, bisa-bisa kamu kerasukan hantu, Askana." Alex pun ikut-ikutan menyirami Askana, tampaknya dia sangat senang menjahili adiknya yang tercinta.

"Siapa yang percaya itu! Aku tidak percaya hantu ada!" Wajah Askana menjadi kesal, dia mulai mencipratkan air ke arah kedua kakaknya itu yang membuat baju kedua kakaknya basah.

Zydan dan Alex malah semakin terkekeh mereka menganggap adik mereka lucu karena kesal mereka terus menyirami adiknya itu, Akhirnya mereka malah main-main saling membasahi diri mereka dengan air yang berujung Zydan dan Alex mengganti baju mereka yang baru.

ᖫ⭑⭑⭑⭑ᖭ

Askana sedang di pakaikan baju oleh kedua kakaknya itu pada saat awalnya dia ingin memakai baju sendiri saat kedua kakaknya itu saling mengganti baju mereka karena basah tetapi Askana di larang oleh kedua kakaknya itu dengan alasan dia tidak mengerti cara memakai baju yang benar, meskipun Askana sudah bilang dia mengerti cara memakai baju tapi tetap saja kedua kakaknya bersikeras akan memakaikan baju untuknya.

Disinilah Askana sedang di dandani oleh kedua kakaknya itu, kedua kakaknya tampak senang mendandaninya seperti bermain boneka.

"Askana sangat imut!" Alex menyisiri rambut Askana, dia kadang-kadang memegang rambut Askana yang halus dan mencium aroma rambutnya.

"Benar. Sepertinya kita akan lebih sering memandikan dan mendandani mu, Askana." Zydan memakaikan sebuah bross yang berbentuk kepala kelinci di baju Askana.

"Terserah..."

Saat selesai mendandaninya Askana melihat dirinya di cermin, memang benar dirinya saat ini lebih ke arah imut dan cantik daripada tampan yang membuat dirinya tampak seperti boneka hidup yang menggemaskan. Askana mengerti kenapa dirinya disukai oleh orang-orang.

Askana terus mengagumi dirinya di cermin, tetapi itu berhenti ketika dirinya melihat wajah kedua kakaknya yang tampak menatap tajam ke arah dirinya, aura kedua kakaknya tampak berbeda saat mereka memandikan dirinya dan mendandaninya beberapa waktu yang lalu. Aura itu membuat tulang punggung Askana merinding dan tidak berani menatap mata kedua kakaknya.

"Askana." Alex memegang bahu Askana yang membuat Askana hampir reflek melompat dari kursinya.

"Kenapa saat itu kamu berdansa dengan baj- tidak, berdansa dengan anak itu?" Zydan memeluk Askana dari belakang, pelukan itu tampak sangat erat.

"Benar, kenapa saat selesai acara kamu juga berduaan dengannya?"


Askana yang membeku di tempatnya, mulutnya terasa tiba-tiba kaku serta tubuhnya yang mulai gemetar tak terkendali saat tatapan kedua kakaknya itu tampak berbeda saat menatapnya. Askana menelan ludahnya ketika dia menatap kedua kakaknya lagi di cermin.

ARKANA: New Life in the NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang