25 ✓ Jatuh Yang Menyenangkan

30 1 0
                                    

Terbebas dari secangkir teh buatan Mamak yang menghangatkan setiap bagian tubuh, udara pagi ini justru sebaliknya. Hawa dingin cukup terasa, berpadu padan dengan embun dari dedaunan yang berlomba menyentuh bumi. Meskipun begitu, itu semua masih kalah dengan pemandangan pagi yang Putri nikmati kali ini.

Setiap paginya selama lebih dari dua Minggu ini, Putri melewati jalan-jalan yang terbilang memiliki pemandangan cukup memesona. Sawah-sawah terhampar kanan kiri, pepohonan berjajar rapi, sungai-sungai kecil yang mengalir seakan mengikuti setiap pergerakan gadis itu. Luar biasa mahakarya Tuhan yang tak luput ia abadikan, sebab momen itu terlalu sayang untuk dilewatkan.

Dengan mengenakan seragam OSIS lengkap dengan jas almamater yang melekat di tubuh mungilnya, dia berangkat mengendarai si Putih ke tempat PKL. Lagu 'In Case You Didn't Know' dari Brett Young menemani perjalanan singkat Emeralda Saputri. Dia tentu tidak menyetel musik sewaktu berkendara, melainkan dia berinisiatif bernyanyi seperti orang gila.

"IN CASE YOU DIDN'T KNOW... BABY I'M CRAZY 'BOUT YOU!"

Nada yang cukup frustasi dengan suara yang kencang, membuat siapa saja yang melihatnya terheran-heran. "AND I WILL BE LYING IF I SAID, THAT I COULD LIVE IS LIFE WITHOUT YOU, EVEN THOUGH—"

Tapi sayangnya, Putri masih memiliki rasa malu. Ketika berpapasan dengan pengendara lain dia bertingkah seperti pengendara normal lainnya. Dia mengunci mulutnya rapat-rapat, nampak fokus pada perjalanan.

Lalu ketika sepi, ia lanjutkan lagi kegilaannya tersebut. Sampai-sampai si Putih —motor matic yang ia kendarai— mungkin kalau dia bisa bicara, dia akan menjerit keras, memprotes betapa cemprengnya suara Putri.

***

Setelah sampai di bank, seperti biasa, ada mas Agus sedang membereskan area dapur. Ia menyapa sebentar, kemudian lelaki itu berlalu pergi untuk mencari sarapan.

Entah kenapa, Putri merasa kehabisan tenaga setelah bernyanyi cukup riang di atas jok motor. Alhasil, gadis itu meletakkan kepalanya di atas meja seraya termenung mengisi kembali energinya. Istilah kerennya, semedi dengan gaya baru.

Namun upaya semedi itu tak berlangsung lama, sebab kedatangan seseorang membuyarkan ketermenungannya. Salah siapa dia datang tanpa terdengar langkah kakinya, tanpa terendus bau-bau manusia di sana. Yang membuat Putri terkejut lagi, dia tiba-tiba meletakkan tasnya tepat di samping kepala gadis itu. Mau marah, tapi gak ada tenaga. Nasib!

"Kenapa lo? Pagi-pagi udah terkapar aja. Belum sarapan ya?"

Putri mendongak, menatap netra seseorang yang telah mengusik waktu semedinya. "Mas Pandi?"

"Ck, udah gue bilang kurang-kurangin ngeledeknya!"

"Gak mau!"

Lalu tanpa dikomando, gadis itu menegakkan kembali tubuhnya yang tadi terkulai lemas. Menyambar benda apapun di dekatnya untuk mengatasi rasa bosan. Kebetulan ponselnya ada di sana.

"Sakit lo?"

"Enggak, hidung gue cuma mampet, paling kedinginan. Pagi ini kenapa ekstrim banget ya dinginnya? Tapi kayaknya belum bisa menandingi dinginnya lo sih," kata Putri sembari tertawa terbahak-bahak.

Entah dari mana motivasinya, meledek Fandi adalah rutinitas wajib yang harus ia lakukan. Rasanya anyep banget kalo gak ngeledek sehari.

"Maaf ya, harusnya gue kemarin gak egois bawa lo pulang dalam keadaan hujan. Lo jadi sakit gini," ujarnya dengan tampang memelas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 31 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LOVE BANKWhere stories live. Discover now