chapter 4

27.6K 1.7K 41
                                    

happy reading :)

* * * * * * * * * * * * * * * *

Daniel POV

Apa yang terjadi? Kenapa liontin itu bisa bereaksi di tangan Kiara? Bukankah seharusnya hanya pemegang kunci yang bisa menggunakan benda itu? Meskipun hanya sedetik tapi aku dapat melihatnya dengan jelas. cahaya putih keluar dari dalam liontin. Itu menandakan gerbang antar dunia terbuka. Bagaimana hal ini bisa terjadi..

Aku harus menanyakan hal ini pada ayah.

- - - - - - - - - - - - - -

Author POV

Daniel langsung berlari meninggalkan lapangan basket. Dia tak peduli lagi pada pertandingan. Hal ini jauh lebih penting dari sekedar pertandingan antar sekolah.

Semua orang di lapangan itu di buat kebingungan dengan tingkah Daniel. Terutama Sarah. Yang notabene mulai naksir sama si Daniel yang menurut Kiara super jutek itu. Daniel terus berlari walau anak anak terus meneriakinya.

" eh ra, tu Daniel kenapa c, kok kaya baru lihat setan aja larinya ampe kaya gitu." Sarah yang belum sadar kalau Kiara sudah tak ada di sampingnya terus mengoceh sambil matanya terus menatap Daniel sampai menghilang di gerbang sekolah.

" Ra, lo kok diem a... Lho? ra? Kiara? lo dimana c?" sarah celingak celinguk mencari sosok sahabatnya yang tiba tiba "raib" dari sisinya. Si kembar Vina dan Vani pun ikut mencari sosok Kiara yang menghilang tiba tiba.

" Ilang kemana c tu anak." Vina yang mulai putus asa karena tak menemukan Kiara di kerumunan orang itu mulai mengeluh sebal.

" Kita cari ke sekitar sekolah yuk, Kiara ga' biasanya ngilang tanpa kabar kaya gini. mungkin ada sesuatu yang terjadi." kata Vani bijak.

Ketiga sahabat itupun mencari Kiara di seluruh bagian sekolah. Mereka sudah berputar putar tapi hasilnya nihil. Handphonenya pun tak aktif. Putus asa, mereka mencoba menelepon ke rumah kiara. Siapa tau dia sudah di rumah. Tapi hasilnya pun sama. Nihil.

" Kita cari ke tempat tempat nongkrong kita yuk, kali aja Kiara kesana." Sarah mulai terlihat khawatir karena hari sudah beranjak sore. Mereka bertiga paham betul, Kiara tak bisa bernafas kalau gelap.

- - - - - - - - - -

Daniel POV

" Ibu, ayah dimana?" Kenapa disaat seperti ini ayah tak ada di rumah c. Ayah pasti tahu tentang keanehan ini. Karena ayah adalah pemegang kunci sebelum aku. Jadi dia lebih pengalaman. Kemampuan ini di wariskan turun temurun dari leluhur kami. Setiap anak pertama di keluarga kami pasti mewarisi kemampuan untuk membuka gerbang antar dunia. Saat kami berumur 10 tahun, kami mulai di ajari apa saja yang harus kami lakukan sebagai pemegang kunci. Sampai akhirnya kami di rasa mampu menjalankan tugas kami sendiri.

Sudah lebih dari 5 tahun aku menjadi pemegang kunci. Tapi baru kali ini ada hal yang di luar aturan. Selama ini begitu damai. Karena perang antar dunia sudah lama berakhir. Tugasku hanya sesekali mampir ke dunia peri atau dunia kegelapan untuk sekedar berbincang dengan pemegang kunci dari dunia yang lain.

" Ibu? Ayah?" kenapa sepi sekali, kemana ayah dan ibu. Aku melangkahkan kakiku ke dapur. Ibu selalu menempelkan pesan di kulkas jika mereka pergi mendadak tanpa memberi tahu sebelumnya.

P.S. Daniel sayang, ayah dan ibu pergi menemani adikmu. Hari ini pertunjukan ballet pertama Jean. Untuk makan siang, kau bisa buat omelet sendiri kan. Nanti kami kembali sore.

Fairy Tale (The Queen of The Three World)Where stories live. Discover now