ᴍᴀɴᴅᴀʟᴀ

MANDALA C. : 36. Club

DUA CHAPTER KHUSUS BUAT KALIAN.

CIEEEE YANG NANYAIN MANDALA KEMANA?

ADA NIH ORANG NYA LAGI CENGENGESAN.

LANJUT TERUS SAMPAI TAMAT.

💢Please don't be reader's silent💢

***

Selatan.

Sya tiga hari lagi kita bakal kerumah Kakek.

Sedetik kemudian gadis itu melenguh malas. Meisya membalikkan badannya menjadi tengkurap diatas kasur yang ia tiduri. Tiga hari lagi ya?

Gadis itu mencoba memikirkan alasan apa untuk tidak ikut serta dalam acara keluarganya, mengapa? Alasannya hanya satu yaitu tidak ingin bertemu sang mama.

Orang yang membuangnya.

Bukannya tidak ingin bertemu anggota keluarga lainya? Tidak ingin dipandang rendah sama sepupu-sepupunya? Tidak ingin dibeda-bedakan oleh sang Kakek? Tidak ingin adu mulut sama tante-tantenya?

Itu sih rutinitas yang tak pernah Meisya sukai, ketidak inginanya saat ini hanya untuk menjauhkan pandangannya dari sosok Linda, Mamanya.
  

Me.

Gue gak mau dateng.

Selatan.

Kocak lo!
Lo kan tinggalnya dirumah kakek, mana
Bisa gak mau dateng.

Ah benar juga kata Selatan. Mana bisa ia meninggalkan acara dirumah kakeknya yang ia tinggali sekarang.

Me.

😭

Selatan.

Kenapa dah?
Tumben emot lo bahagia.

Me.

Anjg!

Meisya rasa kakak sepupunya ini minus tingkat tinggi, perlu kacamata buta warna sekalian deh! Mana ada emot nangis bisa jadi ngakak?

Selatan.

Kalo gue disana udah gue pukul pala lo.

Me.

Bct.
Kagak ada gunanya gue ngomong sama lo!
Fuck Brother!
🤬

Sudahlah, Meisya menutup ponselnya pasrah. Mungkin ada baiknya ia bertemu dengan sang Mama, tapi apa?

Gadis itu melirik jam yang ada didinding kamarnya sekilas, pukul sembilan lewat tujuh menit. Malam-malam gini enaknya ngapain ya?

Gangguin Fafa?

Tentu saja tidak, pilihan gila kalau sampai ia nekat melakukannya.

Pacaran sama Mandala?

Yee si anying lupa apa kalo cuma jadi simpenan doang?! kalo ketemu tuh cowok iblis yang ada malah nyawa langsung melayang. Tidak! Ini Pilihan yang terlalu tragis.