Hanya Kenangan

11 6 0
                                    

HAAI
HAII

GA SABAR NUNGGUIN SI EMIR KETEMU SAMA WINNER CLAN!!!

JGN LUPA BINTANG🥺🥺🥺🥺

***

Aleena Aurelistella Cherlessia.

Gadis dengan rambut panjang hitam pekat, anak rambut yang di selipkan ke belakang telinga, serta kacamata berbentuk bulatnya yang menambahkan kesan ayu-nya itu duduk di atas ranjangnya sambil memperhatikan bingkai foto yang ada di tangannya.

Sore itu benar-benar menyesakkan hatinya, dadanya terasa di tikam berkali-kali, air matanya tak menyerah untuk keluar dari kedua mata gadis itu.

Memori di dalam otaknya itu terus mengenang sebuah tragedi yang menewaskan orang-orang yang ia cintai.

Ibunda dari Aleena, Kania, dan kedua kakak lelaki kembarnya, yaitu Ganendra dan Arsenio.

Orang-orang yang selalu memberikan cahaya di kehidupan gadis itu telah sirna. Karena hal yang tak terduga, yaitu terbunuh.

***

Tiga tahun yang lalu, Jumat tanggal 13...

"TANGGUNG JAWAB KAMU! GARA-GARA KAMU, ANAK-ANAK SAYA TIDAK BISA MELIHAT DUNIA LAGI!"

"SAYA TIDAK MELAKUKAN APAPUN!"

Keributan di lorong rumah sakit antara dua orang pria yang sedang beradu mulut.

Aleena membisu ketika melihat ayahnya yang hangat dan ramah itu terlihat sedang murka.

Gadis enam belas tahun itu tak berani melerai pertengkaran antara Gibran, papanya, dengan sopir keluarganya.

Entah apa yang terjadi, beberapa jam yang lalu, Aleena dan kedua orang tuanya mendapat kabar dari pihak rumah sakit tentang kecelakaan yang menimpa kedua kakak kembarnya.

"TAK USAH BANYAK BICARA KAMU! TANGGUNG JAWAB ATAS SEMUA INI!" Gibran mencengkram kemeja yang di kenakan sopir itu.

"TUAN! SAYA INGAT ADA SUARA TEMBAKAN KE BAN RODA DEPAN MOBIL, PAK! ADA YANG MENYABOTASE, PAK!"

Itu baru awal dari segala dendam keluarga Aleena, yaitu pendiri Aryasatya-Group pada perusahaan lain, Alvarendra-Group.

***

Beberapa hari kemudian...

"MAMA! JAWAB LEEN, MA!" Aleena menggenggam erat tangan dingin milik sang ibu yang terbaring di atas brankar pasien.

Namun, Kania masih setia memejamkan matanya. Air mata Aleena itu tak henti-henti mengalir licin membasahi pipinya.

Sementara Gibran? Pria yang baru saja kehilangan dua orang putra, kini kehilangan istri tercintanya itu tergeletak lemas di lantai.

Luka bekas tembakan peluru di dada Kania menjadi tanda meletusnya kembali perang dingin antara Alvarendra-Group dan Aryasatya-Group.

***

"Kalo gua kabur dari halte pas itu, gua gak bakal jatuh cinta sama Ezhar Alvarendra."

Aleena mengusap air matanya, lalu memutuskan untuk bangkit dari ranjang dan meninggalkan kamar.

Kenyataan itu terlalu pahit untuk dirinya.

***

WINNER CLAN [Perang Dingin Telah di Mulai] = REVISIWhere stories live. Discover now