prolog

81 33 20
                                        

•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Awan yang berwarna abu-abu kini mulai menutup i awan berwarna biru, suara petir kecil mulai terdengar di telinga manusia. Pertanda akan datangnya hujan, angin yang kencang menyapu bersih debu pasir yang ada di sekitar lapangan.

Naura menendang tempat sampah yang ada di samping nya dengan keras. "Anjing! Malah hujan" umpat nya merasa kesal.

"Hujan itu disyukuri nau, bukan nya malah di anjing-anjing in" balas khaira menatap naura.

Fera yang mendengar kata 'anjing' dari mulut Khaira pun sontak ingat yang sedang trending di aplikasi tektok. "Naik anjing aja naik anjing, naik anjing juga enak" sosor nya dengan muka pd nya.

Naura sontak melirik ke arah fera duduk. "Stres anying lama-lama ni bocah" semprot nya dengan suara datar.

"Bentar lagi pulang, yuk bersih-bersih." Ajak khaira memecahkan keheningan.

Naura ikut membuka suara sambil memasukkan satu-persatu barang-barangnya yang ia bawa ke dalam tasnya"Berdua sibuk ga? Kalo enggak ayo jalan nanti malam?" Ajak nya.

"Boleh sih, lagian di rumah bosen"

"Nah iya, kita Dinner aja?"

"Boleh, edi bagus"

"BAPAK GUA!!"

{⏳}

Tepat pukul 7.35 PM mereka datang dari dua puluh tujuh menit mereka berangkat dari rumah, untuk menghemat tempat parkir mobil di restoran itu, mereka memutuskan untuk berangkat bertiga. Iyaa, maksud nya bersama-sama.

"Excuse me, waiter, I would like to order" ucap fera menggunakan bahasa inggris dengan lancar.

"Wahh, bagus juga bahasa inggris lu, padahal setiap mapel bolos" sindir naura yang kaget teman kesayangan nya bisa lancar berbahasa Inggris.

Khaira melirik naura dan fera dengan wajah nyinyir nya. "Translate itu, gua liat tadi" semprot khaira. Tak terima di bilang translate fera melirik balik khaira dengan mata sipitnya.

"Hahaha, mata lu noh kaga kelihatan"

Ekhmm...

"Eh? Sorry kak!, saya mau pesan ini" ucap nya sambil menunjuk satu menu di buku berwarna hitam.

Sambil menunggu Makanan yang mereka pesan tiba, masing-masing membuka ponsel nya untuk melihat berita, video apapun itu. Sampai-sampai fera bertanya dengan aneh.

"Kalian ber dua percaya ga sih kalo kita masuk ke dunia lain" tanya nya penasaran

Naura dan Khaira saling menatap satu sama lain"Maksud lo?" Khaira bingung

"Maksud gua tuh, kita masuk ke alam lain. Kita bertiga" jelas Fera menunjuk Naura, Khaira, dan dirinya sendiri. Naura menggeleng-gelengkan kepalanya. "Wahh mulai ngaco lo, amit-amit dah gua" balas nya bergidik ngeri.

"Kalo beneran terjadi?" Tanya fera

Pukk...

"Diem gak lu, dasar mulut tukang ngaco!" Semprot khaira menampar pelan pipi fera

Tak kunjung lama, makanan yang mereka pesan kini sudah sampai dan siap di atas meja makan untuk mereka santap. Tanpa menunggu lama mereka langsung menyantap makanan itu dengan nikmat.

Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam, Naura beserta ketiga teman nya buru-buru pulang. Karena salah satu dari mereka ada urusan penting.

Bib..bib..

"Buruan naik" ajak naura. Setelah kedua temannya naik Naura pun langsung menyalakan mobilnya, dan menancap gas.

"Nau, pelan-pelan aja, hujan nya lebat gini"

"Iya, iyaa"

Tiba-tiba, pengemudi truk di depan mengerem dengan mendadak. naura tidak dapat melihat jelas kedepan, pandangan nya kabur karena hujan yang amat lebat itu. Naura tak bisa menghindari tabrakan. Mobilnya terguling beberapa kali di jalan raya. Suaranya seperti ledakan keras. Serpihan kaca menari di udara bagai kofeti yang mengiringi simfoni kehancuran. Logam terlipat, dan ban terbakar. Semua terjadi begitu cepat.

Fera terlempar ke belakang, kepala Khaira terbentur di dashboard. Saat naura setengah sadar, Naura melihat kedua temannya tergeletak di sekitarnya. Darah merah pekat mengalir perlahan di bagian-bagian raga nya, bercampur dengan air hujan, rintihannya tengelam dalam deru hujan yang tak kunjung reda. Tiga raga yang rapuh itu menyerah pada pelukan sang maut. Meninggal kan sunyi yang memekakkan ditengah badai yang masih mengamuk.

Astaghfirullah, buruan panggil petugas penyelamat

Eh, parah banget ikii

yaAllah korban e sek pada enom a

Astaga, Sagalana geus geulis deui

Teriakan-teriakan dan bisikan warga sekitar dengan histeris, karena melihat secara langsung kecelakaan yang bisa di bilang parah. Dua puluh menit petugas penyelamat datang untuk mengevakuasi korban-korban yang ada di kecelakaan itu. Tapi mereka di kagetkan dengan hilang nya tiga korban perempuan yang ada di sana.



 Tapi mereka di kagetkan dengan hilang nya tiga korban perempuan yang ada di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.















































THANK YOU FOR READING THIS CHAPTER!
SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA!!!

📌 BARU BELAJAR!
📌BILA ADA TYPO TANDAI!

JIKA TIDAK SUKA DENGAN CERITA INI SKIP AJA❗

Hello Three Mysteries (ON GOING)Where stories live. Discover now