TL 24

931 150 130
                                    

Teman teman Shani mengantarkan dirinya menuju lobby depan situasi kantor sudah sangat sepi. Sengaja karena keadaan Shani yang tidak baik baik saja baru kali ini Gaby, Feni, maupun Sisca melihat Shani sehancur ini Shani yang dikenal tidak pernah menangis di depan mereka hari ini memperlihatkan sisi yang jauh berbeda

Seharian mereka menemani Shani bahkan ikut menangis pula apalagi Sisca mereka hanya berharap Shani bisa melewati ini semua tadi Gaby sudah menghubungi Ara untuk menjemput Shani di kantornya kini dia sudah melihat sosok itu bersandar di samping mobilnya seraya memasukan kedua tangannya ke saku celana yang ia kenakan

"Gab, sis, fen makasih ya!" Shani menatap mereka bergantian Feni melipat bibirnya kembali mengusap bahu Shani

"Iya gue yakin lo bisa lewatin ini semua!" Gaby meyakinkan Shani dengan menggenggam erat kedua tangannya

"Kalo lo ada apa apa call kita ya" Shani mengangguk mereka berpelukan terlebih dahulu sebelum akhirnya Shani menghampiri Ara

Seharian ini juga pikiran Ara ikut tidak tenang ia bahkan tidak fokus menyelesaikan pekerjaannya Ara menatap Shani yang melepaskan pelukan sahabat sahabatnya kemudian berjalan ke arah dirinya matannya masih sembab hidungnya juga masih merah Ara yakin Shani menangis seharian, Ara mengubah posisinya sedikit lebih tegak ia berjalan kehadapan Shani mengusap lembut kepalanya

"Aku tau semuanya ga mudah, tapi kamu harus hadapin semuanya meksipun itu menyakitkan atau sangat menyakitkan!" Ara mengecup singkat pucuk kepala Shani kemudian mengantarnya untuk duduk di kursi mobilnya

"Aaaaa so sweettt!" Celetuk Sisca melihat adegan di depannya

"Semoga mereka baik baik aja deh" Gaby ikut memandang haru, ketiganya kompak tersenyum kala Ara sedikit menundukkan kepalanya ke arah mereka

"Gue selalu takut kalo apa yang ada di kepala gue benar benar terjadi dan ternyata semuanya sudah terjadi" Feni menatap Sisca dan Gaby bergantian

"Gue ga sampe sejauh itu sih buat mikir kalo ternyata anin nikah sama gracio" Sisca menghembuskan nafasnya pelan memainkan heelsnya

"Kenapa ya takdir rumit banget di satu sisi anin juga temen kita dia juga pasti ngelewatin masa masa sulitnya" keduanya mengangguk setuju atas ucapan Gaby

"Hah! Jinan tau semuanya bahkan mungkin cindy gue udah curiga dari awal apalagi semenjak kejadian di bandung waktu gito mabuk" Gaby ikut melayangkan kembali pikirannya kala itu, sedangkan Sisca yang tak tau apa apa hanya diam celingukan

"Udah nanti gue ceritain!" Feni merangkul Gaby juga Sisca untuk berjalan beriringan menuju parkiran mobil mereka masing masing

***

"Jangan cape cape nin biarin sama bi ijah aja" Veranda mengambil piring yang berisi lauk-pauk dari tangan Anin yang tersenyum kecil ke arah Veranda

"Gapapa mah lagian selagi anin bisa bantu pasti anin kerjain!" Veranda menggeleng pelan mengusap perut buncit Anin

"Jalan berapa minggu sayang?" Tanya Veranda dia sedikit excited akan menjadi seorang grandma

"Jalan tujuh belas minggu mah"

"Nanti check up lagi apalagi udah perjalanan panjang dari paris kamu ada kan suplemen vitamin? sering sering juga loh makan buah nin nanti mamah stok deh" hati Anin menghangat keluarga ini sangat menyambutnya dengan baik meksipun kekacauan sudah terjadi karena ulahnya

Gracio meneguk minumannya lagi ia sedikit berdecak melihat keakraban Anin dan Veranda dugaannya salah ia pikir Veranda dan Kinal tidak akan menerima Anin, Gracio sedikit berdeham dan merubah raut wajahnya ketika Kinal menghampirinya

TWO LOVEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora