TL 11

763 116 50
                                    

Mata Ara terbuka saat tak sengaja mendengar teriakan suara burung entah dari mana ia sedikit mengerjap merasakan angin memasuki kamar mereka sedikit kencang dilihatnya pintu depan yang terhubung pada kolam renang tak tertutup Ara berusaha mengingat kejadian semalam tubuhnya langsung terhenyak karena yang terlintas adalah Shani yang meneriakan namanya semalam

Ara seperti orang linglung ia melihat bathrobe yang Shani kenakan sudah berada di atas lantai juga pakaian mereka berdua yang berserakan kemudian Ara juga merasakan selimut sutra yang menutupi tubuhnya ini bersentuhan langsung dengan kulitnya

"Jadi semua itu ga mimpi?" Gumamnya pelan ia melirik Shani yang masing memejamkan matanya Ara langsung menghela nafas pelan menyandarkan tubuhnya pada headboard karena tubuhnya mendadak lemas

"Kenapa sih raaaa!" Kesalnya pada dirinya sendiri mengusap wajahnya kasar sekarang rasa bersalah itu mulai menguasai dirinya

Shani yang baru saja bangun ikut terhenyak apalagi saat merasakan sakit di bagian bawahnya ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya begitupun Ara yang langsung sedikit menariknya karena takut terbuka oleh gerakan Shani dengan penuh rasa ketidakpercayaan Shani menoleh pada Ara berusaha mendudukan dirinya sendiri

"Shan maaf!" Lirih Ara

PLAK!

"APA YANG KAMU MASUKIN DI MINUMAN ITU RA?!" Bentaknya dengan suara yang sangat lantang menggema di seluruh ruangan

Ara memegangi pipinya sendiri panas itu yang ia rasakan tamparan Shani sangat penuh dengan tenaga apalagi sorot matanya sekarang Ara melihat kebencian disana padahal sebelumnya Ara tak pernah melihat itu meskipun Shani sering kali menatap matanya dengan tatapan datar

"Aku ga masukin apa apa, kamu liat sendiri pelayan itu yang anterin minumannya!" Balas Ara membela dirinya yang tertuduh, hati Shani berangsur nyeri ia merasa dirinya kotor sekarang

"Ini semua kerjaan kamu kan ra jawab!" Kekeuhnya tetapi Ara masih menggeleng tegas karena ia pun tak tau apa apa, Shani mengusap rambutnya frustasi

"Shan aku gatau apa apa, aku gamungkin lakuin ini semua" balas Ara lirih tetapi Shani tetaplah Shani ia yakin ini semua pekerjaan Ara itu sebabnya dia tak langsung masuk ke dalam Villa setelah mereka pulang dari Pantai

"Aku mau pulang sekarang!" Ujarnya final tanpa mau menoleh sedikitpun kepada Ara yang hanya bisa diam

Shani memandangi tubuhnya di depan cermin ia beberapa kali mencuci tangan dan membasuh wajahnya sendiri Shani sedikit menarik bathrobe yang dia kenakan banyak sekali jejak yang ditinggalkan Ara dan Shani sungguh membenci ini tangisan yang sedari tadi ia tahan akhirnya pecah juga Shani benar benar merasa bahwa dirinya tak suci lagi ia juga sangat merasa amat bersalah pada Gracio karena sudah mengkhianatinya dengan adiknya sendiri

"Maafin aku gee!" Raungnya ditengah isakan pilunya

Shani meluruhkan dirinya menangis dalam diam mulai sekarang Shani benci tubuhnya sendiri karena memberikan semuanya pada orang yang sama sekali tidak dia cintai Shani juga membenci Ara yang sudah merenggut semuanya. Mulai saat ini Shani tidak akan pernah sudi menerima orang itu di dalam hidupnya apalagi jika perbuatan mereka semalam menghasilkan sesuatu yang tidak pernah dia inginkan mau bagaimanapun hubungannya dengan Ara harus berakhir dan dia harus kembali bersama Gracio

Sedangkan di luar Ara menghela nafasnya ia mencium gelas yang semalam Shani minum benar saja disana Ara sedikit mencium bau obat yang asing dalam indera penciumannya hal itu juga berlaku pada gelas yang Ara minum jika benar terdapat obat perangsang tapi untuk apa pihak Vila memberikannya pada mereka berdua pikirannya terus berputar saat itu juga

"Papah!" Gumannya kemudian menepuk jidatnya sendiri

"Kenapa gue ga curiga tiba tiba ada yang kirim minuman, dasar bego!" Umpatnya pada dirinya sendiri ia tidak menyangka ternyata kejuatan yang diberikan Bobby dan Kinal tidak main-main tapi bagi Ara ini sedikit keterlaluan sekarang dirinya seperti seorang penjahat dimata Shani

TWO LOVEWhere stories live. Discover now