TL 17

729 124 31
                                    

Gracio pulang dengan keadaan sedikit kacau ia berjalan tergesa gesa menuju unit apartemen miliknya hari sudah berganti malam ia lupa untuk mengantar Anin cek kandungan Gracio sedikit merasa bersalah sekarang karena mengingkari janjinya demi kepentingan pribadi

Saat membuka pintu Gracio disuguhkan dengan tatapan dingin Anin yang seakan tak peduli dengan kehadirannya, seketika rasa gugup menyerang Gracio ini kali pertama Anin bersikap seperti ini padanya haruskah Gracio membujuk Anin sekarang

"Nin maaf aku lupa" Anin melirik Gracio sekilas kemudian berdeham

"Aku udah cek sendiri" balas Anin menekan kata akhir di nada bicaranya

"Maaf aku lupa tadi tiba-tiba ada problem ya biasalah investor selalu ada aja protesnya" bohong Gracio berjalan mendekat ke arah Anin

"Emang ga bisa ngabarin aku dulu biar aku ga nunggu kamu?" Tanya Anin melirik Gracio sekilas

"Hari ini aku cukup sibuk nin ga sempet buka handphone" ujar Gracio lagi ikut duduk di sofa yang Anin duduki, Anin hanya menghela nafas kemudian menaruh gelas yang ia pegang

"Mamah sama papah ga jadi dateng hari ini mereka ada acara mungkin minggu depan" Gracio mengangguk kecil

"Acara perusahaan?" Anin mengangkat bahunya

"Mungkin iya, sekalian pertunangan saudara aku"

"Gimana keadaan kandungan kamu?" Tanya Gracio meskipun terdengar sangat kaku

"Baik, sangat baik semua pertumbuhannya normal" Gracio menghembuskan nafasnya panjang kemudian sedikit mencondongkan tubuhnya menatap Anin

"Maafin aku, kamu tau kan gaada satu pun urusan kantor yang bisa aku tinggal"

Anin memaksakan senyumannya ia menaruh gelas di atas meja beralih menatap Gracio dari atas hingga bawah keadaannya sedikit berantakan sejujurnya Anin mempercayai ucapan Gracio sebelum matanya menangkap noda merah di ujung kerah kemeja Gracio

"Gapapa ko gre, kamu mau mandi kan aku udah siapin air panas di atas" Gracio bernafas lega melihat respon Anin barusan ia tersenyum kecil kemudian mengangguk

"Makasih ya" Anin melebarkan senyumannya

"Iya sama sama gre ayo aku anter" Anin menggandeng tangan Gracio untuk menaiki anak tangga menuju kamar mereka berdua

Gracio sedikit aneh tetapi ia tidak berani berkomentar takut takut Anin berubah menjadi dingin seperti tadi ini bukan hal biasa yang dirasakan Gracio mungkin karena dia sudah melakukan kesalahan tadi

"Sini biar kemeja sama jas kamu aku langsung masukin mesin cuci" Gracio mengangguk menurut tanpa mencurigai apapun

Gracio menerima handuk yang diberikan Anin ia berjalan memasuki kamar mandi pada saat itu juga senyuman Anin luntur ia melihat noda yang ia yakini itu adalah goresan lipstik, Anin berjalan menuju meja riasnya menggores kemeja Gracio dengan lipstik miliknya tapi sayangnya tidak ada satupun warna yang sama. Anin tidak pernah memakai lipstik dengan warna merah maroon seperti ini

Jantungnya berdesir Anin mencium kemeja yang dipakai Gracio aroma manis menyeruak di indera penciuman Anin, ia kembali membuka seluruh parfum yang ia miliki lagi lagi baunya tidak Anin kenali

Dengan langkah gontai Anin berjalan menuju tempat parfum Gracio Anin membukanya satu per satu, lagi tidak ada satu botol pun yang memiliki bau yang sama. tangannya bergetar hebat Anin memegang lemari di belakangnya ketika tubuhnya limbung rasa sesak memenuhi dada Anin, Gracio bukan sibuk dengan urusan perusahaannya dia sibuk dengan urusan dirinya sendiri

"Kenapa gre?" Lirih Anin membekap mulutnya sendiri tak ingin tangisannya pecah saat itu juga


***

TWO LOVEWhere stories live. Discover now