Bab 74 (Pantai dan Kamu)

Start from the beginning
                                    

"Oke. Kalau begitu mulai besok saya akan terus suapin kamu" ujar Calvin sigap.

"Deal, ya?" tantang Alika.

"Iya, apa saja untuk istri saya akan saya lakukan" jawab Calvin berhasil membuat Alika meleleh.

"Oh iya, Pak Afu kemana? Sudah pergi?" tanya Alika.

"Iya, seperti biasa. Pak Afu tidur di balai desa. Dia pergi tadi malam saat kamu tertidur" ujar Calvin.

"Oooohhh... pantes aja tadi aku ga liat orangnya pagi-pagi. Ternyata udah ke balai" timpal Alika.

"Kenapa kamu mencari Pak Afu?" tanya Calvin.

"Ngga ada apa-apa, sih. Cuman mau ngobrol aja, soalnya aku baru pertama kali ketemu sama Pak Afu kemarin. Aku cuman ingin lebih akrab aja sama beliau" ujar Alika.

Calvin mengangguk mengerti maksud istrinya.

"Nanti kita bisa berkunjung ke balai desa, kalau kamu ingin bicara dengan Pak Afu. Akhir-akhir ini pekerjaan Pak Afu banyak sekali katanya" jelas Calvin.

Tak terasa, sepiring nasi goreng yang ada di tangan Calvin pun habis tak tersisa sedikitpun.

Calvin tersenyum bangga, pada istrinya.

"Anak pintar" ujar Calvin menepuk kepala Alika perlahan seperti anak kecil.

"Iya, Papa" jawab Alika menirukan suara anak kecil.

Calvin seketika merasa speechless mendengar istrinya, memanggilnya papa.

Panggilan yang berat, namun juga bermakna.

Alika menggenggam tangan Calvin, seakan mengerti segalanya.

"Anak-anak kita nanti akan sering memangil kamu dengan sebutan itu. Jangan kaget gitu dong mukanya" ujar Alika menyentuh dahi Calvin yang berkerut.

"Iya, maaf. Saya tadi terkejut" elak Calvin berlagak seakan tak terjadi apapun.

"A...ayo kita berolahraga, katanya kamu mau olahraga setelah makan tadi" ujar Calvin mengalihkan pembicaraan.

Alika mengerti, pasti suaminya itu tidak ingin dirinya mengetahui kalau Calvin memang tengah terkejut dengan sebutan itu.

"Oke, kita olahraga sekarang Yuk!" semangat Alika.

"Kita berjalan dulu ke kebun, mencerna makanan. Setelah matahari terbit, baru kita akan berolahraga" ujar Calvin langsung menggandeng Alika.

"Kita olahraga apa?" tanya Alika.

"Jalan kaki pemanasan, lalu nanti kita berkuda" ujar Calvin mulai meregangkan badannya yang atletis.

Alika kembali menelan ludahnya. Padahal, tadinya ia hanya ingin olahraga kecil lalu berjalan mengelilingi kampung. Kenapa sekarang dia harus berkuda pula, batinnya.

"Apa itu tidak terlalu banyak?" tanya Alika.

"Tidak, kata dokter berkuda bagus untuk memperkuat tulang punggung kamu supaya lancar saat melahirkan nanti" jawab Calvin.

Alika menggeleng-gelengkan kepalanya. Suaminya ini benar-benar sudah mempersiapkan segala 'cara bagaimana menjadi ayah yang baik' dalam satu malam.

"O... oke deh, aku ikut kamu aja" jawab Alika pasrah.

"Setiap hari saya akan temani kamu berolahraga. Saya sudah siapkan jadwal olahraga dan kegiatan apa saja yang bisa kamu lakukan selama 9 bulan mengandung. Agar kamu tidak bosan" ujar Calvin berhasil membuat Alika semakin membelalak.

"Sampai 9 bulan?! kamu serius?!" kejut Alika.

"Iya, tenang saja. Saya sudah berkonsultasi tentang segala hal dengan ahli kandungan" ujar Calvin.

My Untouchable CEO [Sedang REVISI]Where stories live. Discover now