07. Patah Hati Satu Kantor

Começar do início
                                    

Namun, kebahagiaan itu tak bertahan lama sampai kuping Pearly berubah panas ketika suara-suara para wanita muncul secara tiba-tiba.

"Pagi, Pak Gara."

"Pagi, Pak."

"Apa kabar, Bapak?"

"Bapak makin ganteng aja, ya!"

Mulut Pearly berubah julid saat salah satu wanita yang berpakaian ketat dan blazer di lengan itu menyentuh bahu Gara. Tak mau kalah, lantas Pearly memeluk lengan Gara, membuat atensi Gara dan para wanita itu beralih padanya.

"Ini pacar, Om?" tanya Pearly blak-blakan, matanya memicing pada wanita berbaju ketat itu yang turut membalas tatapannya dengan tajam. Lantas manik Pearly turun ke dadanya, ia menemukan tanda nama wanita itu di sana. "Ellen Luziana."

Gara terkekeh, ia tahu apa yang tengah dirasakan Pearly sekarang ini. "Bukan, mereka karyawan saya."

"Eum, maaf Pak. Anak ini siapanya Bapak?" tanya Ellen.

"Dia calon---"

"Istrinya!" potong Pearly sedikit membentak. Lantas semua tatapan karyawan yang berada di sana langsung tertuju padanya.

Mata Ellen membelalak kaget, begitupun dengan yang lain. Gara mengedip beberapa kali saat Pearly mengatakan bahwa gadis itu merupakan calon istrinya. Namun, tak berselang lama Gara mengangguk singkat saat menyadari mungkin saja Pearly mengatakan hal itu agar para wanita ini segera pergi dan tak lagi mengganggunya.

Cerdas. Begitu pikir Gara.

"Istri? Pak, apa yang dibilang anak ingusan ini benar?" Ellen berjengit tak terima, matanya beralih pada Gara untuk meminta klarifikasi.

Tidak mau memperpanjang masalah dan sudah sangat risih, akhirnya Gara mengangguk. Yang mana anggukan itu membuat hati para wanita yang berada di sana patah secara bersamaan, sementara itu Pearly membusungkan dada menebar senyum kemenangan.

"Enak aja ngatain aku ingusan! Tante kali, tuh, buktinya hidung Tante ada yang meler!" ucap Pearly sarkas sembari menunjuk ke arah hidung Ellen yang memang sedang flu.

Ellen buru-buru mengeluarkan tisu untuk menutupi hidungnya, lantas segera berlari dari sana sebab sudah terlanjur malu muka di hadapan bos-nya. Beberapa karyawan wanita lainnya pun pergi dari sana setelah melempar tatapan sinis pada Pearly.

Setelahnya Pearly merasa canggung, ia buru-buru melepas pelukannya pada lengan Gara, tetapi langsung ditahan oleh pria itu.

"Terus peluk saya seperti ini sampai kita tiba di ruangan pribadi saya ya, Pie? Saya menyukai ucapan kamu yang mengatakan jika kamu adalah calon istri saya. Karena dengan begitu tidak ada lagi yang menggoda saya untuk kedepannya."

Pearly tertegun mendengarnya, lantas ia melempar senyum termanis pada Gara sebelum mereka kembali berjalan memecah para hati yang sedang patah itu.

Tiba di ruangan pribadi Gara, pemandangan yang pertama kali Pearly lihat adalah sosok wanita dengan dress minim bahan berwarna merah maroon duduk di sofa. Kedatangan mereka membuat wanita itu beranjak, lalu tanpa permisi bersalaman wajah dengan Gara sembari berjabat tangan.

Pearly yang masih memeluk lengan Gara memicing sebal pada wanita yang tak memiliki adab itu. Maniknya berpindah pada Gara, hatinya semakin panas kala melihat Gara yang diam saja saat sisi wajah kanan dan kirinya ditempeli wajah wanita itu.

"Hai, Sayang! Anak ini siapa, ya?" tanyanya sembari menatap Pearly di sisi Gara.

"Aku calon istri Om Gara!" jawab Pearly lancang.

TAKEN YOUR DADDY [TERBIT]Onde histórias criam vida. Descubra agora