14 | Cupcakes

Start bij het begin
                                    

"Kayaknya awal tahun aja, Pa."

"Hmm, masih semingguan lagi berarti ya?"

"Iya, aku masih pengen jalan-jalan." Walau sebenarnya, alasanku itu tidak pernah benar-benar terlaksana. "Seru di sini tuh, Pa. Apalagi kalau musim dingin kayak sekarang."

"Awas flu sayang."

"Nggak akan, aku kan punya Han Seungri."

Aku yakin Papa pasti sedang menahan diri untuk mengumpat sekarang. Terdengar jelas dia mendengus keras-keras. "Halah, jangan pacaran terus. Kalau berani, ajak sini ketemu Papa."

"Ngapain deh?"

"Lamar kamu lah, buktiin keseriusannya."

Aku meringis detik itu juga. Bagaimana bisa Papa dan Han Seungri bisa sepemikiran?! Atau aku yang terlalu berambisi jadi independent woman?

"Kamu masih rutin ke gereja gak sih, Tar?"

"Hah?"

"Kamu, masih sering berdoa gak?"

"..."

"Pasti nggak, kan?"

"Hehe..."

"Anak ini, ini kalau Mama tahu, abis loh kamu kena semprot."

"Ya makanya jangan sampai Mama tau..."

"Nggak bisa, orang Mama di samping Papa sekarang, ini juga lagi mode loudspeaker."

Shit!

"Bagus ya, mentang-mentang jauh dari orangtua, kamu bisa jauh dari Tuhan juga."

Double shit! Itu suara Mama.

"Mama, aku juga jarangnya baru-baru ini kok. Pas sibuk mau lulus aja, gak ada waktu soalnya..."

"Enggak ada waktu apanya? Dengar ya, kalau sampai natal nanti kamu gak kirim foto lagi di gereja, Mama suruh Agam jemput kamu hari itu juga. Nggak ada pulang tahun depan!"

Triple shit...

"Nggak usah segitunya, Ma, biarin Tari jadi dirinya sendiri dulu. Sebelum nanti sibuk kerja kan—oh, iya Tar, Papa baru inget, kemarin Sandi ke rumah, nanyain kamu."

Aku yang saat itu sibuk menuangkan minyak seketika menoleh pada ponsel yang kusimpan di atas meja. "Sandi Raka Fauzi?"

"Iya."

"Ngapain?" Pasalnya dia adalah mantan kakak kelasku semasa SMA yang pernah aku tolak pernyataan cintanya. Long time no hear, kenapa dia tiba-tiba muncul lagi?

"Dia lihat foto wisuda kamu di Instagram katanya, kamu lulusan teknik kimia, kan, kebetulan perusahaan tempat dia kerja juga butuh karyawan di bidang itu. Kayaknya dia mau kamu kerja di sana deh."

"Dih, ogah."

"Tari."

"Nanti kalau dia deketin aku lagi gimana? Aku nggak mau kejadian itu terulang lagi. Mending cari kerja sendiri walaupun susah."

"Dia nggak akan, soalnya dia juga udah nikah. Kemarin ke sini bawa anaknya loh, lucu banget Tari."

"Nikah?!" Fakta apa lagi ini, Ya Tuhan...

"Iya. Dia pikir kamu udah pulang, makanya dia datang, tadinya mau diskusi langsung sama kamu. Dia tetap nunggu sampai kamu pulang, dan Papa harap kamu bakal nemuin dia nanti."

"Ck, yaudah. Aku tutup dulu ya, Pa, aku lagi masak soalnya."

"Iya, kamu jaga diri baik-baik di sana."

Cupcakes | JisungWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu