26 : WEDDING CONCEPT

2.5K 208 9
                                    

"Selamat datang, Bos!"

Ladit melangkahkan kaki masuk ke dalam bengkel. Rasanya sudah sangat lama ia tidak berlama-lama di bengkel melihat aktivitas menyenangkan yang sedari dulu menjadi impiannya. Yanto terkekeh garing melihat respon Ladit hanya menatapnya seraya menaikkan sebelah alis.

"Bokap gue ada kesini?"

"Ada, bang Panji sama cewek, Bos."

"Baguslah dia masih normal."

"Astagfirullah!"

Kemudian, Ladit menarik kursi tempat biasa dirinya duduk seraya membuka laptop yang tersedia di Master Repair.

"Mau kopi, bang?" tanya Yanto lagi.

Ladit menganggukkan kepala membuat Yanto mengkode agar Riko membuat kopinya membuat pria itu berdecak kecil.

"Gue mau beli makan siang, hari ini gajian, udah sana!"

Riko menjentikkan jemari, "oh iya ya."

"Yaudah sana buru bikinin bos kopi."

Riko manut dan pergi ke pantry, ia menyiapkan segelas kopi hitam tanpa gula untuk Ladit yang tengah fokus pada layar laptop yang menampilkan konsep pernikahan.

"Tiga cowok Bali itu temen ya, bang?"

Ladit mengiyakan, menggeser layar hingga menemukan kontak person untuk menghubungi Wedding Organizer.

"Terus sekarang kemana, bang?" tanya Riko lagi.

Ladit melirik salah satu anak buahnya itu, "udah pulang."

"Oh pantesan, kemarin yang namanya Jegal bantuin gue bang disini, gila sih, keren! Ternyata dia ngerti mesin."

Ladit terkekeh, ia juga sama mengakui kepandaian salah satu temannya itu. Hingga Yanto datang dengan plastik besar warna merah dan langsung di serbu karyawan lain untuk makan siang.

"Dit?"

Ketiganya menoleh saat mendengar suara seorang gadis.

Ladit tersenyum melihat siapa yang datang, mengusir Yanto dan Riko agar menjauh. Irene hanya tertawa ringan kemudian duduk di depan Ladit, menaruh dua box makan untuk mereka berdua.

"Kamu masak?" tanya Ladit menutup laptop di depannya setelah mengirim juga pada Irene untuk di rembukan.

"Tapi gak tau enak apa nggak."

"Gapapa, namanya juga belajar."

Ladit menggeser laptop ke depan Irene, memperlihatkannya beberapa konsep pelaminan lengkap dengan harga.

"Ini cakep, sayang."

Ladit tertegun sejenak, ia tidak salah dengar?

"Berapa?" tanya Irene lagi, ia menoleh karena Ladit tidak menanggapi responnya terhadap konsep pelaminan.

"Berapa?" tanya Irene lagi, ia menoleh karena Ladit tidak menanggapi responnya terhadap konsep pelaminan

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.
Ladit Panji SusenaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt