chapter 6

21 7 25
                                    


"Semua boleh Tuhan ambil, tapi tidak dengan kakak ku."

~Bulan~

*

Bel tanda pulang sudah terdengar seantero sekolah, Bulan dengan wajah malas nya mulai berjalan kearah parkiran sekolah, dia sedikit melihat sekitar dan tanpa sengaja mata nya bertubrukan dengan mata hitam legam milik Nabastala.

Naba dengan setumpuk buku nya sedikit terkejut ketika Bulan juga tengah menatapnya, niat hati hanya ingin memastikan Bulan keluar dari sekolah malah ketahuan sedang menatapnya, dengan rasa canggung Naba membalikkan badan dan segera kembali masuk ke area sekolah sedangkan Bulan menatap heran dengan siswa pintar kesayangan guru itu.

Bulan mulai bergerak menjalankan motor sport nya untuk keluar dari area sekolah, hampir setengah jam dia menghabiskan waktu di jalan sampai dia tiba di rumah besar berlantai dua dengan warna cat putih gading yang menambah kesan mewah pada rumah itu.

Bulan sedikit heran dengan rumah yang terlihat sepi, mata nya mengedar sampai dia menemukan mobil hitam mengkilat yang terparkir tak jauh dari tempatnya memberhentikan kendaraan beroda dua miliknya.

"Sialan!" umpatnya, dia segera bergerak kearah dalam rumah dengan sedikit berlari. Tak perduli jika helm kesayangannya terjatuh begitu saja di area teras, tujuan nya adalah lantai dua dimana kamar kakak nya berada.

Bulan terengah ketika sampai di lantai atas, tangan nya terkepal ketika melihat pintu kakak nya sedikit terbuka, dia segera membuka pintu itu dengan tergesa dan menatap nyalang kearah pria yang saat ini tengah berada di atas tubuh kakak nya.

Dengan amarah yang sudah menggebu, Bulan menerjang tubuh pria itu hingga tersungur tak lama Bulan menatap sekitar dan mendapatkan satu pot bunga kecil yang berada diatas nakas tepat di samping ranjang kakak nya.

Prang!!!

Suara benda pecah terdengar nyaring sehingga membuat pria itu begitu terkejut, dia menatap gadis di hadapannya dengan wajah yang begitu panik.

"Pergi atau mati." desis Bulan dengan wajah yang benar-benar memerah, amarah nya tersulut dengan tangan terkepal kuat.

Pria itu segera pergi dari sana dengan mengambil baju yang sempat dia lepas, Bulan mengikuti langkah pria itu sampai didaun pintu, mata nya menatap nyalang ke arah pria dewasa yang berada di ujung tangga.

Bulan berbalik dan menutup pintu tak lupa dia juga mengunci nya dengan rapat, mulai memejamkan mata dan mengatur nafas nya, dia tak bisa terlihat emosi di depan kakak nya.

Bulan berbalik dan menatap sosok kakak nya  yang tengah terduduk dengan bagian atas baju yang terlihat koyak, hati Bulan mencelos melihatnya.

Dia melangkah pelan dan bergerak ke arah lemari dan mulai menarik satu kaos berlengan panjang dari sana, dia menatap kakak nya sekilas dan mulai duduk di sisi ranjang. Memakaikan baju itu pada tubuh kakak nya dengan tangan bergetar hebat.

Setelah semua selesai, kakak nya menatap Bulan dengan pandangan lembut miliknya, mata coklat susu itu menatap Bulan dan mengangguk perlahan, mulai menggerakkan tangannya menyusun untaian kata yang dapat membuat Bulan sedikit lega.

"Kakak baik-baik saja, dia tak menyentuh Kakak."

Senyum manis itu terlukis sempurna di bibir merah kakak nya. Dia Lily sosok gadis berusia 20 tahun yang Bulan jaga dan lindungi, Tuhan boleh menghancurkan segala nya tapi tidak dengan kakak nya.

DALAM DIAM [ON GOING]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon