chapter 2

64 20 45
                                    


"Hidup itu tentang tujuan."

~L.N~

*


Nama nya Nabastala Nirwana, anak kecil yang ditolong Langit satu tahun yang lalu, pribadi yang pendiam dengan wajah yang begitu menenangkan membuat Langit memutuskan untuk memberinya nama Nabastala.

Entah apa yang terjadi dalam hidup anak sekecil itu, tapi yang Langit tangkap bahwa ada yang Nabastala sembunyikan di balik wajah polos dan enggan berbicara nya, sudah hampir dua tahun ini Langit dan Bunda nya merawat Naba tapi sampai saat ini mereka belum mendengar suara dari bocah kecil itu.

Langit melangkah mendekat ke arah Naba yang masih setia memperhatikan anak-anak yang sedang bermain dihalaman rumah nya.

"Bang, mau maen nggak?" tanya salah seorang anak dengan kaos hitam yang melekat membungkus tubuh kecilnya,  Langit hanya menggeleng pelan dan mulai duduk di samping Naba.

Langit Naranja, sosok pria remaja yang tahun ini menginjak usia 19 tahun tapi dia masih sekolah kelas 3 SMA. Dia tinggal bersama dengan Bunda nya di pinggir kota dengan halaman yang cukup luas, Ayah? Jangan tanya sosok itu pada Langit, jika kalian nekat bertanya maka Langit akan menjawab dengan tegas bahwa Ayah nya seorang Nahkoda yang lupa membawa kompas, dia terbawa arus dan tak kembali lagi.

Helaan nafas dari Langit membuat Naba, anak kecil berusia 12 tahun itu mendongkak menatap penolong hidupnya, mata bening nya mengerjap polos.

"lo tahu nggak Cil? Katanya kalau orang nggak ngomong-ngomong itu tanda nya dia bisu," gurau Langit.

"Terus juga katanya, kalau orang nggak berterima kasih sama orang yang udah nolongin dia, itu tanda nya orang itu mau dibuang lagi." Langit mulai mengeluarkan jurus menakuti Naba.

Entah sudah yang ke berapa kali Langit mengeluarkan skill jahilnya agar Naba mau mengeluarkan suara nya, dia bahkan pernah menaruh Naba diatas pohon agar anak kecil itu mau membuka suara dan meminta tolong, tapi hal itu nihil, malah Langit yang kena sapu terbang dari Bunda nya.

"Cuman 'Katanya'." Sela seseorang dari balik tubuh sepasang adik kakak ketemu gede itu.

Langit memutar bola mata nya malas ketika teman-teman nya berada di kediaman nya.

"Lo tuh, berhenti nakut-nakutin adek lo, kaya bocil tahu nggak?" ucap remaja tinggi dengan ikat kepala merah yang melikar di kepalanya.

"Iya anjir, kesian."

Langit mendengus mendengar ceramah dari teman-teman nya, dia hanya berusaha agar Naba membuka suara nya, tak mungkin Nabastala akan terus bungkam seperti ini.

"Kalian mau apa kesini?" tanya Langit ketika melihat pakaian kedua temannya yang sudah rapih.

"Maen lah, kita ke mall yuk, cari cewek gitu. Nyegerin mata." Ajak Hendra, cowok dengan ikat kepala yang melingkar sempurna.

Langit mulai memikirkan ajakan dari teman-temannya, sampai mata nya bergulir kearah Naba yang masih setia menatap beberapa teman sebaya nya yang masih main di depan rumah Langit.

"Boleh, tapi ajak bocil gue yah," saran Langit dan melihat kedua temannya.

"Ok dah." Putus Ridho dan diangguki oleh Hendra.

Langit masuk kedalam rumahnya dan mengambil kunci motor yang menggantung, "Bunda, Langit izin main!" Teriak Langit begitu menggelegar.

Dia mulai menaikan Naba keatas motor nya dan melirik kedua temannya.

"Anjir kita Boty nih." Celetuk Ridho ketika melihat mereka yang malah berdempetan.
(boty : bonceng tyga)

"Kagak, ini sampe depan doang, gue kesini jalan kaki, males anjir kalau harus jalan kaki ke rumah." Ucap Hendra yang memang jarak rumah nya hanya terhalang empat rumah dari rumah Langit.

"Buru anjir, nanti Bunda keburu keluar." ajak Langit ketika kedua temannya malah berdebat siapa yang didepan dan siapa yang di belakang.

Hendra mengalah, dia duduk di tengah dengan Langit yang mengendari motor matic hitam nya dan Ridho di belakang, Naba hanya bisa menampilkan wajah datar nya ketika Langit lagi dan lagi menjadikan dia sebagai percobaan seperti ini.

"Bunda, Langit bawa Naba main!" Teriak Langit ketika dia sudah berada di ambang gerbang rumah.

Riani segera keluar dari area dapur dengan celemek yang membungkus bagian depan tubuhnya, dia tentu terkejut ketika anak lelakinya mambawa serta Naba.

"Langit!" Teriak Riani tapi sudah terlambat, katiga remaja yang kompak tak naik kelas itu sudah menghilang.

Hendra benar-benar turun di depan rumah nya dan mulai mengeluarkan motor besar miliknya, dia memang teman Langit yang terbilang cukup berada, rumah nya bahkan dua lantai dan cukup besar, sedangkan Ridho dari kalangan biasa seperti Langit.

"Cil, pindah belakang." Perintah Langit tanpa beban, Naba menghela nafas lelah dan mulai melangkah pelan kearah belakang motor Abang nya ini.

Sekitar 20 menit mereka sampai di mall yang cukup besar di ibu kota, mulai turun dari kendaraan masing-masing dan bergaya sebagaimana remaja pada umumnya.

"Sebentar," cegah Hendra pada kedua temannya yang akan masuk kedalam mall.

Mereka kompak berhenti dan Hendra menunjuk bagian bawah Langit.

"Heh, onta, masa masuk mall mau pake sendal jepit." Protes Hendra.

"Ck, sewot amat, gue ganteng jadi nggak masalah," cuek Langit sambil berlalu masuk kedalam dengan tangan yang menggenggam tangan Naba erat.

Hendra hanya bisa mendengus samar, Langit memanglah cukup tampan dengan tubuh yang tinggi.

"Lo lelet banget Cil, gue gendong lah."
Setelah berkata seperti itu, tubuh kecil Naba melayang dan sudah berada dibalik punggung Langit, Naba benar-benar adik yang pasrah terhadap apa yang Abangnya lakukan.

Di belakang mereka berdua Hendra dan Ridho setia mengikuti langkah nya, mereka menebar pesona pria remaja yang telat beranjak dewasa.

Langit berhenti dan melihat beberapa mainan di depannya, mata nya jatuh pada beberapa bentuk hewan yang bisa berjalan dengan roda.

"Gue mau naik itu." Tunjuk Langit pada mainan didepannya.

"Gas!" Ucap kedua temannya.

Naba lagi dan lagi menghela nafas lelah ketika dia yang kecil tapi Tuhan malah membuat dia harus menjaga ketiga anak remaja didepannya, bayangkan yang main boneka berjalan itu bukanlah Naba melainkan ketiga sekawan antah berantah yang sering membuat ulah di tempat mereka tinggal.

"Anjir, ini seru!" Pekik Langit tanpa tahu malu.

Next nggak nih 😉

DALAM DIAM [ON GOING]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن