chapter 4

60 19 35
                                    

"kerjakan dan lakukan"

~N.N~

*

Beberapa tahun kemudian.....

"Sudah bangun ternyata," ucap seorang wanita dewasa dari ambang pintu seorang pemuda yang tampak rapih dengan seragam putih abu-abu yang membungkus sempurna tubuh tinggi tegap nya.

"Iya Bunda, tinggal pakai sepatu saja," ucap nya.

Sang Bunda hanya mengangguk singkat dan kembali kearah dapur, dia akan membuat nasi goreng untuk sarapan pagi ini.

Nabastala Nirwana, Naba begitu orang menyebutnya seorang pemuda tampan dengan bola mata bulat yang begitu bening, senyum manis yang selalu bertengker di bibir sedikit merahnya, pemuda baik dengan prestasi yang begitu memukau.

Sosok idola di sekolah dengan label Smart brained students, piala berjejer rapih di rak yang dia buat di sudut kamar, piagam penghargaan beserta beberapa mendali emas berjejer rapih.

Naba berdiri dari duduk nya dan melangkah kearah figura kecil yang dia simpan tepat di sebelah piala pertama nya, dia tersenyum samar dan mengambil tas nya. Mulai berjalan kearah dapur dan mendapati Bunda nya tengah sibuk dengan alat masaknya.

"Mau Naba bantuin, Bun?" tanya nya basa basi.

"Udah siap Tuan muda," gurau sang Bunda sambil tersenyum manis.

"Hari ini Naba pulang terlambat, ada pelatihan buat olimpiade Matematika,"

Riani hanya mengangguk singkat dan mulai membersihkan alat dapur nya yang kotor, Naba menatap punggung Bunda nya dengan sendu, ada lubang besar di hati keduanya yang tak dapat di ungkapkan dengan kata-kata, kepergian Langit berimbas buruk untuk dua orang asing yang harus terpaksa tinggal satu atap seperti mereka, dua orang asing yang di pertemukan Langit dan langsung ditinggalkan begitu saja.

"Naba berangkat," pamit Naba sambil mencium tangan Bunda nya, dia mulai melangkah kearah pintu dan mengeluarkan sepeda putih kesayangannya..

Menjalankan sepeda itu pelan kearah sekolah yang tak begitu jauh dari rumah nya, SMA Pelita, tempat Naba menimba ilmu selama hampir tiga tahun ini.

Tiinnnn!!!

Suara klakson dari motor besar membuat Naba sedikit terkejut, dia menengok dan mendapati seseorang yang selalu dia perhatikan secara diam melewati sepeda nya.

Naba kembali mengayuh sepeda nya kearah parkiran sepeda yang memang tersedia di sekolah nya, dia sedikit melirik kearah tempat parkir motor dan menatap gadisnya dalam diam seperti biasanya.

Gadis manis yang selalu membuat hati Naba berdetak lain, jantung nya seperti tersengat listrik bila terus memperhatikan gadis itu entah apa yang dia rasakan tapi Naba selalu menyukai detakan di dalam hatinya.

Bulan qiani gangamata, gadis yang berhasil mencuri perhatian Naba semenjak menginjakkan kaki di SMA Pelita. Gadis urakan pembuat onar, jika Naba siswa berprestasi dengan otak cerdas maka Bulan kebalikannya, dia gadis pembuat onar dengan otak bodoh nya.

Terlahir dari keluarga berada membuat pribadi Bulan menjadi semena-mena terhadap teman-teman nya.

"Hayo, liatin siapa?" Tegur salah satu teman Naba.

"Masih aja liatin si Bulan." Ucap teman yang satu nya.

Naba hanya tersenyum singkat dan mulai melangkah memasuki kawasan sekolah, Naba pribadi yang hangat dan mudah bergaul siapa saja pasti dapat melihat senyum hangat yang Naba berikan.

DALAM DIAM [ON GOING]Kde žijí příběhy. Začni objevovat