Keempat kakaknya kecilnya itu mengangguk dan kembali mengobrol santai.

Setelah mendapat kabar jika mansion Skelton diserang tadi malam. Pagi harinya para sahabat beserta anak-anaknya segera menuju mansion Leonzio untuk melihat situasinya.

Para anak-anak berkumpul di kamar Zia untuk memeriksa kondisi Ziana. Kamar yang di tempati Zia pun telah berpindah Karna zio tak ingin putrinya berada di ruangan yang menjadi tempat pembunuhan.

Seperti saat ini. Zia yang di berondong banyak pertanyaan dari para kakak kecilnya. Terutama Alex yang sedari tadi sudah menangis saking khawatirnya pada Zia.

Aziel pun tak melepas genggamannya pada tangan Zia bahkan tak henti memeriksa tubuh Zia, takut-takut jika ada luka yang tak terlihat.

Jordan dan samuel juga terlihat ricuh memborbardir Zia dengan segala pertanyaan dan kekhawatiran mereka.

Zia hanya tersenyum menerima semua kekhawatiran mereka. Ia menyadari jika para saudara angkatnya itu benar-benar peduli padanya.

••••••••••••

"Apa kau sudah mengetahui siapa dalang di balik ini semua?" Ucap Damian pada Leonzio

"Belum" lirih Zio dengan tatapan kosongnya

Ia merasa sangat tak berguna. Bagaimana mungkin dirinya mampu melindungi banyak keluarga dengan jasa keamanan miliknya. Namun untuk melindungi keluarganya sendiripun ia kesulitan.

Bagaimana mungkin ia mampu mendapatkan banyak informasi penting untuk orang lain. Namun, untuk mendapatkan informasi tentang pelaku di balik ini semua saja ia tak mampu. 

Zio benar-benar merasa tak berguna untuk keluarganya sendiri. Apa gunanya ia bisa melindungi orang lain. Namun, tak mampu melindungi keluarganya sendiri? Hal ini semakin membuat zio Kemabali terpuruk dalam kenangan lama.

Melihat keadaan Zio yang kembali tak beres, para sahabat-sahabatnya segera menyadarkannya.

"Kau tenang saja, kami akan membantu mencari" ucap Kevan sambil menepuk pelan bahu kawannya itu

Zio kembali tersadar dari lamunannya dan mengangguk kepada teman-temannya.

"Zio, sebenernya aku ingin mengatakan ini dari lama. Namun, aku tak memiliki bukti untuk mengatakannya" ucap Robert

Atensi keempat temannya tertuju kepada Robert dengan pandangan yang serius.

"Katakan. Apa itu?" Ucap Zio dingin

"Sebenernya aku curiga kepada Liliana" ucapnya pelan

"Istrimu?" Ucap Jonathan heran

Robert mengangguk singkat dan keempat temannya kembali terdiam dan berfikir.

"Apa yang membuatmu merasa demikian?" Tanya Damian

"Awalnya aku tak terlalu perduli pada kelakuannya. Kalian sendiri tau, apa yang membuat ku menikahinya" ucap Robert yang di angguki semuanya

"Namun, melihat tingkah lakunya akhir-akhir ini membuatku curiga. Terutama saat ia begitu murka ketika mendengar baby Zia di temukan dan kembali" terang Robert

"Tapi, bukankah dari dulu istrimu itu memang tidak menyukai baby dan maaf Aleena?" Ucap Jonathan canggung saat melihat tatapan Zio yang menjadi lebih dingin dan tajam

"Namun kecurigaan Robert bisa jadi benar. Melihat betapa obsesinya wanita itu kepada Zio. Kalian semua juga tau betapa gilanya wanita itu hingga membuat Robert tanpa sengaja masuk dalam jebakannya" ucap Damian serius

Ziana Second Life  Where stories live. Discover now