44. Tidak melewatkan sedikitpun

747 135 11
                                    

Rosie terbangun dari tidurnya. Sekitar jam 8 pagi dia bangun. Karena memang tidak bekerja dulu. Cuti 1 bulan diberikan oleh Jisoo untuk istirahat. Kasihan Rosie, meskipun luka itu kering sekalipun, pasti masih harus pemulihan total.

" Argh!" Rintihnya yang mencoba bergerak pelan untuk ke kamar mandi, melepas pakaian sendiri.

Sebelum Jennie yang membantu. Biar lukanya tidak terkena senggolan. Jangankan tangan, disenggol pakaian aja sakitnya luar biasa. Padahal sudah terlindungi oleh perban yang cukup tebal.

Singkat cerita, ada sekitar 2 jam kurang Rosie mandi dan memakai pakaian. Selama itu! Dia mencoba untuk sabar dan perlahan.

Lalu keluar dari kamar, membuka kulkas dan mengeluarkan makanan instan untuk dimasukkan ke dalam oven.

Dia makan daging. Ada soup yang dikirim Jennie malam kemarin. Dia mengatakan Rosie hanya perlu memanaskan paginya saat ingin makan.

Kekasihnya super perhatian. Hal kecil sekalipun dia paham dan peka untuk Rosie. Yaa, kesibukan Jennie lebih bertambah semenjak dia jadi direktur utama YG. Namun menyempatkan diri ke apartemen Rosie untuk mengantar makanan dan memeriksa keadaan nya.

" Pacarku jago masak. Jadi tidak heran kalau masakannya enak." Ucap Park sebari makan lahap dan menonton pertandingan NBA di komputernya.

•••

Skuter berlalu di area agensi. Jennie malas jalan. Jadi dia membeli skuter hari itu juga. Magernya kebangetan.

" Annyeonghaseo Sajangnim." Sapa para trainee saat Jennie keluar dari lift.

" Hai~" Senyum Jennie.

Mereka nahan cengiran. Ngeliat Sajangnim memakai skuter di area agensi.

" Aku selesai jam 12 kan?" Tanya Jennie pada asistennya.

" Yaa Sajangnim."

" Kalau begitu aku mau pulang."

Jennie berputar. Dia hampir menabrak tong sampah di sudut ruangan. Tapi segera asistennya menahan dan menarik skuter itu mundur lagi.

" Yaaaaa~~~~~!" Seru Jennie yang balapan dengan asistennya menuju lift.

Dia seperti itu. Umurnya saja yang tua, sikapnya masih kecil. Mungkin jika Jennie di depan Rosie seperti itu, dia akan selalu di ejek.

" Rosie sudah bangun sejak jam 8." Kata Alison sambil membuka pintu belakang untuk Jennie.

" Aku mau pulang dulu baru ke rumah Rosie. Nanti aku berangkat sendiri." Jelas Jennie buat Alison mengangguk sambil ikut masuk mobil untuk pergi pulang dari agensi.

Urusan Jennie kelar lebih cepat. Kemarin, dia rela lembur sampai subuh jam 3. Demi menyempatkan diri untuk Rosie, Jennie tidak tidur lagi. Tapi enaknya hari ini, dia cepat pulang. Jadi bisa ke rumah Rosie dari sore.

Mobil BMW itu masuk ke area apartemen. Jennie memarkirkan mobilnya di beberapa impitan mobil penghuni apartemen ini. Diapun keluar dari sana, menenteng tas kecilnya sambil jalan leha-leha masuk ke dalam lift basement menuju lantai atas.

Sesampainya disana, Jennie sempat berhenti. Dia noleh ke belakang karena merasa ada orang yang ngikutin dan mantau. Akhirnya Jennie termundur dua langkah dan berbalik badan. Dia jalan cepat ke lorong kanan dan lari untuk melihat siapa yang ngikutin.

" Mwoya!?" Tanya Jennie. Langsung menarik pintu gudang terbuka dan menemukan seorang pria disana dengan kamera dan label dispatch terpampang jelas.

" Ya! Palli!" Panggil Jennie dengan jari telunjuk dan wajah kesalnya.

Critical Love ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat