05

328 14 0
                                    


⚠️ Warning typo



Di pagi hari yang cerah, kedua pasangan yang akan menjadi orang tua kini sedang cuddling diatas ranjang. Walaupun matahari sudah naik cukup tinggi tak membuat mereka untuk beranjak dari ranjang.

"Mas, sayang aku gak?" Tanya Seonghwa sambil mendongak menatap wajah tampan sang suami. Kini ia sedang berbaring di lengan Hongjoong.

"Sayang, dek." Jawab Hongjoong singkat, tangannya tak berhenti mengelus surai lembut istrinya.

"Mas, cinta sama aku?"

"Cinta, dek"

"Mas senang gak nikah sama adek?" Hongjoong yang kembali mengantuk hanya membalas pertanyaan Seonghwa dengan anggukan dan gumaman saja.

"Ish. Jawab dong, mas. Mas gak seneng ya?"

"Seneng, dek. Kenapa nanya-nanya terus dari tadi, hm? Kamu lagi overthinking ya?" Seonghwa hanya mengangguk atas pertanyaan Hongjoong.

"Kenapa sayang? Overthinking karena apa?"

"Aku jelek gak mas? Akhir-akhir ini, aku merasa tidak percaya diri. Lihatlah aku, badan aku membengkak dimana-mana. Tidak di wajah, bahkan kakiku membengkak. Mas jangan bosan sama aku ya? Karena adek tuh udah jatuh cinta banget sama mas." Ungkap Seonghwa

Beberapa hari ini, Seonghwa sering melihat berita tentang perceraian, dengan alasan sang suami sudah jenuhlah, istrinya berubah, bahkan yang lebih parahnya hanya karena sang istri terlalu sering meminta uang pada suaminya.

Ia kan jadi overthinking, apalagi saat hamil ia sering merepotkan Hongjoong dengan meminta ini itu. Tubuhnya semakin berubah, dan Seonghwa menjadi jarang merawat wajahnya karena malas, dan takut bahan-bahan dari produk kecantikan akan berefek pada kehamilannya.

Tawa Hongjoong tak tertahankan saat mendengar keluhan Seonghwa, membuat Seonghwa cemberut mendapati reaksi seperti itu dari suaminya. Padahal ia sedang serius saat ini.

"Hahah... Astaga sayang! Hahahh... Dari mana pemikiran jelek seperti itu?-

Dengar Seonghwa, sayang ku. Aku menikahimu bukan hanya untuk menikmati penampilanmu, sayang. Kau cantik, kau sempurna. Aku tak pernah melihat seseorang seindahmu Seonghwa. Saat ini mungkin beberapa bagian tubuhmu berubah, itu karena kamu sedang mengandung benih cinta kita, sayang. Aku merasa bersyukur dan berterima kasih karena kamu menerima perjodohan kita. Karena aku dapat melewati setiap hal yang ku lalui bersamamu Seonghwa.

Seonghwa. Mungkin aku tidak pandai mengungkapkan perasaanku, mungkin aku tidak romantis. Dan bahkan aku jauh dari kata sempurna sebagai suami mu. Tapi sayang, yang perlu kamu ketahui adalah bahwa setiap detiknya cintaku terus bertambah. Aku sangat mencintaimu. Percayalah sayang."

Pernyataan yang begitu panjang dari Hongjoong membuat Seonghwa terharu. Ia tak lagi merasakan ketidak percayaan pada dirinya. Walaupun masih ada, yaaa hanya sedikit saja yang tersisa.

Ia semakin mengeratkan pelukannya. Dan membenamkan wajahnya pada dada Hongjoong, membuat Hongjoong tersenyum dan mencium pucuk kepala Seonghwa.

Momen mengharukan tersebut harus berhenti saat perut Seonghwa berbunyi.

"Ah! Itu dedeknya yang lapar. Bukan aku." Seonghwa memerah karen malu. Gara-gara perutnya acara berpelukan dengan Hongjoong harus dihentikan.

Hongjoong menahan senyumannya saat melihat Seonghwa yang begitu gelagapan.

"Baiklah baiklah. Ayo kita sarapan dulu. Mas juga sedikit lapar."




Disaat keduanya sedang sarapan, tiba-tiba bel rumah berbunyi.

"Biar mas aja, kamu lanjutin aja makannya."

Tap
Tap
Tap

Cklek

"Loh? Mom?"

"Hello my son~"

Wahh! Hongjoong terkejut mendapati kehadiran sang mommy yang kini sedang cengengesan di depannya.

Tanpa pemberitahuan apapun Momnya sudah disini sekarang? Jelas ia terkejut, karena biasanya kalau orangtuanya mau berkunjung pasti nelpon dia dulu.

"Dad mana, Mom?"

"Ini Mommy gak dipersilahkan dulu gitu? Biar kita talking talking manja di dalam aja? Mommy juga udah kangen begete sama menantu mommy."

Hongjoong tertawa pelan sambil menggaruk belakang kepalanya mendengar perkataan mommy nya itu.

"Hehe...masuk dulu, Mom."

Hongjoong pun mempersilahkan mommy nya masuk. Seonghwa yang sudah sarapan dan kini bersantai di ruang tamu kaget melihat mommy berjalan kearahnya, tak lupa dengan paperbag di tangan kanannya.

"Sayangku~ apa kabar?" Tanya mommy Hongjoong memeluk Seonghwa dan menepuk-nepuk pucuk kepala Seonghwa dengan pelan.

"Ah- Seonghwa baik, mommy kok gak kabarin mau kesini. Seonghwa gak siapin apa-apa nih."

"Hahah...gak apa-apa sayang, mommy kesini karena udah kangen banget sama kalian."

Hongjoong yang melihat interaksi mertua dan menantu itu hanya menggeleng kepalanya, apakah ia tidak di anggap disini? Dan kenapa mommy nya hanya menanyakan kabar istrinya saja?

"Mommy gimana sih? Kabar anak sendiri gak ditanya gitu?"

"Loh? Kamu kenapa berdiri disitu? Buat teh sana buat mommy, gak sopan kamu. Tamu gak dihidangkan apa-apa." Seonghwa tertawa mendengar perkataan mertuanya ini, dan liatlah raut wajah suaminya itu yang kini sudah masam.

"Hahah...Mas sini! Biar aku aja, kamu ngobrol aja sama mommy."

"Gapapa dek, biar mas aja. Kamu jangan banyak gerak. Katanya kaki kamu lagi sakit kan? Udah biar mas aja."

Nyonya Kim yang melihat kedua pasangan didepannya ini hanya tersenyum. Aww anaknya bisa bersikap manis juga ternyata.

Selesai dengan teh buatannya, Hongjoong kini duduk disamping istrinya.

"Joong, duduknya disana aja. Ini Mommy sempit nih. Lengket banget sama istrinya."

"Mommy aja yang duduk disana. Hongjoong mau manja-manja sama istri Hongjoong."

"Loh? Gak bisa dong. Kan duluan mommy,"

"Tapikan Hongjoong mau dekat-dekat sama istri Hongjoong, Mom"

"Seonghwa juga anak mommy, kamu aja yang pindah."

"Gak ma-

"Sudah-sudah, biar Seonghwa aja, mommy sama mas Hongjoong duduk aja di sini."

"Loh? Gak bisa dong dek, biar-

"Mas! kamu yang pindah atau aku yang pindah." Mendapat tatapan yang tajam dari Seonghwa, Hongjoong kicep. Dengan perlahan ia pindah dan duduk dikursi single.

Nyonya Kim yang melihat hal tersebut tertawa menang, apalagi saat melihat tatapan permusuhan dari anaknya.

"Nah kan, gini jadi luas." Ucap nyonya Kim.

"Oh iya, Dad mana mom? Tumben gak ngekor mommy."

"Mommy punya tujuan mengunjungi kalian hari ini. Daddy kamu berencana mau bangun perusahaan baru di Amerika. Karena mommy males ikut, jadi mommy bakalan nginap disini sampai daddy mu kembali."

Hongjoong yang mendengar perkataan mommy nya langsung lesu, mommy nya nginap? Bisa-bisa mommy nya akan selalu menganggu waktu berduaannya dengan Seonghwa.

Berbeda dengan perasaan galau Hongjoong, yang dirasakan Seonghwa adalah rasa senang. Karena ia bisa menghabiskan waktu dengan mommy Hongjoong. Karena sangat jarang mertua dan menantu ini bertemu.

"Beneran mom? Mommy bakalan nginap? Yeay... Seonghwa gak kesepian lagi kalau mas Joong kerja. Hehe..." Sepertinya rasa galau Hongjoong sedikit berkurang melihat istrinya senang dengan kehadiran mommy nya disini.

'huft...tidak apa-apa demi istri' batin Hongjoong.

Tbc.

HOME-Honghwa & MinyunWhere stories live. Discover now