03

326 17 0
                                    


Hongjoong kini sedang rapat dengan beberapa pekerja yang akan membangun sebuah hotel berbintang, ia ditugaskan untuk mengecek bahan-bahan yang akan digunakan nantinya dan juga mengawasi pekerjaan para pekerja.

Yaa...seperti itulah pekerjaannya sehari-hari. Memang tidak berat, namun ia tetap harus teliti dan melaporkan hasilnya setiap hari kepada ayahnya.

Apabila ada kesalahan maka dia lah yang harus menata ulang semuanya. Dan setiap harinya pula ia harus menyerahkan laporan lapangan kepada sang ayah.

Ketika rapat sedang berlangsung, tiba-tiba dering ponsel Hongjoong berbunyi menandakan ada yang menelponnya.

Setelah meminta izin untuk mengangkat panggilan, Hongjoong menjauh dari ruang rapat.

"Halo sayang? Ada apa?" Tanya Hongjoong dengan perasaan cemas, ia takut istrinya mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.

"Mas, shh..Maaf mengganggu pekerjaannya- shh, awhh...tapi dedeknya benar-benar sangat aktif-

tolong papa nasehati agar tetap tenang." Ucap Seonghwa dengan susah payah. Karena demi apapun anaknya kini sangat aktif, bergerak dan terus menendangnya.

Bahkan beberapa kali Seonghwa mengeluarkan urinenya sangking keras tendangan dari dalam perutnya ini.

"Astaga sayang?! Kamu tidak apa-apa? Apakah sangat sakit? Apa perlu mas pulang aja?" Hongjoong keliatan sangat panik saat mendengar rintihan istrinya.

"Mas, nanyanya satu-satu! Aku tidak apa-apa. Hanya tolong nasehati saja dedeknya"

Hongjoong mencoba menenangkan dirinya terlebih dahulu, kemudian memilih duduk di kursi terdekat disana. Ia masih dapat mendengar rintihan Seonghwa di seberang sana.

"Di loud speaker aja, dek. Mas mau nasehatin dedeknya. Kamu coba tenang dan di elus dedeknya ya," Mendengar ucapan lembut suaminya, Seonghwa mulai merilekskan tubuhnya, seraya tangan kanan ia gunakan untuk mengelus perutnya menenangkan sibuah hati.

"Dedek! Dengar papa sayang? Jangan nakal ya, dedek anak baik kan? Dengerin mama nya sayang. Papa lagi kerja gak bisa elus dedek, dengerin papa ya sayang! Dedek anak yang baik, kan?-

Kenapa aktif banget hm? Kasian atuh mamanya sampai kesakitan gitu, tenang ya dedek. Papa bentar lagi pulang kok, jangan repotin mama ya sayang!" Seonghwa terus mengelus perutnya, pergerakan sikecil mulai pelan dan tidak lagi menendangnya dengan brutal.

"Mas"

"Iya sayang? Masih aktif dedeknya?"

"Makasih mas, dedeknya udah tenang kok. Ini udah gak terlalu aktif kayak tadi. Benar-benar anak papa banget ya si dedek." Kekeh Seonghwa diakhir kalimat. Anaknya ini benar-benar tidak bisa jauh dari papanya.

Hongjoong menghela nafas lega, "Syukurlah dedeknya udah tenang."

"Mm...mas pulangnya masih lama?"

"Bentar lagi ya sayang. Mas bakalan pulang sebelum makan siang. Kamu istirahat aja, biar mas yang masak aja nanti."

"Eum...makasih mas, aku tutup ya."

"Iya sayang. Istirahat ya!"

"Iyaa. Semangat kerjanya suamiku~"

Tut-

Setelah mengatakan kalimat tersebut Seonghwa langsung mematikan teleponnya.

Hongjoong hanya terkekeh mendengar perkataan istrinya, yang menurutnya sangat manis. Karena Seonghwa jarang memanggilnya 'suamiku', paling mentok cuma manggil 'mas' aja.

Setelah menyelesaikan telepon, Hongjoong kini kembali melanjutkan rapat yang sempat terhenti tadi. Para pekerja memaklumi hal tersebut, karena bagaimana pun Hongjoong akan menjadi seorang ayah, dan ia harus tetap siaga disaat ada telepon dari istrinya.





12.54 wib

"Aku pulang!"

"Sayang?" Hongjoong mengamati sekitarnya, mengapa rumahnya terasa sangat sepi? Dimana istrinya?

Hanya ada satu tempat yang terpikirkan olehnya, kemudian ia menuju ke arah kamar-

Cklek

Di atas kasur terdapat Seonghwa yang sedang tertidur pulas. Hongjoong yang melihat sang istri sedang pulasnya tak tega membangunkannya, ia hanya mengelus pipi berisi Seonghwa dan membenarkan selimut nya, tak lupa pula ia mengecup singkat perut sang istri.

Setelahnya ia beranjak ingin mandi, karena seharian ini ia berada di luar dan itu benar-benar membuatnya berbau matahari.

Selesai dengan kegiatan mandinya, Hongjoong sebagai suami serta ayah siaga, segera membuat makan siang untuk sang istri.

Kini didapur ia sedang sibuk memotong sayuran untuk membuat sup. Walaupun ia tidak pandai memasak, tetapi entah mengapa Seonghwa sangat menyukai masakannya. Bahkan memuji masakan Hongjoong setara dengan chef.

Hongjoong yang mengingat pujian Seonghwa tersebut tiba-tiba merasa sangat semangat dalam memasak, hanya melihat sang istri bahagia dengan masakannya membuat Hongjoong juga ikut bahagia.

Sedang asik memasak tiba-tiba dari arah belakang Hongjoong mendapati tangan yang melingkar di perutnya. Dan terasa sedikit mengganjal diarah punggungnya karena perut Seonghwa menekan punggung Hongjoong.

"Kau sudah bangun, hm?"

"Eum...aku bangun saat mas lagi mandi, tapi karena masih ngantuk aku tidur lagi. Hehe" Hongjoong menggelengkan kepalanya mendengar perkataan istrinya.

Kemudian ia membalik kan tubuhnya dan mengecup bibir Seonghwa.

"Kenapa manis sekali sih istrinya mas Joong ini??" Seonghwa terkekeh mendengar perkataan Hongjoong.

"Mas masak apa?" Tanya Seonghwa sedikit mengintip dibalik tubuh suaminya.

"Oh! Hanya sup dengan potongan daging."

Seonghwa yang mendengar jawaban Hongjoong seketika berbinar. Wah! Daging? Rasanya air liur Seonghwa akan mengalir mendengar kata daging.

Semenjak hamil, dirinya memang sangat suka dengan daging. Apalagi kali ini masakan sang suami.

Melihat Seonghwa yang berbinar membuat Hongjoong tak bisa menahan tawanya.

"Ya tuhan, dek. Kamu benar-benar gemesin banget sih. Pengen tak gigit."

"Ih Mas! Jangan bilang aku gemes. Aku gak suka! Udah ah lanjutin masak. Aku mau nonton tv." Seonghwa membalikkan tubuhnya dan berjalan kearah ruang tv.

Hongjoong terkekeh melihat bagaimana Seonghwa mengerucutkan bibirnya dan langsung meninggalkannya di dapur.

Ah, apakah istrinya itu ngambek padanya? Padahal Hongjoong hanya memujinya. Apa yang salah?

Bagi Seonghwa kata 'gemes' memiliki arti gendut atau berisi. Jadi ia menjadi sedikit sensitif kalau menyangkut badannya.

Tbc...

Kritikan dan saran dipersilahkan.

Bagi yang umurnya masih dibawah 18thn, mending diskip aja ya adik-adikku. Karena cerita ini memiliki sedikit bumbu 'kedewasaan'.

Mohon bijak ya, sayang!!

HOME-Honghwa & MinyunWhere stories live. Discover now