07

336 17 0
                                    

⚠️ Warning typo!!!

Yunho sedih melihat sang anak yang biasanya aktif merangkak kesana kemari sekarang harus terbaring lemah di atas ranjang dengan plester penurun panas didahi sang anak.

Sudah 2 hari ini demam sang anak belum turun, yunho sudah membawanya ke dokter dan dokter hanya mengatakan hal itu normal, karena San sedang menumbuhkan gigi.

Yunho tidak bisa meninggalkan anaknya sendirian, karena dokter menyarankan agar San tidak ditinggalkan sendirian, karena demam tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh, salah satunya adalah otak.

Kini ia tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah, dari kemarin ia hanya berbaring disamping San. Sesekali jika San merengek ia akan membawanya mengelilingi rumah agar sang anak tidak bosan.

Untungnya ibu Mingi, yaitu mertuanya sangat pengertian. Beliau mengirim seorang asisten rumah tangga yang sangat kompeten. Awalnya mertuanya ingin membantu, namun karena hari ini adalah hari peringatan kematian kakek Mingi membuatnya tak bisa membantu menantunya itu.

Mingi tak dapat menghadiri acara peringatan tersebut, karena ia masih bertugas di kota seberang. Akhir-akhir ini ia mendapat pekerjaan tambahan yang membuatnya harus lembur dan berjauhan dengan keluarga. Di saat ada waktu ia akan melakukan panggilan video.

Mingi yang mendengar kabar bahwa sang anak sedang sakit, membuatnya sangat cemas dan gelisah. Ia ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya dan menemani anak dan istrinya. Untunglah Yunho sangat memahami bagaimana karakter suaminya itu, jadi untuk mengurangi rasa cemas sang suami, ia akan selalu mengirim video-video pendek berisi keseharian San dan juga dirinya. Walaupun kebanyakan video adalah tentang San yang mengingau atau San yang tidur dengan gaya menggemaskannya.

Yunho yang sedang fokus membalas pesan suaminya langsung menoleh saat mendengar rengekan dari San. Ia langsung mematikan ponselnya kemudian berbaring menyamping menghadap sang anak, dan dengan pelan Yunho menepuk-nepuk punggung San agar kembali tertidur nyenyak. Biasanya saat Yunho melakukan hal tersebut maka San akan langsung tertidur, namun kini San malah bergerak tidak nyaman kemudian disusul dengan tangisan.

"Stt...kenapa sayang? Gerah ya?" Yunho mengelap peluh dari dahi San, bahkan rambut sang anak menjadi lepek akibat keringat. Yunho kemudian bangkit dan mengambil baskom berisi air hangat yang sudah ia sediakan di samping ranjang, mengganti plester penurun panas dan dengan perlahan ia mengelap tubuh San.

Selesai melakukan hal tersebut, San tampak nyaman dan tidak menangis lagi. Ia membuka mata perlahan dan melihat bundanya. "ndaa...nana...ndaa..da" racau San dengan suara yang lemah. Yunho tidak tega melihatnya, ditambah kini mata San memerah dan berair.

"Kenapa nak? Haus ya anak bunda? Mau nen sayang?" Ucap Yunho sambil menenangkan San. Selama sakit nafsu makan San berkurang, dari yang bisanya ia menghabiskan 1 porsi bubur bayinya, kini hanya 2 suapan saja yang diterima sang anak. Kekhawatiran Yunho sedikit berkurang saat melihat bahwa San tetap semangat kalau nge-nen. Sebenarnya San merasa pahit saat memakan bubur bayi, namun saat nen rasanya tidak berubah.

San mengangguk saat ditawari nen oleh bundanya. Kini Yunho kembali berbaring menghadap ke arah san, dengan baju sebelah kanan ia singkap sehingga memudahkan anaknya.





Mingi sampai dikediamannya pada saat matahari belum terbit. Untunglah asisten rumah tangga yang dikirim oleh ibunya sedang memasak, jadi saat Mingi mengetuk pintu ada yang membukanya. Dia menyapa bibi May(Art) dengan ramah, bibi May sudah 20 tahun lebih mengabdi pada keluarganya, sehingga ia sudah akrab dengan semua anggota keluarga Mingi. Bahkan ia juga mengasuh Mingi dari kecil.

Selama 2 hari bergadang membuat tubuh Mingi remuk, dia langsung menuju kearah kamar. Membuka pintu dengan perlahan dan berjalan dengan cara mengendap-endap agar tidak menimbulkan suara yang dapat membangunkan kedua kesayangannya yang sedang pulas.

Ia berjalan kearah sang istri, terlihat Yunho sangat pulas, Mingi ingin tertawa melihat bagaimana mulut San yang masih aktif menyusui padahal ia tertidur. Mingi dengan perlahan memperbaiki cara tidur sang anak, kemudian memeriksa suhu tubuh San, sepertinya demam sang anak menurun. Yunho terbangun saat Mingi memperbaiki bajunya yang tersingkap.

"Oh? Maaf membangunkan mu, tidurlah lagi." Mingi mengusap kepala Yunho berharap Yunho kembali tidur. Yunho terkejut melihat sang suami sudah disini, bukankah pekerjaannya masih banyak?

Yunho bangkit dari tidurnya dan menoleh kesamping, melihat San masih nyenyak ia menghela nafas. Kemudian Yunho memeriksa suhu tubuh San, beruntung demam San sudah menurun. San juga tampak pulas, tidak seperti malam kemarin yang terus mengingau dalam tidurnya.

"Kenapa gak ngabarin kalau mau pulang?"

"Sengaja, biar surprise-in kalian."

"Hm...kamu pasti lelah, sudah makan Gi?"

"Sebelum pulang aku makan dulu tadi, badanku sangat lengket, aku akan mandi. Kamu lanjutkan saja tidurnya," Mingi tahu bahwa selama mengurus San, Yunho juga kurang istirahat, terlihat jelas sekali lingkaran hitam di bawah mata sang istri.

"Iya, maaf aku tidak menyiapkan air panas."

"Tidak apa sayang, kamu pasti lelah juga mengurus San sendirian, istirahatlah!" Setelah mengatakan hal tersebut, Mingi berjalan kearah kamar mandi, ia akan mandi terlebih dahulu dan lanjut tidur bersama anak dan istrinya.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya yang kemarin, ia diberikan libur selama seminggu full. Ia akan memanfaatkan hari liburnya dengan menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya ini.





Tbc....

Silahkan beri saran dan kritikannya ya!!!

HOME-Honghwa & MinyunWhere stories live. Discover now