02

386 16 0
                                    

Honghwa home-

"Dek! Ini dasi mas yang warna biru dongker mana sih? Kok mas cari gak ada?" Teriak Hongjoong dari kamarnya seraya tangannya ia gunakan untuk mengacak-acak isi lemari.

"Ada mas, di laci kedua loh, bagian kiri. Coba diteliti lagi liatnya." Sahut Seonghwa dari arah dapur.

Kini bumil satu ini lagi masak sarapan untuk dirinya dan juga suami. Yaa gak susah susah amatlah cuma nasi merah, ayam goreng sama rebusan wortel dan buncis.

"Gak ada sayang, udah mas cari ini. Tolong dong, bentar lagi mas mau rapat, dek." Hongjoong pasrah, ia tidak menemukan dasinya tersebut. Entah mengapa ia sangat ingin memakai dasi tersebut hari ini.

Akhirnya setelah menata semua makanan diatas meja, Seonghwa berjalan kearah kamarnya.

Betapa terkejutnya ia melihat keadaan kamar mereka cukul berantakan, benar-benar kapal pecah ini.

"Yaampun. MAS! Kok diberantakin semua gini sih? Capek aku-

Awas! Sana kamu sarapan, biar aku aja yang cariin." Seonghwa mulai membersihkan kekacauan itu dengan ngedumel, sungguh ia sangat jengkel dengan kelakuan suaminya itu, bukannya di cari dengan teliti malah berantakan gini, kan yang capek juga Seonghwa.

Tidak sampai 15 menit, kini dasi tersebut sudah ada dalam genggaman Seonghwa. Dengan perasaan kesal ia menghampiri suaminya itu.

"Yang ini bukan dasinya?"

"Loh? Iya yang ini. Cepet banget dek dapatnya, kok bisa?"

"Tau ah, males aku sama kamu mas. Udah dibilangin laci kedua sebelah kiri."

"Aduh, maaf deh. Maaf ya sayang ku, sini sini, duduk disamping mas, biar mas suapin kamu. Ayo!" Dengan patuh Seonghwa duduk disamping Hongjoong, ia menerima suapan dari sang suami.

Setelah keduanya sarapan, Seonghwa mengantar suaminya ke depan, sebelum berpamitan tidak lupa dengan adegan kissing dulu. Mulai dari kening, pipi, bibir dan yang terakhir perut Seonghwa yang sudah semakin bulat.

"Dedek baik-baik ya sama mama, papa kerja dulu buat beli baju dedek. Jangan nakal ya sayangnya papa." Hongjoong berbicara dengan anaknya sebelum berangkat kerja, hal ini sudah sepeti rutinitas sehari-harinya sebelum bekerja. Seonghwa yang melihatnya hanya tersenyum manis dan mengelus rambut suaminya yang kini mulai memanjang.

"Bye...bye... Papa semangat kerjanya,"

"Bye mama, love you sayangku."

Setelah berpamitan dengan istri dan anaknya, Hongjoong langsung tancap gas menuju perusahaan ayahnya, perusahaan turun temurun dari kakek buyutnya itu sekarang dipimpin oleh ayahnya, ia hanya menjabat sebagai direktur saja.

Ya... walaupun 70% perusahaan itu masih dikelola oleh ayahnya, Hongjoong hanya mendapatkan bagian untuk turun kelapangannya langsung, sedangkan urusan kantoran baru ayahnya yang urus. Mengapa demikian? Yaa karena tuan Kim masih sanggup untuk bekerja dan karena Honghwa pun masih terlabel 'pengantin baru', sebab itulah mengapa tuan Kim tidak memberatkan sang putra.





Minyun home-

"Mingi, ayo bangun...udah kesiangan loh kamu, gak kerja hari ini?" Tanya Yunho seraya mengguncang tubuh suaminya yang masih nyenyak dalam tidurnya.

"Engh...5 menit lagi, sayang,"

"Dari tadi loh 5 menit 5 menit, Mingi ini udah jam 10 sayang. Ayo bangun, San aja udah wangi ini, masa ayahnya masih ngebo sih. Cepetan Gi..."

Karena tak kunjung membuka matanya, hanya ada satu cara yang terpikirkan oleh Yunho, walaupun ada resikonya sih. Tapi ia harus mencoba cara ini.

"Oke..hitungan ketiga kamu belum bangun, aku bakalan bakar semua koleksi action figure anime kamu,

1..
2..-

"Iya!iya.. ini inii aku bangun sayangku," Mungi segera bangun dari tidurnya walaupun matanya masih saja terpejam.

"Kamu gak kerja?"

"Enggak, semalam kan udah lembur. Sekarang libur," Yunho hanya mengangguk saja mendengar jawaban suaminya.

Mingi belum beranjak dari ranjang, kemudian tanpa aba-aba ia langsung menarik tangan Yunho, dan menindihnya, "Siapa yang ngajarin ancam-ancam kaya tadi, hm? Udah berani sama suamimu, sayang?"

Yunho sudah menebak, hal ini pasti akan terjadi, "Salah sendiri kenapa gak bangun, kan ini udah siang Igi,"

"2 hari kedepan aku libur sayang, jadi boleh dong bangunnya telat."

"Iya boleh, tapi sarapannya jangan ditunda, Gi. Setelah sarapan boleh deh terserah kamu mau tiduran atau ngapain kek."

"Oke oke. Kali ini aku bebasin, tapi ada syaratnya sayang," Yunho mulai was was saat Mingi mulai mendekatkan wajahnya kearah leher Yunho. Oh, jangan lupakan tangannya kini mulai mengelus pinggang ramping sang istri dengan gerakan sensual.

"Minghh..emhh..." Yunho memejamkan matanya erat ketika nafas Mingi menerpa lehernya, "Akhh! Mingi" Kini leher yang semula mulus sudah terdapat kissmark dari suaminya itu.

Bugh

Bogeman cinta Mingi dapatkan tepat dikepalanya, "Awh! Sakit sayang"

"Lihat-lihat kalau ingin melakukan hal-hal dewasa, anakmu masih disini Mingi!" Mingi menoleh kearah kanan, dan terdapat San yang melihat kedua orangtuanya dengan tatapan yang polos seraya menepuk-nepuk tangan kecilnya.

"Astaga Song Mingi! Menyingkir dari tubuhku, mandilah"

"Iyaa iyaa"

Yunho sebenarnya juga tidak ingat ada sang anak disampingnya, ia baru melihat San saat tangan suaminya itu sampai ke putingnya, baru ia menyadari ada San disana. Kalau tidak menyadari anaknya juga ada di sana, bisa-bisa mereka melakukan siarang langsung dihadapan anaknya itu.

Selesai mandi, Mingi berjalan kearah dapur, dimana terdapat istrinya yang menata ulang makanan semalam yang sudah dihangatkan, jangan lupakan didalam gendongannya terdapat San yang kini memainkan kancing baju Yunho.

"Kamu makan dulu, setelah itu temenin San main, boleh yang?"

"Apasih yang enggak buat kamu. Lagian beberapa hari kemarin aku jarang main sama San"

Mingi mendekati keduanya, dan memberikan kecupan kecupan kecil di kening dan pipi anaknya. "Wangi banget sih anak ayah,"

Cup
Cup
Cup

"Udah ah, nanti nangis nih anaknya." Kelihatan sekali wajah San sudah memerah sangking kesalnya karena di cium-cium pipinya.

"Hahaha lucunya....mirip bundanya sih, kan ayah gemas," Yunho mendorong tubuh Mingi menjauh dari San, agar anaknya tidak menangis ulah ayahnya yang kini menguyel-uyel pipi San.

"Udah, sana makan dulu. Aku mau nyusuin San dulu, nanti gantian sama kamu,"

"Gantian nyusunya kan Yu😋?"

"Gantian jaga San nya, ayah!"

"Yah...rugi dong,"

"Udah ah, sana makan dulu!"

"Iyaa..iyaa"


Tbc...

Kritikan dan saran dipersilahkan.

HOME-Honghwa & MinyunWhere stories live. Discover now