6

9.5K 26 0
                                    


Drecon melakukan sekali lagi remasan pada kedua buah dada kencang Sessina, sebelum bangun dari posisi menindih.

Aksinya tentu mampu menciptakan lagi suara desahan seksi Sessina. Bahkan, terdengar lebih keras dibanding tadi.

Drecon lantas berguling ke samping. Berbaring telentang tepat di sebelah kiri Sessina. Jarak mereka tak cukup jauh.

Membuat perempuan itu dengan cepat dan mudah berada di atasnya. Duduki tepat perutnya. Namun, tak terasa berat karena tubuh Sessina terbilang kurus.

"Paman ...,"

"Umm? Ada apa, Sayang?" Drecon pun lekas memberikan tanggapannya.

"Paman kenapa tidak boleh? Aku bisa melakukannya. Kau tidak percaya?"

"Aku sudah banyak belajar. Aku yakin aku bisa memuaskanmu, Paman."

"Kau ingin lakukan apa, Sayang? Ingin menyentuh diriku yang lain di bawah sana?" goda Drecon dengan pertanyaan bernada nakalnya seraya mengedip.

"Apakah milikmu sudah bergairah? Aku rasa aku harus mengeceknya, Paman."

Sedetik kemudian, Drecon sudah dapati kedua tangan Sessina bergerak ke arah bokser yang dipakainya. Lalu, dilepas.

Gerakan sangat cepat sehingga Drecon sendiri tidak bisa tunjukkan reaksi guna mencegah Sessina melakukannya.

Namun, ketika perempuan itu hendak meraih celana dalamnya, bisa dicegah. Ditarik salah satu tangan Sessina.

Menyebabkan perempuan itu terjatuh di sebelahnya dalam posisi yang sedikit telungkup. Lalu, dengan segera diubah menjadi telentang. Ditindih lagi Sessina.

Namun tak bertahan lama dikarenakan terima dorongan keras di bagian bahu, menyebabkannya tidak bisa melawan.

Alhasil, terbaring kembali di kasur.

Dikira Sessina akan merayap lagi ke atas dirinya seperti tadi. Namun, perempuan itu hanya memeluknya dari samping.

Lalu, mereka mengadakan kontak mata yang lekat untuk satu sama lain. Bagi Drecon jelas momen yang intim.

"Kau benar-benar bau, Paman."

"Badanmu juga lengket. Kau harus cepat mandi. Bersihkan dirimu. Berubahlah jadi Paman yang tampan aku sukai."

Sessina sebenarnya malu sendiri dalam mendengar kalimat-kalimat godaannya untuk Drecon. Tapi, sudah telanjur ia lontarkan. Tak akan bisa ditarik lagi.

Kini, yang harus dilakukan siap terima reaksi Drecon. Pria itu memang hanya baru tunjukkan tawa cukup kencang.

Bukan berarti respons akan berhenti sampai di sana saja. Mungkin, Drecon akan menggodanya balik beberapa menit lagi. Tentu, harus tetap siaga.

Jujur, melihat Drecon tergelak dengan lepas membuatnya merinding. Bisa juga merasakan bagaimana kebahagiaan pria itu yang secara nyata.

"Baiklah, aku akan mandi dulu."

Belum ada lima detik setelah Drecon bangun, diraih salah satu lengan pria itu yang kekar. Memegangnya erat.

Otomatis, Drecon tidak jadi melakukan apa yang dikatakan. Malah memandang ke arahnya dengan tampang bingung.

"Aku mau mengubah penilaianku. Kau tidak bau, Paman. Aku suka kau yang berkeringat, seperti ini. Kau seksi."

"Jadi, mari kita bercinta dulu. Baru kita mandi bersama. Bagaimana, Paman?"

"Aku mau kau menyentuhku sekarang, Paman," bisik Sessina kembali tepat di bagian telinga kanan Drecon.

Dan, belum sempat diberikan ciuman, pria itu sudah lebih dulu menerjang bibirnya dengan cumbuan yang panas.

Lalu, dorongan dilakukan sehingga ia jadi berbaring tepat di bawah Drecon.

Ditengah ciuman mereka yang panas, disadari nyata saat pria itu melepaskan celana dan semua kain di bagian tubuh bawahnya. Ia akan dibuat telanjang.

Dan belum sampai semenit, dirasakan jelas sebuah benda keras nan besar di selubung hangatnya. Masuk dengan hentakan kuat yang mendesak.

Dalam sekali hujaman saja, dirinya pun telah bisa dipenuhi oleh Drecon.

Mulut mereka yang semakin membara saling melumat. Begitu juga akan lidah membelit satu sama lain, seirama pula dengan pergerakan pinggul mereka.

Percintaan panas pasti akan terjadi dan klimaks hebat untuk masing-masing pun akan mereka peroleh, seperti seks sebelum-sebelumnya yang dilakukan.

CERITA PANAS DEWASA II (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang