Bab 2 : Pertemuan Tak Terduga

22 7 1
                                    

Dalam keadaan gelap yang membingungkan, Énigme meluncur melalui lorong-lorong yang menggelap di Château d'Art, memanfaatkan setiap bayangan dan penjuru ruangan untuk menyembunyikan dirinya. Suara langkah-langkah cepat penjaga dan bisikan-bisikan cemas para tamu menciptakan latar belakang ketegangan yang semakin intens.

Énigme merasakan detak jantungnya yang berdegup kencang seiring dengan aliran darah yang memenuhi telinganya. Busana hitam yang melingkari tubuh kekar Énigme menjadi seperti bayangan di tengah kegelapan malam. Sehelai kain tipis menutupi wajahnya, memberinya penampilan misterius yang semakin diperkuat oleh topeng emas yang menutupi setengah wajahnya. Sementara lukisan bernilai ratusan juta dollar itu masih melekat di balik mantel yang menyatu dengan busananya.

Sementara Énigme menyusuri lorong-lorong tersembunyi, tiba-tiba terdengar langkah-langkah penjaga yang semakin dekat. Dengan sigap, Énigme menyelinap ke dalam ruangan yang gelap, menemukan tempat persembunyian yang belum terjamah. Cahaya bulan menyoroti rak-rak buku yang menghiasi dinding, menciptakan aura magis di dalam ruangan tersebut.

Di dalam ruangan penuh buku yang gelap itu, Énigme berusaha meredupkan bayangannya di antara rak-rak buku yang tinggi. Cahaya bulan yang temaram memainkan peran dalam menyembunyikan kehadirannya, sementara langkah-langkah penjaga semakin dekat.

Seorang wanita tanpa sengaja menemui tempat persembunyian Énigme, melangkah masuk dengan cermat. Sosok berambut cokelat yang mengalir lembut, menyatu dengan topeng emas yang dipakainya. Matanya yang tajam menyala dalam kegelapan, memancarkan kecerdasan dan keberanian. Tubuhnya terbungkus dalam gaun hitam elegan dengan pinggang rampingnya yang memunculkan pesona dan keanggunan seorang wanita yang tak tertahankan. Mata Énigme dan mata gadis itu bertemu di tengah-tengah susunan buku yang kuno. Keduanya berhadapan, saling menyelipkan di antara rahasia malam itu. Rasa ketidakpastian dan ketegangan melingkupi ruangan kecil tersebut.

Rak-rak buku memberikan ilusi ruang yang semakin sempit, ketika suara derap kaki penjaga semakin terdengar, tanpa pikir panjang gadis itu ikut bersembunyi di tempat yang sama, menyebabkan tubuh Énigme dan gadis itu hampir bersentuhan. Mata Énigme menangkap kilauan cerdas di mata gadis itu yang tajam, sedangkan gadis itu, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, membuat Énigme terpukau oleh keberaniannya. Rasa canggung dan tegang melayang di antara mereka, menciptakan atmosfer yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Di dalam persembunyian yang sempit itu, Énigme merasakan tarikan tak terduga, seperti magnetisme antara dua kekuatan yang berlawanan. Kedekatan tubuh mereka yang tak terelakkan menciptakan suasana yang penuh kegugupan. Énigme, yang terbiasa dengan ketenangan dan kesendirian, merasakan denyutan aneh dalam hatinya ketika dekat dengan gadis itu.

Langkah-langkah penjaga semakin mendekat, memecah keheningan malam di dalam ruangan penuh buku. Énigme dan gadis itu merasa ketegangan tumbuh seiring dengan setiap langkah yang semakin mendekat. Wajah gadis itu mencerminkan ketidakpastian, dan mata dibalik topeng emas itu menatap Énigme dengan cemas.

Tiba-tiba, ketika penjaga mulai meraba pintu ruangan itu, Énigme dapat merasakan detak jantungnya yang memburu, dan nafasnya yang cepat hampir terdengar di seluruh ruangan. Mata gadis itu melebar menyadari bahwa keberadaan Énigme yang hampir terbongkar dapat mengancam keselamatan mereka berdua.

Tanpa ragu, gadis itu merespons situasi darurat dengan sigap. Dia memperhatikan ekspresi Énigme yang tegang, dan dengan tangan rampingnya, gadis itu menutup mulut Énigme secara perlahan namun mantap. Pandangannya yang serius meminta Énigme untuk tetap tenang dan menjaga diam agar tidak terdengar oleh penjaga yang mulai memasuki ruangan.

Énigme, meskipun sedikit terkejut, segera memahami tindakan gadis itu. Dalam ketidakpastian malam itu, sentuhan tangan gadis itu memberikan rasa kenyamanan yang tak terduga. Walaupun mereka baru saja bertemu, tindakan itu menciptakan ikatan baru di antara mereka, seolah-olah mereka berdua telah menjadi sekutu tak terucapkan dalam malam yang penuh misteri.

Énigme : Le Voleur de Mémoire.Where stories live. Discover now